Kalo aku pas update kok pas hujan ya gess 🤭🤭...
Maaf udah 2 hari ga update 🫰🏽🫰🏽. Fokus revisi book satunya 😁.
•••••••••
Pagi telah tiba, pancaran sinar matahari masuk melalui celah tirai jendela di salah satu kamar apartemen.
Seorang pria tampan terusik oleh cahaya yang menusuk kulit wajahnya yang tampan.
"Ahhkk.."
"Sial,aku kebelet lagi.."
Elvian menggeram pelan,ia melirik kekasihnya yang tidur meringkuk di sofa. Ia ingin membangunkannya tapi sepertinya masih sangat lelap.
"Arght.. aku harus bisa sendiri.."
Pelan-pelan pria itu menjulurkan kakinya satu persatu, sesekali ia meringis kala lukanya sedikit tersenggol.
Harus bisalah El,lakik gitu loh. Malu sama otot gede,masa manja ehhee..
Elvian menyeret langkahnya untuk ke kamar mandi, walaupun cara jalannya sedikit mengangkang, tapi akhirnya dia bisa sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya di kamar mandi,ia melepaskan sarung dan juga bajunya sekalian. Ia ingin mandi di pagi hari, karena kemarin dia tidak mandi sama sekali.
Pantas saja..!!
Elvian menyalakan shower, buliran air mulai berjatuhan membasahi tubuh atletis El.
Suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi, membangunkan sosok si gadis cantik yang berada di sofa.
"Eungh..hoam.."
Sasha menggeliat merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
Pandangannya terlempar ke atas ranjang,sosok kekasihnya tidak ada di atasnya.
Dia melirik pintu kamar mandi yang tertutup rapat, Sasha pun lekas bangun dan merapikan selimut serta bantalnya.
Sasha menguncir rambutnya asal,ia bergegas keluar menuju dapur.
Gadis itu membersihkan bekas piring dan gelas kotor yang semalam belum sempat ia cuci.
Setelah itu, dia membuka kulkas dan melihat stok bahan makanan di sana. Ternyata sudah kosong.
"Aish,aku harus membuatkan El sarapan apa, bahannya saja tidak ada.." gadis itu mendumal kesal.
Sasha membuka lemari yang ada di sana,siapa tahu masih ada bahan lain yang bisa dia olah.
Pintu demi pintu ia buka, semuanya kosong. Hingga lemari terakhir yang masih belum ia buka,ingin membukanya tapi ragu jika nanti hasilnya zonk lagi dan lagi.
"Huhff,, semoga masih ada.." ucapnya berharap.
Sedetik kemudian, tangan gadis itu lekas membuka pintu lemari dekat kulkas,dan jeng..jeng..jeng..
Hanya ada dua bungkus kemasan bubur instan di dalamnya, Sasha menjatuhkan bahunya lesuh.
Tapi tidak apalah,yang penting masih ada yang bisa di olah.
Gadis itu mengambilnya lalu membuka bungkusannya satu satu,ia masukkan ke dalam mangkuk.
Dia menyeduh setengah panci air, untuk membuat bubur instan itu.
Setelah beberapa saat menunggu, Sasha menuangkan air panas itu ke dalam mangkuk yang sudah ia siapkan tadi, gadis itu menuang air secukupnya saja.
Kemudian meletakkan panci itu dan mengaduk bubur tadi hingga sedikit mengembang dan bertekstur.
Terakhir, Sasha memberikan bumbu dan kerupuk sebagai pelengkap bubur itu, setelah itu dia bawa ke meja makan dekat dapur.
"Honey.." panggil Elvian.
Suara pria itu menggema di segala penjuru ruangan.
"Sasha yang mendengarnya pun berseru "Iya, aku di dapur.."
Elvian melangkah pelan ke dapur, pria itu sudah sangat tampan dan segar pagi ini.
"Apa yang kamu lakukan, hum..?" ucap El berbisik di telinga sang kekasih.
Dia merengkuh tubuh kekasihnya dari belakang.
"Bikin sarapan tapi cuma ada bubur instan.."
"Aku belum sempat belanja rutin bulanan.."
Sasha membalikkan badannya, wajah si tampan dan si cantik saling berhadapan, hembusan nafas keduanya saling mengenai kulit wajah masing-masing.
"Sarapan dulu,lalu minum obat.." ucap Sasha.
"Nanti saja,aku ingin sarapan dengan ini dulu.."
Mmpphhtt..
Sasha terkejut kala bibirnya di sergap oleh kekasihnya,lidah kekasihnya itu melesak masuk tanpa permisi ke dalam mulutnya dan mengabsen setiap deretan giginya.
"Ahh.."
Satu desahan lolos dari bibir Sasha, ia memejamkan matanya dan mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh sang kekasih.
"Mmpphhtt..ahh.."
Morning kiss di pagi hari.
••••
"Saudara Elvian apa sudah mantap dan yakin..?"
Seorang pria dengan sorban di atas kepalanya bertanya kepada Elvian, beliau adalah ustadz yang akan membantu Elvian masuk agama Islam.
"Sudah,saya sudah yakin.." jawab Elvian mantap.
Pria itu saat ini tengah berada di sebuah masjid di kota X,dia bersama dengan sang kekasih dan juga calon kakak iparnya,ada juga teman bisnisnya,Gio sebagai saksi.
"Baiklah, ikuti kalimat yang saya ucapkan.." titah ustadz.
Ustadz itu mengulurkan tangannya kepada Elvian, dan diterima langsung oleh pria itu.
"Asyhadu an la ilaha illallah.."
"Asyhadu an la ilaha illallah.."
"Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.."
"Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.."
Semua orang yang menjadi saksi masuknya Elvian ke dalam agama Islam pun tersenyum lega, pria itu menirukannya dengan sangat benar pengucapannya.
"Alhamdulillah,mulai sekarang saudara Elvian adalah seorang muslim.."
"Yang artinya, saudara harus melakukan apa yang Allah perintahkan dan juga menjauhi apa yang menjadi larangannya.." ujar Ustadz.
"Tapi saya masih belum bisa melakukan sholat dan bacaannya, pak.." Elvian berkata.
"Anda tenang saja, saya akan membantu pelan-pelan sampai anda bisa.." sahut pak Ustadz.
Elvian mengangguk ringan, pandangannya lurus ke arah sang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Keduanya sama-sama melemparkan senyuman satu sama lain.
BERSAMBUNG...
•••••
Boleh nih bang ,, saya jadi makmum abang 🤣🤣🙈🙈..
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)
RomanceWARNING..!! CERITA INI MENGANDUNG BAB 21+ 💦💦 (BOOK INI SPIN OFF DARI BOOK FIZZO YANG BERJUDUL "TERPAKSA MENIKAHI TEMAN MASA KECIL ). Kisah cinta seorang gadis bernama Sasha Delvara dengan Elvian Petter yang terhalang agama. "Kita berbeda bukan ha...