BAB.05

87 4 4
                                    

Allo 🐓😄


"Ck,kemana dia..? Kenapa tidak mengangkat teleponku.." Elvian berdecak kesal, pasalnya sang kekasih di hubungi sejak tadi tidak menjawab panggilannya.

Pria itu menyambar kunci mobilnya dan bergegas keluar meninggalkan apartemen,dia memutuskan untuk menemui kekasihnya di apartemen gadis itu.

Elvian mengemudikan mobilnya dengan ugal-ugalan,tak sekali dua kali dia hampir bersenggolan dengan pengguna jalan lainnya,hal itu membuat pengedara lain geram padanya,ada juga yang melayangkan umpatan dan sumpah serapah kepada Elvian.

Tapi Elvian tak memperdulikannya sama sekali,dia tetap membawa mobilnya dengan kecepatan yang tinggi.

Beberapa menit berlalu..

Kini Elvian telah tiba di apartemen sang kekasih,dia menekan bel berulang kali tapi tak ada respon.

"Apa dia tidak ada..?" monolognya.

El merogoh ponselnya dari saku dan membuka aplikasi berwarna hijau,dia mencari kontak seseorang dan setelah ketemu dia langsung memanggilnya.

"Haloo El.." sapa seseorang diseberang sana.

"Apa Sasha di sana, Ry..?" Elvian bertanya to the points kepada calon kakak iparnya.

"Sasha memang ke sini tadi, tapi sudah pulang beberapa menit yang lalu.."

Elvian terdiam sesaat, seharusnya sudah sampai. Tapi kemana dia, Elvian bertanya-tanya sendiri.

"Memangnya ada apa, El..?"

Elvian tidak menjawab lagi, perasaannya tidak enak sekarang. Tanpa mengatakan apapun,dia mematikan panggilan dengan Ryan begitu saja dan memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.

Pria itu berlalu dari depan unit apartemen sang kekasih, pikirannya kalang kabut. Tidak biasanya Sasha seperti ini, pasti ada yang tidak beres.


Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Di sebuah rumah kecil, seorang gadis bergerak kecil di atas ranjang kumuh.

"Sshhh.." gadis itu mendesis kala tangannya dia menariknya. Sepertinya dia tidak tahu jika dirinya diikat di atas ranjang.

Kelopak mata indah itu terbuka sedikit demi sedikit, dia melihat ke sekeliling. Hawa dingin menyeruak menusuk pori-pori kulitnya.

"Aku dimana,,awh sakit.."

Bekas pukulan di tengkuknya masih menyisakan rasa sakit rupanya.

Hah..!

Sasha baru sadar jika saat ini tangan dan kedua kakinya di ikat.

Gadis itu memberontak berusaha lepas dari ikatan itu, tapi nihil. Gerakan yang dia lakukan malah menyakiti dirinya sendiri. Kulit mulusnya bergesekan dengan tali besar yang menciptakan luka gores.

"TOLOOOONGGG....!!!!"

Sasha berteriak kencang meminta tolong, berharap ada yang mendengar dan melepaskannya.

Kreeetttt..

Gadis itu menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar, dia melihat ada tiga pria dewasa berjalan ke arahnya dengan tatapan seperti singa yang sedang kelaparan.

"Siapa kalian, dimana aku..?!" Seru Sasha sedikit membentak.

"Sssttt, tenang cantik.." ucap Alden sambil mendekat ke arah ranjang.

Sasha hendak bangkit tapi tidak bisa, kedua tangan dan kakinya yang diikat membuatnya tidak bisa bergerak.

"Jangan mendekat..!" Ketus Sasha.

"HAHA, sepertinya ganas juga.." celetuk salah satu teman Alden.

"Pasti akan  sangat menyenangkan.." sahut Alden sambil menjilat bibirnya mesum.

Manik matanya bergerak liar menatap tubuh molek gadis di depannya itu, meskipun masih menggunakan pakaian lengkap, dia sudah membayangkan betapa aduhai nya tubuh gadis itu.

"Malam ini kita akan bersenang-senang,menggilir gadis cantik ini dan aku rasa dia masih p*rawan .."

DEG..

Sasha membulatkan kedua matanya,digilir..? Jantungnya berdegup kencang mendengar ucapan Alden, wajahnya berubah semakin pucat. Tubuhnya juga langsung bereaksi, bergetar ketakutan.

Rasa itu semakin memuncak ketika dia melihat, ketiga pria di sampingnya itu mulai melepaskan satu persatu pakaiannya masing-masing.

Sasha memejamkan kedua bola matanya, airmatanya sudah runtuh sejak tadi,dia tidak sudi melihat pemandangan menjijikkan itu.

Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya akan digilir oleh ketiga pria hidung belang ini, jijik..! Itulah yang rasa pikirkan tentang dirinya, jika itu benar-benar terjadi.

"Abang tolongin Sasha.."

Sasha menangis dalam diam , batinnya memanggil sang kakak untuk menyelamatkannya.

Tangisan gadis itu semakin menjadi ketika dia merasakan ada yang menyentuh wajahnya,dia semakin memejamkan erat matanya.


Argghh..

Di lain tempat, Elvian menggeram frustasi. Sampai malam begini dia masih tak kunjung menemukan keberadaan sang kekasih.

" SASHA,DIMANA KAMU...!"  suaranya menggema di ruangan mobilnya,dia tidak tahu lagi harus kemana lagi mencari gadis tercintanya.

Elvian menjatuhkan kepalanya di atas setir mobilnya, hingga beberapa saat kemudian terdengar bunyi ketukan di kaca jendelanya.

Pria itu menoleh dan mendapati kakak dari kekasihnya di luar sana.

Tanpa berlama-lama dia membuka pintu mobil dan melompat turun.

"Belum ada perkembangan..?" tanya Ryan.

Elvian menggelengkan kepalanya lemah, kondisinya saat ini acak-acakan tak beraturan.

"Kau sudah coba melacak lokasinya..?"

Sial..! Bodoh sekali Elvian, kenapa dia tidak berpikir ke arah sana.

"Belum.."

"Biar aku saja yang melacaknya,kau sepertinya tidak fokus.."

Ucapan Ryan seakan menyindir Elvian, tapi pria itu tak menggubrisnya sama sekali,ya karena memang benar seperti itu.

Ryan mengeluarkan ponselnya dan memulai untuk melacak lokasi terkini adiknya. Dahinya mengernyit, setelah mengetahui letak lokasi sang adik.

"Sudah ketemu..?"

"Coba kau lihat ini.."

Ryan menyodorkan ponselnya ke arah Elvian,reaksi pria itu sama seperti Ryan tadi.

Keduanya bertanya-tanya dalam hati, kenapa bisa Sasha berada di tempat pinggiran kota yang terpencil, apa yang dia cari..?

"Aku harus menyusulnya.." kata Elvian.

"Aku juga ikut.." balas Ryan.

"Tapi ini sudah malam, bagaimana dengan istri dan anakmu.."

"Aku sudah memberitahunya tadi, dan lagi ada mertua ku di sana.."

Elvian mengangguk, dia masuk ke dalam mobilnya, sementara Ryan menaiki motornya.

Kedua pria itu bergegas ke tempat tujuan Sasha.

BERSAMBUNG....

MANTEP NIH BABANG EL DAN BABANG RYAN MELUNCUR 🏄🏻🏄🏻🏄🏻 SEMOGA AJA MEREKA GA TELAT 🥲🥲

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang