19. Anak Bandel

1K 96 9
                                    






"Waktunya periksa."

Alvin menoleh ke arah seorang dokter laki-laki berwajah tampan yang tengah membuka gorden jendela. Hari sudah pagi dan sinar matahari langsung menyorot seisi ruang rawat Alvin yang nampak sepi. Alvin juga baru saja bangun dari tidur nyenyaknya semalam.

"Masih sakit perut? Atau ada bagian lain yang sakit?"

"Lumayan."

"Kadang sakit kadang engga ya?"

"Hu um."

"Coba buka mulut dek."

"Aaa.."

"Hm, sudah lebih baik."
Ujar dokter setelah memeriksa bagian lidah Alvin yang tidak seputih kemarin. Tandanya sudah mulai membaik.

"Butuh sesuatu?"
Lanjut dokter sambil menempelkan stetoskop pada permukaan kulit perut Alvin, sampai Alvin tidak fokus pada pertanyaan dokter barusan karena merasa geli sekaligus dingin saat permukaan kulit perutnya bersentuhan langsung dengan stetoskop.

"Eh, geli ya dek?"
Tanya dokter setelah melihat bagaimana pasien imutnya ini menahan tawa.

Yang ditanya mengangguk lucu, membuat dokter Rafi reflek mengusap kepala Alvin gemas.
"Adek beneran udah SMA? tapi kok masih imut kaya anak SD ya."

"Aku udah SMA dok, ngga percayaan banget. Mau liat KTP Alvin?"

"Iya deh iya. Kan dokter cuma bilang adek imut."

Jujur saja Alvin masih tidak terima saat orang lain mengatainya imut apalagi mirip anak SD. Lain kali kalo mau kasih pujian mending bilang 'Alvin tampan' atau 'Alvin ganteng' atau kalo ngga bahasa inggrisnya tampanlah minimal. Alvin tuh paling suka dimirip-miripi dengan aktor songkang pemain My demon, walaupun vibesnya beda jauh karena Alvin lebih cocok dengan karakter donald duck yang lucu. Tapi jangan pernah sekali-kali bilang Alvin mirip bebek ya, karena bocah itu akan menangis dan mengadu pada sang ayah.

"Dokter mirip abangnya Alvin, tapi dokter kayaknya lebih tinggi deh."

"Lebih ganteng ngga?"
Tanya dokter Rafi penasaran, raut wajahnya tampak berharap diiyakan.

"Lebih ganteng abangnya Alvin."

"Huhu..."

Dokter Rafi membuat gesture sedih dramatis, mengusap-usap jas bagian depan dan menepuk-nepuk dadanya sendiri. Tadinya ia sudah yakin sekali jika anak sepolos Alvin ini akan memujinya secara berlebihan, namun ternyata perkiraannya salah. Steven tetap yang tertampan menurut Alvin.

"Tapi Dokter juga ganteng kok. Mirip oppa oppa korea."

Dasar bocah satu ini, tau saja bagaimana cara menghibur orang. Dokter Rafi pun mengeluarkan senyum lebar pepsodent nya karena bangga.

"Eh, tapi dokter lebih mirip sama dokter Rafi yang ada di Upin Ipin. Namanya juga sama hehe."

Bolehkah Rafi mengumpat? 

oh, tentu saja tidak boleh. Menjadi seorang dokter harus punya kesabaran ekstra agar jabatannya bertahan. Alhasil Rafi hanya tersenyum tipis dan mengusak rambut pasiennya dengan gemas walaupun dalam hati inginnya menjambak rambut orang.














Siangnya...

Kedua mata Alvin nampak berbinar begitu mendapati Julia mengunjunginya. Tangan kanan dan kiri Julia menenteng totebag berisi tumpukan kotak makanan yang terdiri dari berbagai jenis lauk.

"Kamu ini ya, ngga pernah berhenti bikin bunda khawatir."

Julia berujar sambil mencubit pipi Alvin gemas membuat senyum Alvin merekah lebih lebar.

ALVIN PARKER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang