BAB.56

25 2 6
                                    

Lagi musim flu ya guys 🤧🤧🤧
Kelen jaga kesehatan selaku yee 🫶🫶

°°°°°°

Selepas dari kantor polisi,Elvian kembali ke rumah sakit,dimana sang istri menunggunya disana.Namun sebelum iamenemui istrinya,ia lebih dulu menyelesaikan biaya administrasi Erlangga terlbuh dahulu,setela itu, baruah ia bergegas menemui sang istri.

"Honey.."panggilnya lembut.Sasha menoleh langsung.

"Bagaimana sayang,apakah sudah selesai..?"

"Hum.." Elvian mengangguk seraya tersenyum lebar,lalu memutar pandangannya pada sosok gadis penyelamat Erlangga yang duduk merenung memandangi  pintu ruang rawat pria itu.

"Sebentar honey.."

Pria itu mendekati Karina dan menyentuh bahu gadis itu pelan"Boleh aku tanya..?" Karina terjengit pelan,kemudian ia melirik ke samping dan menatap Elvian.

"Hum,tentu kak..!"

"Kau siapa,ekhem..! Maksudku,sudah berapa lama kau berteman dengan Erlangga,kau masih terliat asing bagiku.."

Elvian mengutarakan rasa penasarannya ini,sosok Karina benar benar tidak ia kenali,padahal apapun yang berhubungan dengan assistennya,hampir ia mengetahui  semuanya.

"Kami bertemu secara tidak sengaja beberapa kali kak,dan sebenarnya kami tidak saling kenal,hehe..!" Karina tertawa kaku saat menjelaskan.

Elvian memicingkan irish matanya sipit.

"Setiap pertemuan kami pure ketidaksengajaan dan tidak direncanakan,sungguh..! Kakak jangan berpikiran buruk dulu tentangku.." Karina takut jika dicurigai oleh Elvian.

"Sayang..jangan menatapnya seperti itu..!" bisk Sasha di telinga sang suami.Elvian pun menormalkan kembali tatapannya menjadi lebih santai.

"Maafkan aku tadi yang sudah mengaku ngaku sebagai temannya..!" Karina menunduk lesuh dan meremas tanganya.

"Tidak ada alasan aku menolak maafmu,aku berterimakasih sekali padamu,karena sudah berbaik hati menolongnya,dan sekarang kau boleh pergi.."

"Terimakasih kak..permisi.."

Dengan langkah gontai,Karina mengayun kedua kakinya menyusuri lorong,saat Elvian memintanya untuk pergi,hatinya terasa berat meninggalkan tempat itu.

Seperti ada yang menahannya untuk tetap berada di sana.

Karina menarik nafas dalam dan mempercepat langkahnya.

°
°
°

Blugghh..

Karina membanting pintu mobilnya, sehingga menimbulkan suara dentuman yang lumayan keras.Gadis itu menyenderkan kepalanya dan mendongak,hatinya sangat resah sekali saat ini.

"Huffhh..!! Aku butuh udara segar.." Ia memasang seatbelt nya lalu menyalakan mesin mobil,kemudian melesak pergi meninggalkan area rumah sakit.

Di sepanjang perjalanannya,pikiran gadis itu selalu memikirkan pria yang terbaring di ranjang pesakitan,bayang bayang wajah pucat itu menari nari di pelupuk matanya.

"Ayolah Karina..! Kenapa kau memikirkan pria itu..!" gadis itu mengomeli dirinya sendiri.

Pedal gas mobilnya ia injak,membuat laju kendaraan itu semakin kencang,entah tempat mana yang akan ia tuju kali ini.

Hatinya terasa gundah dan berdetak kencang setiap kepikiran pria itu.

Mentari menampakan cahaya jingga di langit,menambah kesan indah saat dilihat.

Sebagai tanda ia berpamitan sebelum tenggelam dan digantika oleh malam.

Di sebuah pantai yang cukup sepi,Karina mengentikan mobilnya di tepi jalan dan melompat keluar.Sambil berlari kecil ia mendekati pantai itu dan berteriak kencang.

Dengan harapan kegelisahannya akan segera tersalurkan,namun kenyataan berkata lain.Hatinya masih terasa penuh dengan perasaan aneh yang tidak ia ketahui perasaan apa ini..!

Karina menekan dan menepuk dadanya berulang kali,bukan kesakitan yang menderanya,tapi perasaan yang,ahh..! entahlah.

Dia merobohkan tubuhnya di atas hamparan pasir dan mendongakkan kepalanya memandangi senja.Sebuah senyuman terbit di wajahnya seketika.

"Bahkan sebelum kepergianmu pun,kau menciptakan warna seindah ini sebagai tanda perpisahan.." gumamnya terkagum kagum dengan pemandangan senja yang ia liat.

Detik demi detik yang berdetak,mengiringi tenggelamnya matahari dan juga sinarnya.Yang membuat Karina seketika merasa sedih kembali.

"Kenapa aku merasakan kehampaan di sini
(hati) seiring dengan kepergianmu (senja).." ujarnya pelan seraya menyentuh dadanya.

Di tempat lain,Dante yang baru pulang dari kantor.Kebingungan sendiri mencari keberadaan sang adik yang tidak ada di mansion.

Sudah berulang kali ia menghubunginya,namun tidak sekalipun diangkat oleh adiknya.

Dante meraup wajahnya gusar,sudah hampir malam adiknya belum pulang juga.

"Dek ..angkat dong..! Kamu dimana sih..!"pria itu mondar mandir memikirkan adiknya berada saat ini.

Ahh..! Satu ide muncul di kepalanya,ia melacak keberadaan sang adik melalui GPS yang ia pasang di mobil Karina.

Tanpa menunggu lama,lokasi adiknya itu sudah berada di genggamannya,ia mengerutkan keningnya tipis.Kenapa adiknya ke pantai di waktu yang sudah hampir malam begini..? tanyanya dalam hati.

Tak ingin membuang waktu lagi,Dante bergegas menyusul sang adik dan mengajaknya pulang sebelum hari semakin gelap.

BERSAMBUNG...

Dante ini type abang yang sayang sama adek.Ahh..! Jadi iri,apalah dayaku yang tak punya abang hiks..hiks.. 🤧🤧

Mau deh tukeran sama Karina 😁🙃..


CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang