Sorry for typo...Alvin senang karena pada akhirnya bisa melanjutkan sekolahnya yang sempat berhenti. Raut wajahnya berseri-seri kala seragam SMA sudah melekat apik di tubuh rampingnya. Semua keperluan sekolah bahkan sudah disiapkan lengkap oleh Vincent dari jauh-jauh hari. Alvin hanya tinggal memakai barang-barang yang masih baru itu dengan hati berbunga.
Turun melewati tangga dengan semangat, menghampiri bundanya yang tengah memanggang dada ayam. Sebetulnya Alvin berniat membantu tapi julia melarang keras Alvin karena takut Alvin jadi berakhir bau dapur.
"Bunda perlu bantuan Alvin ngga?"
Ya, Alvin selalu mencoba menjadi anak yang berbakti pada orangtua. Setidaknya ia tidak mau di cap menjadi anak tiri yang hidup seenaknya dan tidak berguna."Boleh boleh. Bunda minta tolong isiin nasi ke kotak makan yang ada di lemari itu ya vin. Ada 6, ntar satu buat kamu juga."
"Okey siap bun."
Alvin mulai membuka rice cooker dan menyiduk nasi yang mengepul itu untuk memenuhi 6 buah kotak makan persegi dengan 3 tumpukan. Tumpukan pertama berisi nasi, tengah untuk lauk dan bagian paling atas untuk wadah potongan buah segar. Benar-benar bekal 4 sehat 5 sempurna.
🄰🄻🅅🄸🄽
"Ntar jemputnya jangan lama-lama kak."
Devran berpesan pada Steven sebelum mobil itu melaju kembali meninggalkan area depan sekolah.Alvin yang berdiri di belakang Devran tersenyum sendu. Menyembunyikan tangan kanannya yang tadi hendak bersalaman. Ia kira Steven akan menyaliminya juga, tapi ternyata malah tangan Steven beralih memegang kemudi sebelum akhirnya menutup jendela kaca mobil hingga rapat.
Tanpa menoleh ke arah Alvin, Devran sudah berjalan lebih dulu meninggalkan Alvin di belakangnya yang mengikuti langkah kaki devran dengan berjalan cepat.
"Dev, aku bingung."
Cicit Alvin yang mensejajarkan dirinya di samping Devran."Oo iya, Lo lurus terus, ntar di depan sana ada ruang kantor guru. Bilang aja lo murid baru, sorry gue ngga bisa nemenin."
Devran berucap begitu saja sebelum meninggalkan Alvin yang nampak malu karena menjadi pusat perhatian. Bahkan di depan koridor sana ada segerombolan anak laki-laki yang berpenampilan acak dengan seragam putih yang dilipat dibagian lengan dan 2 kancing baju atas yang sengaja dilepas memperlihatkan dada bidangnya.
Alvin merasa tertindas saat melewati komplotan anak-anak nakal ini, bibirnya sedikit tersenyum saat melewati mereka. Berusaha terlihat sopan terhadap anak-anak yang terlihat beringas.
"Ekhm. Anak baru lo?"
Alvin yang tadinya menunduk langsung mendongak untuk menatap seseorang yang tiba-tiba berdiri menghadang langkah kaki Alvin didepannya, memaksa Alvin untuk berhenti berjalan.
"Imut."
Bisiknya tepat di samping kepala Alvin.
Alvin yang tidak mau berurusan dengan anak-anak gadung ini langsung pergi begitu saja. Mencoba menulikan pendengarannya dari anak-anak jahil itu.
"NTAR PULANG BARENG ABANG YA DEK..."
Sial, bisa-bisa Alvin dikira homo jika dekat-dekat dengan anak-anak nakal itu. Hari pertama masuk sekolahnya malah terkesan buruk dan membuat Alvin tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN PARKER (END)
FanfictionFamily Brothership Alvin dan kesehariannya dengan keluarga Parker yang menganggapnya seperti bayi. "Cup cup cup. Udah ah nangisnya. Besok ayah beliin motor matic kalo adek nurut hm?" "Janji?" Tanya Alvin sembari mengelap air matanya menggunakan len...