Sorry for typo...
Kegiatan kemah hari berikutnya begitu melelahkan, yaitu mencari jejak dan tentu ada banyak tantangan yang harus dilalui. Entah hanya perasaan Alvin saja atau memang sudah ketentuan rintangan yang ia lalui terkesan lebih di sulit dari anggota tim yang lain. Mulai dari saat estafet air hingga yang terakhir tangkap lele.
Alvin tentu saja tau saat panitia yang baru saja ia kenal dengan nama Galand itu selalu ikut berjaga tidak hanya pada satu pos, terkesan seperti mengikuti kelompok Alvin entah karena alasan apa.
Saat giliran kelompok Alvin yang akan meniti jembatan sungai kecil, lelaki yang Alvin tau bernama Galand itu terlebih dahulu melumuri bambu dengan lumpur yang basah, padahal sebelumnya juga bambunya sudah licin akibat terkena air dari kelompok lain.
Yang kedua, saat tantangan saling menggendong anggota kelompoknya di dalam sungai. Hanya panitia yang berhak menentukan anggota yang menggendong dan anggota yang digendong.
Tantangan kedua ini cukup menyusahkan bagi Alvin yang badannya memang jauh lebih kecil dari anggota kelompoknya yang lain. Fadli menggendong Hasan sedangkan Alvin menggendong Devran. Benar-benar tidak imbang, panitia yang menentukkan terkesan sengaja menyusahkan Alvin.Padahal saat kelompok yang lain, mereka begitu adil, yang punya badan lebih besar dan kuat diposisikan sebagai penggendong dan begitu sebaliknya, yang kecil yang digendong.
"Kak, saya boleh tukeran posisi ngga? ini masalahnya bobot saya lebih berat dari Alvin kak."
Mendengar pertanyaan dari Devran membuat Alvin tertegun, hati Alvin menghangat saat Devran secara tidak langsung sebenarnya mengkhawatirkannya.
"Ngga bisa dong. Kan udah dibilang dari awal, kalo udah ditentuin sama panitia ya ngga bisa ditolak."
"Tapi kan ini mumpung belum mulai mainnya kak. Ini ngga adil tau kak."
"Ngga bisa, ngga bisa. Ayo mulai sekarang, waktunya terbatas ini. masih banyak kelompok lain yang belum, harus cepat. Kami disini tidak menerima belas kasihan. Kalo mau mengadu pada guru silakan, tapi memang sudah begini konsekuensi ikut kegiatan ya. Kami hanya mengikuti sesuai ketentuan rapat."
Devran mendengus, Dasar kepala batu!
Sebenarnya Devran merasa tidak enak pada Alvin, secara kan memang Devran memiliki bobot 9 kilo lebih berat dari badan Alvin. Ya, tentu saja Devran sempat meragukan Alvin namun Alvin meyakinkan Devran melalui ucapannya jika Alvin bisa membawa Devran sampai ke garis finish.
"Gak papa vran. Alvin janji kita ngga bakal jatuh."
Ucapan Alvin entah kenapa terlihat meyakinkan, walaupun awalnya Devran sempat ragu pada ucapan Alvin, namun setelah ia sudah aman digendongan Alvin dan Alvin mulai membawanya berjalan ke depan tanpa masalah, Devran pun menjadi tenang.
Alvin sendiri awalnya tidak begitu yakin dengan kemampuannya. Tapi dengan kekuatan janji yang ia ucapkan pada Devran membuat Alvin berusaha keras berjalan melawan arus sungai dan menahan beban Devran dipunggungnya.
"Sorry ya, gue berat. Punggung lo pasti pegel."
Ujar Devran merasa bersalah. Ia memang tidak dekat dengan Alvin, tapi ia masih punya hati. Selama ini juga Devran merasa bingung dengan sikapnya sendiri pada Alvin yang cenderung dingin.
Mungkin saja Devran belum bisa menerima posisi anak bungsu keluarga Steven digantikan oleh Alvin. Walaupun ia sempat minta ingin punya adik sebelumnya."Devran tah minta maaf mulu dari tadi. Udah la yuk lanjut pos berikutnya."
Ajak Fadli pada anak kelompoknya. Mereka melangkah berurutan, Hasan, Fadli, Alvin dan Devran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN PARKER (END)
FanfictionFamily Brothership Alvin dan kesehariannya dengan keluarga Parker yang menganggapnya seperti bayi. "Cup cup cup. Udah ah nangisnya. Besok ayah beliin motor matic kalo adek nurut hm?" "Janji?" Tanya Alvin sembari mengelap air matanya menggunakan len...