Bab.49

38 2 4
                                    

❤️

😊

*****

Berbeda dengan Elvian yang sedang bergulat panas bersama istrinya, Erlangga dibuat pusing dengan pekerjaan yang menumpuk di meja kerjanya.

Banyak sekali berkas-berkas yang harus di tandatangani oleh Elvian, beberapa berkas yang lain juga perlu ia cek satu persatu.

"Huh, kapan selesainya ini" keluhnya lemas.

Krieettt..

Pelita memasuki ruangan Erlangga untuk mengantarkan kopi untuk pria itu, kebetulan sekali, sepertinya Erlangga membutuhkannya.

"Kak,saya buatkan kopi" serunya sembari meletakkan secangkir kopi panas di meja pria itu.

"Hum, terimakasih. Kebetulan aku juga membutuhkan dopingan" balas Erlangga tersenyum manis.

"Kalau kak Angga tidak keberatan,saya bisa bantu kak" Pelita menawarkan niat baiknya.

"Apa kau tidak sibuk sekarang?"

Pelita menggeleng cepat, semua agenda sudah ia atur sesuai jadwal dan perintah sang atasan. Daripada tidak ada kegiatan lain, tidak ada salahnya ia membantu sesama teman.

"Baiklah,aku keluar dulu sebentar" ujar Erlangga beranjak dari duduknya.

Pinggangnya terasa sangat kaku sekali, sedari pagi duduk sambil mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk.

Pria itu pergi ke restoran yang ada di depan kantor, sebenarnya bisa saja dia meminta OB untuk membelikannya makan. Tapi ini sudah waktunya istirahat, jadi ia tidak ingin merepotkan orang lain.

Toh dia juga bisa berjalan sendiri, sekalian beli untuk Pelita juga. Kelihatannya gadis itu juga belum makan.

Sesampainya di resto, Erlangga memesan dua rice chicken egg bowl,dan satu cup jus jeruk.

Menunggu kurang lebih 10 menit, pesanannya sudah selesai. Ia pun dipanggil dan membayarnya.

Pria itu kembali lagi ke kantor, cuacanya terpantau terik. Erlangga sampai nyengir dengan kedua mata yang memicing saking silaunya mentari.

"Mari makan,di lanjut nanti lagi. Tidak perlu di forsir tenaganya" celetuk Erlangga.

"Iya kak, tinggal sedikit lagi" sahut Pelita.

Erlangga menata dua mangkuk makanan yang ia beli di meja, tinggal menunggu Pelita saja.

Gadis itu berjalan sembari tersenyum manis ke arah Erlangga yang menunggunya di sofa.

"Kak Angga membelikanku makanan?" ucapnya sembari mendaratkan bokongnya di samping Erlangga.

"Hum, sekalian aku beli. Kau belum makan siang kan?"

Pelita menggeleng pelan, Erlangga membuka tutup kedua bungkus makanan itu dan menyodorkannya satu kepada si gadis.

"Terimakasih kak"

Erlangga menyantap makanannya, akhirnya cacing-cacing diperutnya bisa berpesta pora,baru saja merasa lega karena bisa makan. Ia tiba-tiba tersedak hingga terbatuk mengeluarkan air mata.

Pelita dengan cekatan membuka minuman di meja, lalu memberikannya pada Erlangga.

"Minum dulu kak, pelan-pelan"

Pria itu menyedot rakus minuman yang seharusnya untuk Pelita,ia menghabiskannya separuh barulah sedikit mereda.

Pelita meletakkan makanannya dan menarik beberapa helai tisu,ia usapkan pada sudut mata Erlangga yang mengeluarkan air.

Si pria sedikit terkejut dengan perilaku Pelita, gadis yang biasanya acuh dan jarang berkomunikasi dengan orang-orang di kantor.

Menunjukkan sisi lain dari dirinya yang ternyata perhatian.

"Maaf, minuman untuk mu jadi aku yang minum" ujarnya memecah keheningan.

"Tidak apa kak, nanti aku bisa mengambilnya di pantry"

Di mansion megah Elvian.

Suasana kamar pemilik mansion itu semuanya terlihat begitu berantakan, mulai dari ranjang, sofa,meja rias. Barang-barang di kamar itu bak kapal pecah.

Deru nafas kedua insan yang mengejar kenikmatan dunia bersama, terdengar saling bersahutan.

Keringat di badan keduanya nampak mengkilat terkena biasana cahaya matahari.

Elvian dan Sasha begitu gila dalam bergulat menuruti gairah masing-masing.

"Yang,aku lelah" keluh Sasha dalam posisi telentang dengan kedua kaki yang terbuka lebar.

Cairan putih kental terlihat meleleh keluar dari dalam pusat tubuhnya, bahkan ada yang mengenai pahanya.

Sprei dibawahnya juga sudah basah kuyup karena cairan keduanya, sungguh luar biasa sekali pasangan ini.

Elvian mengangkat badannya tegak,ia melihat keadaan istrinya yang terlihat sangat kacau karena perbuatannya.

"Kita mandi honey" ujarnya sembari membopong tubuh bulat sang istri menuju kamar mandi.

"Sshhh..ugh..!" Sasha memekik kala di dudukan di atas closet.

Pusat tubuhnya terasa ngilu dan perih, bagaimana tidak perih. La wong dia berhubungan badan dengan suaminya selama tiga jam.

Elok sekali,heh!!

Wajar sekali jika dia merasakan sakit, sementara Elvian tak pernah puas menggauli istri montoknya. Dalam keadaan hamil besar sekalipun, semakin membuatnya bergairah tinggi.

BERSAMBUNG...

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang