BAB.55

25 2 4
                                    

Happy reading 🎋🎋

••••

"Uhm.. terimakasih kau sudah menyelamatkan istriku dan sekarang kau menyelamatkan assistenku.." terang Elvian.

"Sama sama Om,mungkin hanya kebetulan saja.."

Elvian dibuat melotot oleh penuturan gadis kecil di depannya ini.Lebih tepatnya ia terkejut karena panggilan yang di sematkan untuknya barusan.

'Apa aku setua ini..!' batinnya.

Raut wajahnya tidak bisa berbohong,sungguh ia sangat tidak menyukai panggilan tua seperti ini.Melihat wajah masam sang suami,Sasha menahan kedutan di kedua sudut bibirnya.

Tentu ia tahu apa yang membuat sang suami bereaksi seperti ini "Jangan memanggilnya Om,suamiku menyukai panggilan itu..!" ujarnya berbisik ditelinga Karina.

Gadis itu melirik Elvian sekilas,netra sipitnya menangkap raut wajah masam,pria dewasa yang ia apnggil dengan sebutan Om.

"Ekheem..! Sama sama Kak.." Karina meralat ucapannya dan mengganti dengan sebutan yang lebih fresh,ia jadi tidak enak telah membuat pria itu tidak nyaman karena dirinya.

Sebuah senyuman terbit di wajah Elvian,ia pun berdehem singkat dan kembali beramah tamah saat berbincang.

"Bagaimana keadaan Erlangga sekarang,apakah lukanya parah..?"

"Dokter sudah menjahit luka luka di tubuhnya,dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,sekarang dia ada di ruang rawat intensif.."

"Kakak bisa menjenguknya.." ujar Karina.

"Syukurlah..honey,kamu ikut tidak..?" Elvian membawa pandangannya ke arah sang istri,Sasha pun mengangguk singkat.

Elvian membantu sang istri untuk berdiri,saat keduanya hendak bersiap melangkah menuju ruangan Erlangga.

Datanglah seorang pria tinggi tegap berseragam bersama pria baruh baya yang terlihat lesuh menahan pergerakan mereka.

"Maaf tuan,,saya mengganggu waktunya sebentar..!" seru pria berstatus polisi itu kepada Elvian.

"Iya,ada apa ya..?" tanya Elvian dengan dahi mengerut tipis.

"Saya dari pihak kepolisian mau menindaklanjuti kasus kecelakaan yang menimpa saudara Erlangga.."

"Bisa ikut saya ke kantor sebentar,tuan..?" tanya polisi itu lagi.

Elvian menatap sang istri dan melayangkan pertanyaan melalui isyarat,Sasha pun mengangguk tanpa ragu.

Akhirnya dia ikut serta ke kantor untuk mengurusi kasus kecelakaan sang assisten.Sementara istrinya ia titipkan pada Karina untuk menjaganya.

"Temani aku masuk,boleh..?"

Karina menyanggupi tawaran wanita cantik ini,ia memapah Sasha dengan telaten memasuki ruang rawat VIP 01.

Kriieett..

Pintu terbuka lebar,Sasha dan Karina melangkah semakin dekat dengan bed rumah sakit.

Erlangga masih belum sadar dari pengaruh obat biusnya,kepalanya dibalut perban tangan dan kakinya juga terdapat perban yang sama.

Wajahnya sangat pucat,membuat siapapun trenyuh melihat keadaannya.

"Duduk kak," Karina menarik kursi untuk Sasha duduk.

Netranya terarah pada tangan pria yang terbaring lemah itu,ada banyak luka di kedua tangannya yang dibalut perban.Hatinya sedikit ngilu.

"Kak Erl,,cepat sembuh ya.."

"Banyak yang nunggu kamu bangun,kak.." Sasha mengusap jari jari panjang Erlangga,ia menyalurkan semangat melalui sentuhan fisik.

"Yakin nggak mau bangun,di sini ada malaikat cantik loh yang nungguin kamu.."

Karina sedikit melebarkan matanya saat Sasha menatapnya saat berbicara,maksudnya apa huh..?

°
°
°

"Saya ambil jalan keluar secara kekeluargaan saja,pak..! Saya tidak akan menuntut kerugian biaya rawat dan mobil adik saya yang rusak..!"

"Saya anggap kecelakaan ini adalah sebuah musibah,jadi tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain.." terang Elvian berlapang dada,ia tidak sanggup melihat kesedihan pria paruh baya yang sedari tadi menunduk lesuh di sampingnya.

"Baiklah,kasus ini saya anggap telah selesai dengan keputusan,tuan Elvian.."

Polisi itu membawa pandangannya pada sopir truk seraya berkata "Anda di bebaskan dari kasus ini pak,pihak keluarga korban sudah memutuskan untuk tidak melanjutkannya.."

Spontan sopir itu merobohkan tubuhnya bersujud di kaki Elvian,kaget dengan tindakan bapak tua itu Elvian menjauhkan kakinya dan meraih bahu lemah sang sopir,lalu mengangkatnya.

"Pak,jangan seperti ini..!"

"Terimakasih tuan,,saya sangat berterimakasih.." ucap pak sopir dengan suara yang nyaris tak terdengar karena menangis haru.

"Sama sama pak,,semoga bapak selalu diberi kesehatan dan rejeki yang lancar.." Elvian tak segan memeluk pria yang berpenampilan ala kadarnya itu.

Sungguh mulia sekali pria ini,memiliki dada yang lapang dan tidak memandang status sosial orang lain.

BERSAMBUNG..

Spek Elvian gini ada nggak sih di kehidupan nyata,udah tampan,kaya,setia.

Sayang sama istri,perduli sama orang lain pulak.Paket komplit spesial dah ahh..!








CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang