32. Semakin Takut

829 72 8
                                    

Sorry for typo...




"Permisi tante. Saya Mahen dan ini Alex, kami mau menjenguk Alvin."

Julia yang akan keluar membuang sampah bekas anak-anaknya makan disambut oleh kedatangan dua pemuda tampan dari depan ruang rawat.

Dengan senyum ramah pun Julia menyuruh mereka untuk masuk saja ke dalam.

"Alvin didalam. Mungkin agak sensitif karena kepalanya sedang sakit."

Kedua remaja jangkung itu mengangguk.

"Masuk saja. Tante mau keluar sebentar, tolong jaga Alvin dulu ya."

Ujar Julia sambil membukakan pintu ruang rawat anaknya untuk mereka.

"Makasi tan."

Julia mengangguk dan berlalu meninggalkan mereka.











"Alviiin, pa kabar?"

Mahen menarik kursi kecil disamping ranjang untuk ia duduki.

"Bang?"

Alvin yang tadinya ingin memejamkan mata langsung tertahan karena kedatangan Mahen dan Alex. Keduanya nampak begitu khawatir dan hal itu membuat Alvin tidak jadi mengantuk dan memilih untuk duduk.

"Eh, tiduran aja dek. Kepalanya sakit kan?"

Alvin menggeleng. "Tadi udah minum obat."

"Udah mendingan berarti?"

"Uhm."
Alvin membalas dengan gumaman. Menikmati dengan mata terpejam saat Mahen memberinya usapan lembut didahinya, membuat Alvin mengantuk.

"Kalo ngantuk tidur aja dek. Biar cepet sembuh."

Ujar Alex yang mengusap-usap lengan Alvin yang terbebas dari infus. Menyalurkan rasa nyaman untuk mengantarkan Alvin ke alam mimpi. Tapi bocah satu ini malah menolak keras.

"Ntar kalo Alvin tidur, abang pada pulang."
Ujar Alvin dengan tatapan sayunya yang hampir menutup karena tidak mampu menahan kantuk setelah meminum obat beberapa menit yang lalu.

"Engga, ntar abang tungguin disini deh sampe bangun."

Ujar Mahen. Alex ikut menyetujui saran kakaknya.

"Emang gapapa?"

"Iya gapapa. Lagian juga kita niatnya mau nginep disini kok, mau nemenin dede bayi yang lagi sakit."

Alvin hanya terkekeh pelan sebelum kedua matanya memejam rapat. Efek obat yang ia minum rupanya sudah bereaksi.
















Tidak menyangka, jika Alvin akan tidur selama itu. Tidur sampai pagi menjelang dan tepat pukul 6 pagi Alvin baru bangun dan kini anak itu malah muntah-muntah dikamar mandi. Vincent yang kebetulan belum berangkat kerja, membantu anaknya menuntaskan muntahan.

"Udah?"

Alvin hanya mengangguk saat ayahnya memberi pijatan lembut pada tengkuknya sambil menggunakan minyak angin.

Setelah menuntaskannya, Vincent menggendong anaknya menuju brankar dengan Julia yang membantu membawakan tiang infus sang anak.

"Bang Mahen?"

Tanya Alvin menatap sang ayah yang tengah memperbaiki selimut yang Alvin kenakan.

"Bunda suruh pulang dek. Katanya ntar kesini lagi kok. Bunda ngga tega liat mereka nunggu disini sambil duduk, jadi bunda suruh pulang pas malem tadi."

Alvin mengangguk. Tidak keberatan karena lagipula ia juga tidak mau menunjukkan sisi lemahnya pada Mahen dan Alex.

"Makan dulu yuk. Ayah suapin."

ALVIN PARKER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang