BAB.09

73 4 6
                                    

Tiada hari tanpa hujan 🌚, udah musimnya mau gimana lagi yak 😄😄..

*
*

"Sudah,jangan diingat lagi.."

Elvian membawa tubuh bergetar kekasihnya kembali ke atas ranjang, pria itu menjumputi satu-persatu benda yang di buang oleh sang kekasih kemudian menyusunnya seperti semula.

"Aku haus.." ucap Sasha serak.

Elvian beranjak turun dari ranjang dan berjalan keluar, beberapa saat kemudian kembali dengan membawa satu gelas air putih,ia berikan kepada sang kekasih.

Sasha meminumnya hingga tandas tak tersisa, akibat berteriak sejak tadi, membuat tenggorokannya kering.

"Tidurlah.."

"Aku tidak mau tidur sendiri, temani aku ya.." pinta Sasha memohon kepada kekasihnya.

Elvian menelan ludahnya kasar, nafasnya terasa tercekat. Bagaimana ini,gadis itu malah memintanya untuk menemani tidur. Aish, Elvian meringis dalam hati.

Akhirnya Elvian mengangguk,dia merebahkan dirinya di atas ranjang sang kekasih, gadis itu langsung menyamankan posisinya di dalam pelukan pria tercintanya.

Sementara El harus berjuang mati-matian untuk mengendalikan dirinya, posisi Sasha saat ini memeluknya seperti guling dan kaki kiri gadis itu menumpang di atas keperkasaan Elvian.

Jika kaki sang gadis bergerak, bisa dipastikan akan ada yang bangun di bawah sana.

Dengkuran halus mulai terdengar,si gadis cantik sudah terlelap kembali.

Sementara Elvian tetap terjaga,rasa kantuknya hilang menguap begitu saja, akibat terjengit akan teriakan histeris dari sang kekasih.

"Aku harus menemuinya.." batin Elvian.

*****

Pagi telah menjelang,suara kicauan burung yang beterbangan di luar sana menandakan jika hari sudah terang.

Silauan cahaya mentari menembus celah-celah kamar, mengusik tidur kedua insan berbeda kelamin yang bergulung di dalam selimut tebal.

"Pagi sayang.."  sapa Elvian kala melihat kekasihnya bangun.

"Kenapa kamu tampan sekali hum..? bahkan bangun tidur sekalipun.." ujar Sasha dengan suara serak khas bangun tidur.

"Sudah takdir ku menjadi tampan,maybe.." kelakar si pria.

Raut wajah Sasha berubah sendu, apa kekasihnya ini masih mau menerimanya, sedangkan dirinya sudah terjamah oleh orang lain, meskipun tidak sepenuhnya.

"Kenapa hey..?" Elvian meraih dagu sang kekasih, mengangkat wajah yang menunduk itu.

"Kamu tidak marah padaku..?"

Pertanyaan Sasha terdengar ambigu di telinga Elvian.

"Marah kenapa..?"

"Ak..aku tid..ak su..ci lagi.."

"Jangan ulangi berkata seperti ini,aku tidak mau mendengarnya..." ucap El dengan suara tegas.

Dia marah setiap Sasha berkata demikian,bukan marah karena ucapannya, melainkan kepada orang yang menyebabkan sang kekasih seperti ini.

"Kejadian kemarin bukan hal yang disengaja jadi,mari kita lupakan kejadian kemarin, anggap saja kejadian itu tidak pernah terjadi sama sekali, aku akan selalu ada di sini bersamamu,Aku mencintaimu.."

CUP..

Elvian membenamkan satu kecupan mesra di puncak kepala sang kekasih.

"Mandilah,aku akan membuatkan mu sarapan.."

"Kak Ryan mana,aku seperti melihatnya semalam..?"

"Kakak mu pulang, nanti kemari lagi.."

Suara Elvian semakin menjauh bersamaan dengan hilangnya dari pandangan sang kekasih, pria itu menjawab pertanyaan sang kekasih sembari berjalan keluar, pantas saja suaranya semakin kecil.

Menghembuskan nafas kasar, Sasha beranjak turun dari ranjang,dengan langkah gontai,ia memasuki kamar mandi.

Sementara di dapur, Elvian bergelut dengan peralatan masak di sana. Dengan sangat lihai, pria itu memotong tomat dan mencuci selada, di atas kompor sudah ada wajan yang berisikan telur ceplok.

Sembari menunggu telur matang, pria itu menata roti dan menumpuknya dengan sayuran serta tomat yang sudah dia iris tadi, kebetulan telurnya sudah matang, langsung ia angkat dan diletakan di atas lapisan keju, lalu menutup dengan roti.

Jadilah burger ala tuan Elvian 🤭.

El membuat tiga burger, untuk Sasha dan dirinya. Satu lagi untuk Ryan, hanya berjaga-jaga saja.

Setelah itu, El membuat satu gelas susu putih untuk sang kekasih,dan teh hangat untuk dirinya.

BERSAMBUNG...

BABANG EL PINTER MASAK IH, IDAMAN 😚😚🌚

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang