Sorry for typo...
"Lo ngga papa kan Vin? Abang lo ngga ngapa-ngapain lo kan?"
Fahri dengan teliti memutar badan Alvin kekiri dan kanan, memeriksa setiap badan Alvin yang terlihat, tidak sampai membuka baju Alvin kok tenang saja. Bisa gawat jika aurat Alvin ternodai oleh mata mesum Fahri yang mendadak kumat.
"Kenapa si Ri? lo aneh ih, serem."
Ujar alvin sedikit merasa ngeri karena Fahri tampak aneh. Baru datang langsung memutar-mutar badan Alvin seperti menggeledah maling, Alvin kan jadi pusing.
"Lo kemarin kemana aja chil? Abang lo kemarin sampe dateng ke rumah gue tau ngga? Gue cuma pake kaus kutang lagi. Malu sumpah, apalagi abang lo nyeremin banget nanyanya. Gue jadi kaya kepergok nyulik anak orang, padahal mah engga."
"Aku ngga kemana-mana kok Ri, cuma main ke rumah temen lama aja si."
Alvin mulai membohongi Fahri, tapi bagaimanapun seorang Fahri tentu akan mempercayai Alvin begitu saja karena alvin sudah seperti sahabat yang dapat dipercaya.
"Harusnya bilang dulu la sama abangmu itu Vin. Biar ngga panik lagi kayak kemarin, gue juga ikutan panik pas denger lo ilang. Lagian lo juga malah ijinnya kerja kelompok, padahal ngga ada PR samsek. Hobi banget bikin orang ketar-ketir."
"Hehe, gue minta maaf ya Ri. Maaf banget karena gue suka ngerepotin."
"Hidih, kok jadi gitu? Kapan coba lo bikin gue repot? Ngga pernah tuh." Ujar Fahri dengan tatapan heran sambil merangkul bahu Alvin.
"Fahri mah, Kalo Alvin suka nyusahin bilang aja. Alvin kan emang suka bikin Fahri sama Icha repot."
Lagipula Fahri dan Icha sama sekali tidak merasa direpotkan oleh Alvin, malah Alvin sudah seperti penengah adu gulat diantara keduanya yang suka ribut. Tanpa adanya Alvin, maka Fahri dan Icha akan terus debat dan bertengkar. Keduanya sangat sulit dipisahkan jika sudah ribut. Hanya Alvin satu-satunya tokoh yang membuat keduanya menjadi akur dan tenang.
"Ikut taekwondo yuk kalian bertiga. Asik tau, lumayan juga latihannya. Ngga berat-berat amat kok."
Ajak Icha saat mereka berempat sedang berkumpul dikantin bersama Yuna.
Belum apa-apa Fahri sudah menggeleng brutal tidak mau, berbeda dengan Alvin dan Yuna yang nampak antusias dan penasaran pada ekskul fisik satu itu. Sepertinya seru dan menantang.
"Pengin ikut. Daftarnya gimana mam?"
Tanya Alvin dengan mata berbinar. Icha selaku ibu asuh Alvin disekolah pun mulai menjelaskan tentang ekskul olahraga satu itu. Mulai dari pemanasan, pelatihannya, kostumnya, hari latihannya, bahkan pelatih-pelatihnya pun Icha jelaskan sangat rinci.
Rupanya penjelasan panjang lebar Icha pun tidak sia-sia. Ketiga sahabatnya ini berakhir menyetujui ajakannya untuk mendaftar ekskul taekwondo.
Ternyata ekskul taekwondo cocok sekali untuk Alvin. Untuk ukuran tendangan pemula, Alvin sudah termasuk yang paling kuat. Bahkan jika disuruh untuk membalik jatuhkan badan Fahri sekarang pun Alvin sudah bisa melakukannya. Sepertinya Alvin memang berbakat dalam bidang olahraga, walaupun badannya termasuk mungil jika dibandingan anak-anak kelasnya, tapi skillnya tidak main-main, kemampuannya setara dengan ip man kecil.
"Huhu Alvin hebat banget sii..."
Puji Yuna setelah menonton Alvin yang berhasil membanting tubuh lawannya ke lantai. Baru pertama mencoba saja sudah jago, apalagi jika sudah sering berlatih, mungkin hulk pun akan kalah telak disleding kaki jenjang Alvin yang kecil itu.
Fahri bahkan meneguk ludahnya kasar setelah melihat Alvin tersenyum imut ke arahnya, untuk kali ini bukannya merasa gemas, Fahri malah takut disuruh maju kedepan untuk melawan Alvin. Fahri tidak berani, mentalnya sudah down lebih dulu melihat korban yang barusan melawan Alvin. Fahri takut patah tulang, masih terekam jelas suara tulang lelaki tadi yang terdengar seperti retak saat jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN PARKER (END)
FanfictionFamily Brothership Alvin dan kesehariannya dengan keluarga Parker yang menganggapnya seperti bayi. "Cup cup cup. Udah ah nangisnya. Besok ayah beliin motor matic kalo adek nurut hm?" "Janji?" Tanya Alvin sembari mengelap air matanya menggunakan len...