39. Persiapan Menjelang

553 57 4
                                    

Sorry for typo...

"Mau kemana Vin?"

Vincent bertanya pada Alvin yang sudah rapi, lengkap dengan jaket baseball yang biasa Alvin kenakan saat keluar rumah.

"Mau keluar bentar yah."

"Ayah anter."

Alvin merutuki dirinya sendiri. Rencananya hari ini ia akan mengambil pesanan baju couple yang ia pesan beberapa hari lalu. Ia sudah dihubungi oleh pihak penjualnya jika pesanannya sudah siap lebih awal. Niatnya ia akan mengambilnya hari ini, berhubung ia juga sedang dirumah dan keadaannya memungkinkan untuk berpergian.

Tapi jika diantar oleh ayahnya, surprise yang ia siapkan tentu menjadi gagal. Niatnya ia akan membuat kejutan agar baju couple yang ia rancang jadi menarik, tapi ayahnya malah ingin mengantarnya pergi.

"Ngga perlu yah, Alvin bisa bawa motor sendiri."
Sepertinya Alvin sedang agak error. Bagaimana mungkin Vincent akan membiarkannya mengendarai motor sendiri jika Vincent saja tau bagaimana kondisi Alvin yang tidak menentu.

"Ayah antar atau tidak keluar sama sekali?"
Ucapnya dengan tegas, Alvin jadi tidak bisa menolak.











"Beneran disini? Ayah antar sampe ke rumahnya ya?"
Alvin menggeleng, menolak untuk ditemani.

"Ngga usah yah."
Alvin menolak kembali, tetapi Vincent tetap teguh pendirian.

"Ayah tunggu disini. Kalo adek lama, ntar ayah susulin. Tidak baik anak bayi pergi sendirian."

"Padahal aku bukan bayi."
Alvin merengut tidak suka. Tapi akhirnya menurut juga. Sepertinya rencana memberi surprise keluarganya tidak akan efektif karena pasti nanti ayahnya akan bertanya-tanya mengenai baju-baju yang Alvin bawa.

Alvin langsung berjalan masuk ke dalam gang, sesekali menoleh kebelakang karena malu jika ayahnya mengikuti. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke bangunan tua tempat pembuatan sablon dan Alvin segera masuk ke dalam.

"Selamat datang. Ada yang perlu kami bantu?"
Seorang lelaki muda dengan seragam karyawan menyambut Alvin.

"Begini mas, saya mau ambil pesanan baju atas nama Alvin."

"Oo, iya sebentar ya. Saya ambilkan dulu. Atas nama Alvin Parker, betul?"
Alvin mengangguk, merogoh saku untuk mengambil uang cash yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Ini kak bajunya. Boleh dicek terlebih dahulu."
Alvin mengangguk. Membuka plastik pembungkus dan mengambil salah satu baju untuk meneliti desainnya.

"Sudah betul mas. Terimakasih."
Alvin menyerahkan sejumlah uang tadi pada kasir dan Alvin langsung menerima nota pemesanan beserta uang kembaliannya.

"Terimakasih sudah order di tempat kami. Semoga hasilnya memuaskan ya kak. Ditunggu orderan selanjutnya."
Ucap salah satu pegawai wanita yang melayani bagian kasir. Alvin pun mengangguk dan membalas dengan tersenyum. Sebelum akhirnya keluar dan berniat pulang ke tempat Vincent menunggu.





🄰🄻🅅🄸🄽

Vincent masih menunggu di depan gang. Bersandar pada bagan mobil sambil sesekali melongok ke arah gang yang Alvin lewati.
Sangat disayangkan karena rupanya ponsel anaknya tertinggal di jok mobil, jadi Vincent tidak bisa menghubungi Alvin dari sini.

Tiba-tiba siluet anak kecil berlari menuju ke arahnya, bocah itu tampak ketakutan seperti dikejar-kejar hantu.

"Om, tolongin om. Ada penjahat, kakaknya, tolongin om!"

ALVIN PARKER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang