Bab.10

75 4 8
                                    

Anyyeong...
Hujan turun lagi.. di bawah ketek Elvian ku berlindung ets salah 🤣🤣..

••••••••••••

Elvian menata tiga burger di meja makan, hendak menghampiri kekasihnya di kamar, Sasha sudah keluar lebih dulu.

"Kamu sudah selesai..?"

Sasha mengangguk "Kamu kalo mau mandi nggak papa, di sini masih ada baju bang Ryan. Kalo kamu mau pake.."

Elvian menggelengkan kepalanya "Tidak sayang,aku mandi di apartemen saja nanti.." tolaknya lembut.

Di tengah-tengah obrolan keduanya, hadirlah Ryan bersama anak dan istrinya di sana.

Pria itu bisa masuk, karena ia sudah memiliki kartu akses, yang ia kepada resepsionis apartemennya yang lama itu, untuk berjaga-jaga saja.

"Pagi Onty, uncle.." ucap Maura menirukan suara anak kecil.

Elvian dan Sasha kontan menoleh bersama.

"Abang, kak Maura.." balas Sasha mendekati kedua kakaknya itu.

Gadis itu meraih tangan Ryan dan Maura, kemudian menyaliminya bergantian.

Ryan melihat adiknya sedikit lega, karena keadaannya tidak seburuk yang ia pikirkan. Tidak tahu saja Elvian di amuk semalam.

"Abang sama kak Maura udah sarapan..?" tanya Sasha.

"Sudah dek.." jawab Ryan.

"Hum, Sasha tinggal sarapan dulu bentar ya bang sama El.."

Ryan mengangguk,ia mengajak anak dan istrinya ke ruang tamu,agar tidak mengganggu kegiatan sarapan sang adik.

Ruang makan ..

"Woah,kamu bikin ini tadi..?"

"Iya,aku membuatnya dengan bahan seadanya.."

Sasha mendaratkan bokongnya di atas kursi,ia sudah tidak sabar ingin menikmati sarapan buatan kekasihnya ini.

Gadis itu mulai menggigit burger yang ia pegang, rasanya lezat meskipun hanya menggunakan telur.

Dia mengunyah dengan sangat antusias,dalam sekejap makanan itu sudah habis,ia melirik burger yang berada di sampingnya, awalnya sih buat Ryan, berhubung pria itu sudah sarapan, bisalah buat Sasha.

Mengerti arah pandang kekasihnya, Elvian membuka suara "Ambil saja sayang.." titahnya.

Dengan cekatan Sasha mengambil dan melahapnya,sesuka itu dia dengan hasil jerih payah kekasihnya.

"Ini enak sekali.." ucap Sasha.

Gadis itu sudah menghabiskan dua burger dan segelas susu putih.

Elvian tersenyum senang, kekasihnya sangat menyukai sarapan yang ia buatkan.

"Aku akan sering-sering membuatkannya untukmu,kalo kamu suka.."

Sasha bertepuk tangan riang, senang sekali kekasihnya ini menawarkan kepadanya untuk membuatkan makanan ini.

******

Satu minggu sudah berlalu...

Sejak kejadian Sasha pekan lalu, membuat Elvian harus bolak-balik dari apartemennya ke apartemen sang kekasih,dan ia melakukannya dalam sepekan penuh.

Hingga pekerjaan di kantornya sedikit terbengkalai, karena ia fokus pada sang kekasih yang membutuhkan kehadirannya.

Dan ini semua karena ayahnya.

Ya, Elvian memutuskan untuk menemui ayahnya di mansion. Dia tidak terima dengan ulah sang ayah yang kelewat batas ini.

Untung saja kesehatan Sasha sudah tidak bermasalah,jadi dia bisa mengurus masalah ini segera.

El sudah rapi dengan pakaian formalnya,kaca mata hitam bertengger gagah di atas hidung mancungnya.

Pria itu sudah kembali ke rutinitas seperti biasanya, tapi pagi ini tujuannya tidak langsung ke perusahaan, melainkan mansion orang tuanya.

Mansion Kediaman Viko..

Pria paruh itu tengah di buat pusing oleh ketiga anak buahnya yang tidak bisa di hubungi, Viko ingin tahu tentang kelanjutan nasib Sasha.

"Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang bisa dihubungi argh.." Viko menggeram emosi.

Saat ini dia tengah duduk di dekat kolam renang sambil menikmati kopi dan beberapa lembar roti bakar di piring kecil.

Sementara di depan mansion, Elvian turun dari mobilnya dan membawa tungkai panjangnya memasuki bangunan megah itu.

"Tuan muda akhirnya pulang.."  ucap seorang penjaga.

"Saya kemari karena ada urusan..!!" balas El datar sambil melewati penjaga itu.

Tak..Tak..Tak..

Suara ketukan sepatu pantofel milik Elvian menggema di segala penjuru ruangan.

Esther yang baru saja hendak ke dapur dibuat terkejut akan kehadiran sang putra di sana.

"Sayang..?' pekik wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Elvian.

Esther merangkul tubuh kekar sang putra dengan erat,ia sudah sangat merindukan putra semata wayangnya itu.

"Akhirnya kamu kembali Nak.." Esther sampai terharu.

Elvian tak menjawabnya,ia melihat siluet sang ayah yang berjalan mendekat ke arahnya, pria paruh baya itu tersenyum bangga melihat kehadiran anaknya.

Dia pikir rencananya berhasil.

"Aku kemari bukan untuk kembali.."

"Tapi ada sesuatu yang harus aku selesaikan disini.."

Suara datar Elvian membuat sang ibu bingung.

Apa yang harus di selesaikan..? apa mungkin permasalahan tentang keputusan putranya tempo lalu.

"Masalah apa, sayang..?" tanya Esther penasaran.

"Tanya saja kepada suami anda.."  jawab El.

Sang ibu semakin bingung,ia melirik suaminya.

"Aku tidak menyangka pria tua seperti mu mampu melakukan hal sekeji ini..!"

"Apa maksud mu,jangan kurang ajar..!"

Suara kedua pria itu terdengar begitu menggelegar, atmosfer di rumah itu terasa memanas.

"Bukankah Daddy yang membayar ketiga bajingan ini untuk melecehkan Sasha..!"

DEG..

Vito mematung , kala melihat beberapa foto tersebar di atas lantai. Anak buah yang dia hubungi tidak bisa tadi ternyata...

"Daddy tidak mengenalnya..!" sanggah Viko.

Elvian tidak kehabisan bukti, ia merogoh sakunya dan mengambil benda pipih.

Dia memutar satu rekaman suara yang sempat ia rekam "Ampun.. ampun..kami hanya di perintahkan oleh tuan Viko.."

Seperti itulah suara yang di putar oleh El, Viko semakin pucat pasi.

Kebusukannya terendus oleh putranya sendiri.

BERSAMBUNG...

**********

Jeng.. Jeng... Jeng ..

Hayo louh kecium juga kan..
Btw aku lagi kesel guys😭😭 ngetik blm ke save udh ilang alhasil ini aku ngetik ulang hua hua..

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang