Hypnoteraphy

19 4 0
                                    

Author's Message :
It's free to read this part or not, 'cause there'll a psychological intervention process that explores the wounds in Emma's past. But if you want get to know her better and curious about how professional point of view can healing her trauma, just read till the end. Thank you and I'm waiting for your thoughts🤍









































































































🎨🎨🎨

Kehidupan berjalan begitu lambat. Mr. Taylor mengajar selama tiga kali dalam seminggu. Ia memegang kelas 11 dan kelas 12 sekaligus, dari pagi sampai sore. Itu semua cukup melelahkan karena kehadiran penyemangatnya di sekolah belum juga datang. Selain itu, program pembelajaran dari pusat pendidikan kota berdatangan, membuat tugas demi tugas Mr. Taylor sebagai ketua departemen seni semakin berat saja.

Ia belum menghubungi Emma lagi sejak dua hari yang lalu. Setiap hendak video call, selalu saja ada panggilan dari kolega kerja ataupun telepon dosen pembimbingnya yang membahas teknis sidang. Biasanya, ia selalu datang setiap hari Sabtu untuk menjenguk. Sudah hampir dua minggu ini mereka belum bertemu lagi di hari Sabtu, sebab pesanan lukisan kembali membludak. Percakapan di komunikasi online pun terasa sangat terbatas dan singkat-singkat. Ketika sampai rumah, ia bahkan tidak ingat lagi soal makan malam. Ia langsung ke kasur dan tidur sampai pagi datang kembali. Sehingga, kesibukan pekerjaan dan sulitnya mengatur waktu luang membuat Mr. Taylor belum berkabar apa-apa lagi pada gadis itu, pun Emma yang sepertinya lenyap dari pandangan.

Dua hari kemudian, pada hari Kamis yang mendung.

Mr. Taylor baru turun dari mobilnya dan menenteng tas kerja hitam khasnya. Satu hari lagi tanpa Emma. Ini sudah bulan kedua dan hampir ujian tengah semester, tapi gadis itu belum juga mengabari akan kembali ke sekolah. Seberapapun besarnya Mr. Taylor berharap, nampaknya keluarga Emma tetap pada pendiriannya untuk membiarkan Emma sekolah sendirian di dalam rumahnya yang sepi.

Ketika sampai di kantornya, Mr. Taylor dengan kepala yang penuh sebab memandang to do list pekerjaan yang menempel di papan tulis kecil.

Kenapa Emma juga tidak menghubungiku lagi? Mr. Taylor membuka ponsel barunya. Ya, ponsel baru—bekas, sebenarnya—juga nomor baru yang khusus ia gunakan untuk berkomunikasi dengan kekasihnya. Kalau tidak, ini akan sangat beresiko untuk ketahuan oleh orang-orang sekolah.

Wednesday,
03:00 a.m.

Saya mimpikan kamu.
Kamu baik-baik saja?


07:12 a.m.

Maaf baru menghubungi ya..
Lagi apa, cantik?

14:56 p.m.

Emma, jangan buat saya
khawatir dong. Balas pesan saya.

Thursday
06:00 a.m.

Saya berangkat kerja pagi ini,
tidak mau kasih semangat? 😀

THE ETHEREAL LEARN OF EMMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang