Thank You, Anderson

29 4 0
                                    

Tidak ada yang menyangka, kini rumah keluarga Anderson penuh dengan kehangatan. Meski beberapa bulan terakhir mereka harus melewati banyak badai yang menguji kekuatan dan hati mereka. Namun, dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi, ada kasih sayang Tuhan yang menyelimuti dan membimbing mereka. Sampai pada akhirnya, meja makan keluarga yang sudah lama hanya diisi dengan tiga orang saja selama beberapa bulan terakhir—Albert, Alex dan Emma—mulai penuh kembali. Kursi ketua Anderson yang berada paling depan dan menghadap ke seluruh kursi, telah resmi diduduki Miller lagi. Lelaki itu sengaja memakai sweater hitam turtleneck agar luka tali tambang di lehernya tidak menjadi sumber trigger bagi adik-adiknya.

Emma memandang ke atas meja di depannya, penuh dengan makanan enak khas Rusia buatan beberapa koki yang khusus Miller panggil ke rumah mereka untuk memasak makan malam yang spesial ini. Agatha sang asisten, Logan sang sopir, dan Ethan sang penjaga keamanan—juga diajak duduk di meja yang sama, sebab menghormati pengkhidmatan mereka pada keluarga Anderson yang sudah dilakukan semenjak Abraham dan Anna menikah. 

Emma kini menggerakkan kepalanya ke kiri dan menyapu pandangan sampai ke arah kanan. Ditatapnya satu persatu orang-orang yang ada di sana. Ia tidak menyangka situasi bisa langsung berubah membaik secepat ini. Ia sudah mencoba mencubit lengannya, dan ia tidak terbangun. Itu artinya, ini bukan mimpi yang selama ini ia nanti-nanti.

Miller, yang beberapa waktu lalu terbaring sakit dan penuh ketidakpastian, kini duduk di ruang tamu dengan senyuman yang kembali menghiasi wajahnya. Sudah lama sekali mereka tidak melihat Miller berwajah secerah itu. Kemarin, dia baru saja mencoba bunuh diri dan sempat kritis. Namun sekarang, Miller sudah lebih bugar selagi pemulihan mental dari Bibi Jade masih berjalan. Tuhanlah yang menyelamatkan Miller. Keluarga Anderson, karena Emma sudah memaafkannya, mereka semua pun mengampuni Miller. Mereka  menyambutnya dengan pelukan hangat dan penerimaan untuk kesekian kalinya. Simbol dari cinta yang tak tergoyahkan.

Di kursi sebelah Miller, ada Albert yang tak henti-hentinya mengobrol dengan kakaknya. Hanya tersisa sedikit lingkaran hitam di bawah matanya yang kini sudah mulai memudar. Baru saja kemarin Albert mengurus perceraian, dan beberapa minggu kemudian harus ekstra kelelahan karena mengurus banyak hal,  sekaligus memastikan pengobatan Emma dan situasi rumah baik-baik saja, kini ia sudah nampak lebih bebas dan jauh lebih tenang. Albert mulai me-recharge energinya dan menyusun kehidupannya sedikit demi sedikit.  Emma berharap ia selalu bahagia.

Alex, yang duduk di sebelah Emma, tengah bercerita pada Paulina di seberangnya tentang ia yang kini berhasil lulus seleksi menjadi anggota The Commission Discipline di sekolahnya. Tentu saja itu membawa kebanggaan tersendiri bagi keluarga. Prestasinya ini merupakan hasil dari ambisinya untuk mencoba hal baru, juga membuktikan pada Kim bahwa ia tidak selalu menjadi seorang 'golden retriever' yang tidak bisa memiliki pertahanan diri. Alex, ada rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan kepadanya untuk selalu bertahan dari badai di hidupnya. Ia sudah pernah melewati fase depresi dan tetap mampu menyampaikan humor-humor asyik yang membuat semua orang tertawa.

Emma memeluk bagian perut bawahnya, ia baru sadar sudah 4 minggu berlalu dan ia belum mendapati dirinya datang bulan lagi. Perutnya sekarang agak keram dan sedikit mulas, tapi ia menikmati sensasi itu. Ia juga sudah sembuh dari disfungsi ovariumnya dan mulai menganggap diri sendiri bisa tumbuh menjadi wanita yang normal dan menerima fitrahnya.

"Makan lagi, sayang." Mr. Taylor, yang duduk di  sisi Emma—mengisi bangku bekas Robert—mengunyah sambil tersenyum. Lelaki ini, aromanya sungguh maskulin dan membuat Emma mampu berlutut karena pesonanya.

"Iya, Mr. Art Himself." Emma menyahut dan membuat Mr. Taylor menyikutnya. Lelaki itu juga tampak bahagia sekali, sebab sebelum makan malam dimulai tadi, keluarga Anderson bertepuk tangan dan bersulang untuk kelulusan sidangnya tadi pagi. Gelar doktor ini adalah hasil dari dedikasi dan kerja keras yang tak terhingga, serta berkat dari Tuhan yang selalu menyertai langkahnya. Keluarga Anderson merayakan prestasinya dengan penuh suka cita, bersyukur atas pencapaian yang luar biasa ini. Ia merasa diterima dengan lapang dada oleh mereka semua.

THE ETHEREAL LEARN OF EMMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang