Bab.11

71 5 8
                                    

Tiada mendung hujan pun turun 🎤🎤🎤..
Anyyeong guys 🤸🏻🤸🏻

********

Keringat sebesar biji jagung mulai bercucuran di pelipis pria paruh baya yang sedang gugup setengah mati saat ini. Ia tidak menyangka jika kejahatannya dengan mudah di bongkar putranya.

Ingin berasalan apalagi sekarang..? Bukti yang ditunjukkan oleh El sudah sangat kuat. Mengelak pun tiada guna.

Sementara Esther yang berada di tengah-tengah pertengkaran putra dan suaminya bingung, ia tidak tau menahu masalah ini.

Wanita paruh baya itu mengambil satu foto yang berada di atas lantai, gambar-gambar pria yang babak belur sudah tidak berbentuk.

"Ada masalah apa Dad sebenarnya.?" tanya Esther menuntut.

Sedari tadi ia bertanya tapi tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Daddy sudah melakukan tindakan kriminal..!"

DEG..

Esther menggeleng tak percaya mendengar ucapan sang putra tentang suaminya, tindakan kriminal macam apa..?

Wait.. sepertinya Esther tuli. Bukankah El sudah memberikan bukti-bukti tadi,apa dia tidak mendengarkan,huh.

"Tidak mungkin sayang,daddy mu tidak mungkin melakukan hal seperti itu.."

"Apa mommy tidak bisa mendengar dan melihat bukti yang ku tunjukkan tadi.."! tukas Elvian.

Nada bicaranya rendah terkesan dingin, tatapannya tidak lepas barang seinci pun dari wajah sang ayah yang kian memucat.

"Aku tahu motif Daddy menyuruh tiga keparat itu karena apa.."

"Daddy tidak terima karena aku lebih memilih Sasha dibandingkan tetap disini, dan Daddy juga menyusun skenario agar aku membenci Sasha dan meninggalkannya, karena tahu jika dia sudah dijamah oleh para bajingan suruhan Daddy itu..!"

"Tapi Daddy salah, keputusanku tidak akan pernah berubah sedikitpun untuk menikahi Sasha. Dan aku tegaskan,ini kali terakhir aku menginjakkan kakiku di rumah penjahat kriminal seperti Daddy..!!!""

DEG...

Ucapan penuh emosi Elvian membuat kedua orangtuanya membeku, Esther hanya mampu menangis sampai terisak-isak.

Putranya secara tidak langsung memutuskan hubungan keluarga dengannya dan suami.

"Jangan pernah Daddy berani mengusik kehidupan ku lagi,jika Daddy masih melakukannya, aku tidak akan segan-segan meratakan mansion ini dengan tanah, tidak perduli kalian orangtuaku sekalipun..!!"

Pernyataan terakhir Elvian seperti tombak yang menghantam jantung kedua orangtuanya, sarkas dan tegas.

Elvian masih memberikan kesempatan untuk tidak melaporkan ayahnya pada pihak berwajib, karena ia masih memiliki sedikit rasa iba.

Tapi peringatannya tadi tidak main-main, El akam mewujudkan ucapannya menjadi nyata jika orang itu tidak menuruti apa yang ia ucapkan.

Elvian pergi tanpa kata,ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menginjakkan kakinya kembali ke tempat kelahirannya lagi,cukup ini yang terakhir.

Dia sudah memantapkan diri untuk membangun rumah tangga bersama gadis impiannya,ia akan fokus pada tujuannya saat ini.

Selepas kepergian Elvian, Viko mengamuk seisi rumah,pajangan berharga fantastis yang ada dalam rumah itu, sudah hancur tidak tersisa.

Esther yang melihat suaminya seperti orang kesetanan seperti itu , meraung-raung memohon agar suaminya berhenti.

Hatinya benar-benar terguncang.

Tapi Viko malah semakin menjadi, rumah mewah itu sudah berubah seperti kapal pecah.

ARGGGHHH...

••

••

BRUKH..

Elvian menjatuhkan bobotnya di atas sofa,saat ini dia sudah berada di ruang CEO. Selepas dari kediaman orangtuanya,ia tancap gas menuju perusahaannya.

Pria itu memijat keningnya yang berdenyut-denyut,tadi ia benar-benar emosi tingkat tinggi tadi,itu masih untung ia tidak melaporkan ayahnya ke polisi.

CEKLEK..

Sekretaris El datang ke ruangan sang bos dengan membawa secangkir kopi di tangannya, ia letakkan di meja.

"Tuan.."

Elvian melirik sekretarisnya sekilas "Aku tidak menyuruhmu datang kemari.." ucapnya datar.

"Saya membawakan kopi untuk tuan sekaligus ingin mengingatkan,kalau ada jadwal meeting dengan perusahaan Jhonshon Corp nanti siang.."

El membawa tubuhnya duduk tegak,ia sampai lupa jika ada pertemuan dengan Gio. Aish, gara-gara masalah yang di sebabkan oleh sang ayah membuatnya frustasi.

"Terimakasih.."

"Iya tuan,saya permisi.."

Pelita membungkuk hormat kepada atasannya dan segera berlalu dari ruangan sang bos,ia merasakan suasana hati sang CEO sedang tidak baik.

Dia sekretaris beda dari yang lain, Pelita tidak tertarik untuk menggoda ataupun naksir kepada CEO nya. Lebih tepatnya ia tidak memiliki waktu untuk melakukan hal yang menurutnya hanya membuang-buang waktu.

Good girl.. (⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)

BERSAMBUNG...

•••••••••••••••••

(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang