BAB.03

109 5 7
                                    

Anyyeong ❤️‍🔥❤️‍🔥

••

••

Sesampainya di apartemen, Elvian langsung memasuki kamarnya,dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran besar.

Tatanan serta kebersihan unit miliknya terlihat sangat rapi dan bersih, meskipun terbilang jarang di sambangi oleh sang pemilik, tapi ada seseorang yang di utus oleh Elvian , untuk membersihkan dan merapikan perabotan di sana.

Elvian memejamkan kedua matanya, kejadian di rumahnya tadi masih terlihat jelas di pikirannya.

Tangisan ibunya yang meraung-raung , memohon agar dirinya tidak pergi dari mansion, masih terlintas di kepalanya.

"Aku berhak menentukan pilihanku sendiri.." Elvian memantapkan dirinya sendiri untuk tidak goyah dengan pilihannya saat ini.

Pria itu bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah lemari,dia mengambil selembar handuk dari sana dan membawanya ke kamar mandi,dia butuh menjernihkan pikirannya.




Sasha  mendatangi kediaman sang kakak ,dia sudah tidak dapat menunda lagi untuk berbicara kepada sang kakak perihal yang terjadi antara dirinya dan sang kekasih, Elvian.

TOK .. TOK .. TOK ..

CEKLEK..

"Eh ada adek abang.." kata Ryan ketika mendapati sang adik berdiri menjulang di depan pintu.

"Sini masuk.."

Sasha mengekor sang kakak masuk ke unit apartemen.

"Xeon mana bang..?" Seru Sasha berbasa-basi.

"Lagi di mandiin sama Mamanya.." sahut Ryan.

Pria itu mendaratkan bokongnya di atas sofa ruang tamu, begitu juga Sasha.

"Bang,aku mau bicara serius sama abang.."

Ryan membawa pandangannya ke arah sang adik yang duduk sambil berpangku tangan, menatapnya serius.

"Tentang..?"

Sasha mulai bercerita kepada sang kakak tentang keputusan Elvian yang akan mengikuti keyakinannya,agar bisa menikah dengannya.

Dia juga menyuarakan keluh kesahnya tentang keputusan Elvian yang akan menimbulkan sesuatu yang bisa saja terjadi.

Ryan tampak berfikir sejenak. Hal ini sangat serius dan perlu pemikiran yang matang.

"Bagus jika Elvian mau mengalah untuk berpindah keyakinan demi kamu,itu tandanya dia memang benar-benar serius sama kamu.."

"Apa kamu sudah siap menikah dengan pria yang umurnya berbeda jauh dengan mu..? Bukan apa-apa,kalo kamu belum yakin ya tunda saja pernikahan kalian.."

Di tengah-tengah obrolan kakak-beradik itu, hadirlah seorang wanita cantik sambil menggendong bayi sekitar umur tiga bulanan.

"Eh ada onty.." ucap Maura dengan nada anak kecil.

"Udah lama Sha..?"

Maura turut duduk di sana, bergabung dengan suami dan adik iparnya.

"Belum kak.."

"Ngobrolin apa, kelihatannya serius sekali..?"

Jiwa kekepoan ibu satu anak itu bergejolak.

"Ini nih Sasha, cintanya sama Elvian terhalang agama.." celetuk Ryan.

"Abang.."

Sasha merengut, kakaknya ini seperti sengaja meledeknya.

Sedangkan Maura sedikit meringis,mantan kekasihnya yang sangat dia benci sebentar lagi akan menjadi adik iparnya,oh sempit sekali dunia ini sepertinya.

"Ciee,ada cerita mantan jadi ipar nih yee.." Ryan tergelak. Setelah menjahili sang adik, gantian istrinya yang dia roasting.

Dia seakan tahu pikiran sang istri.

Di kediaman megah orangtua Elvian.

"Aku tidak akan tinggal diam.."

BRAK ..

Viko menggebrak meja kerjanya keras, hingga menimbulkan suara dentuman yang begitu mantap.

Dia masih tidak terima jika , putra semata wayangnya lebih memilih pergi dari rumah demi gadis ingusan yang tidak sepadan dengan keluarganya,dari segi finansial.

Pria paruh baya itu merogoh ponselnya,dia terlihat akan menghubungi seseorang,dan benar saja beberapa saat kemudian terdengar dia berbicara dengan seseorang lewat sambungan telepon.

"Aku ada tugas untuk mu.."

"......."

"Nanti aku kirimkan gambarnya.."

TUT..

Sambungan telepon berakhir, Viko menyunggingkan senyuman misterius di wajah tuanya.


BERSAMBUNG...


KIRA-KIRA APA YAK, RENCANA YANG DI SUSUN OLEH UNCLE VIKO  🤷🏻🤷🏻🤷🏻

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang