24. Kesialan Mahen

859 81 17
                                    

Sorry for typo...





"Mau kemana Vin? Tumben hari minggu udah mandi gasik?"

Tanya Rafiv yang kebetulan menjumpai Alvin ditempat rak sepatu, tampak sedang mengelap sepatu putih yang berdebu dengan kain lap basah. Alvin yang tidak menyadari kedatangan Rafiv sempat terkejut karena melihat badan tidak berbaju Rafiv yang terpampang amat kekar dan berotot dihadapannya. Membuat Alvin sedikit menyimpan rasa iri sesaat, mengingat tubuhnya yang kurus dengan otot kecilnya yang berkekuatan tidak seberapa jika dibanding dengan kakak-kakaknya yang lain.

"Eh, ini bang, mau jalan-jalan sama temen."

Jawab Alvin dengan senyum terpatri indah dibibirnya. Ngomong-ngomong Alvin belum meminta ijin pada orang rumah karena terlampau semangat.

"Sama temen apa temen dek? Hayolo, mau kencan kan?"

Alvin sempat melotot tidak terima, apalah kencan. Temen cewe saja cuma sekedar kenal. Mana mungkin ada yang mau sama Alvin yang sifatnya masih mirip bocah. Sedikit-dikit ngambek, nangis, ngerengek, yang ada malah cewenya yang akan menjadi sosok ibu seperti Icha.

"Sapa yang mau kencan Raf?"

Seseorang dari balik punggung Rafiv baru saja datang dengan mata masih setengah mengantuk, sesekali orang itu menguap lebar dan berjalan mendekat kearah Alvin dan Rafiv.

"Ini Alvin bang, katanya mau jalan-jalan."

Sahut Rafiv sambil menunjuk adiknya yang sibuk memakai sepatu yang sudah dibersihkan tadi.

"Alvin cuma mau jalan-jalan bareng bang Mahen."

Sahut Alvin cepat, sebelum kakaknya ini membuat candaan kencan. Lagipula Alvin masih sekolah.

"Masih pagi banget dek. Bang Mahen siapa lagi? Kakak kelas adek?"

Tanya Steven sambil berjongkok dihadapan Alvin dan mengusap kedua pipi adiknya lembut. Alvin yang mendapat perlakuan abangnya yang suka sentuh tanpa ijin itu hanya diam menikmati. Lagipula jika Alvin protes, tidak akan menghalangi abangnya ini untuk gemas-gemas padanya. Malah Steven akan semakin gencar mengganggunya.

"Adek wangi, abang jadi pengin cium."

Celetuk Steven dengan gamblang.

"Alvin kan udah mandi, ngga kayak bang Steven masih bau iler."

Jawab Alvin asal.

"Apa si dek, orang abang udah cuci muka pake sabun kok tadi. Udah wangi, sikat gigi pake sen*odent juga."

"Udah tua ye make sen*odent pasta giginya."

"Mencegah lebih baik daripada mengobati brother."














































🄰🄻🅅🄸🄽

Niat hati akan berduaan dengan Alvin seketika sirna. Harapan Mahen pupus saat melihat Alvin tidak sendirian saat menghampirinya. Seorang pemuda berbadan titan turut naik ke dalam mobil dan menyuruh Alvin untuk duduk berdua bersamanya, membiarkan Mahen nampak seperti supir dadakan dikursi depan. Huhu, Padahal Mahen sengaja dandan setampan mungkin dan memakai outfit terbaru berupa jaket kulit mahal yang kemarin baru saja datang dari luar negeri, semata-mata agar Alvin memujinya keren. Bahkan sebelumnya Mahen sempat ke salon untuk menata rambut yang biasanya bahkan jarang disisir.

Sia-sia sudah usahanya membuat penampilannya menjadi yang terbaik. Alvin malah asik sendiri dengan pemuda titan yang dikenal sebagai kakak kandungnya itu.

ALVIN PARKER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang