Alex menarik pena dari telinganya, membuka catatan yang sudah kusut, dan siap mencoret. "Kue?" tanyanya.
"Ada!" jawab Charlotte.
"Vitamin?"
"Gak ketinggalan," ujar Grace.
"Buah-buahan?"
"Sudah siap!" Ben berseru.
"Madu?"
"Aman," jawab George.
"Kartu ucapan?"
"Hadir," ujar Kim.
Alex tersenyum dan mencoret lagi. "Hadiah pribadi?" Ia mendongak karena jawaban tak kunjung datang. Awalnya, teman-temannya saling pandang, lalu beralih ke menoleh ke kanan dan ke kiri dengan gesit.
"Mana Emma?" tanya Kim.
"Iya ada." Gadis itu muncul dari balik pohon besar di belakang mereka. Tangannya baru memasukkan ponsel ke dalam saku jaket. Rambut cokelat lurusnya diikat ke kedua sisi kepalanya, menampilkan gaya pigtails.
Kim tersenyum gemas melihat Emma, ia langsung ingat dengan hiasan rambut salah satu idol favoritnya.
"Mana kadonya?" tanya Alex, ia greget ingin mencoret bagian terakhir dalam daftar.
Emma mengambil satu boks besar berwarna abu tua berpita hitam dari bawah pohon. Hadiah dari Dumbledore's Army untuk Mr. Taylor hari ini.
"Sudah lengkap semuanya?" Charlotte kembali meyakinkan.
"Sudah," balas Ben. "Kita berangkat sekarang?"
"Tomorrow won't be any better," balas Alex. Mereka bersama-sama meninggalkan halaman depan rumah Ben yang penuh dengan tanaman bunga. Tak lupa mereka melambai pada ibu Ben yang sedang menyuapi makanan bayi kepada keponakan Ben yang bergerak-gerak girang di rodanya.
Kim menyetir. Emma mengirimkan lokasi lengkap rumah Mr. Taylor dari Paulina. Ben, yang tubuhnya paling tambun, duduk di sebelah Kim dan menoleh ke belakang. "Ih, keren kamu punya alamatnya," puji Ben pada Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ETHEREAL LEARN OF EMMA [COMPLETED]
RomanceWAKE ME UP WHEN I SLEEP 4. The Anderson family-more specifically their children-are known as siblings who are busy with their respective works. Even though they lived in the same large semi-palace house for many years, their warmth was indeed very s...