Bab.38

43 3 10
                                    

***

Di hotel.

Sesampainya di hotel,Elvian memasuki kamarnya dengan hati-hati ,ia melirik arah ranjang,istrinya masih tertidur ternyata.

Dengan langkah pelan,ia menghampiri istrinya diranjang. Ini sudah sangat malam dan istrinya masih tertidur bahkan belum makan malam tadi.

"Honey..''

Elvian membangunkan istrinya untuk makan malam,ia tidak ingin istrinya sakit. Dia berusaha terus supaya istrinya bangun.

"Hon.."

"Bisa diam tidak..!"

Sasha mengamuk ketika suaminya sedari tadi membangunkannya,tatapan tajam ia lemparkan pada sang suami.

"Makan dulu honey,kamu belum makan sedari sore.." kata Elvian lembut.

"Aku tidak lapar..!" sahut Sasha ketus.

Dia kembali menyelimuti tubuhnya dengan selimut,Elvian mendesah kasar. Harus dengan cara apalagi dia harus membujuk istrinya ini,apa dia harus menghubungi kakak iparnya.

Tapi dia tidak yakin kalau ini akan membantunya,lebih baik dia menyelesaikan masalah rumah tangganya ini sendirian.

Elvian merebahkan tubuhnya disampung sang istri,ketika hendak memeluk wanita itu. Ternyata sang istri menolak sentuhannya.

Dia memejamkan kedua matanya erat,ia tidak bisa begini. Elvian tidak akan sanggup berlama-lama didiamkan oleh sang istri.

Sepertinya harus bersabar,wajar jika istrinya seperti ini, semua karena kesalahannya juga.

Ini pertama kali Elvian tidur tanpa memeluk istrinya, larut dengan perasaannya dia pun akhirnya terlelap.

Di lain tempat..

Sesuai dengan titah sang tuan, Erlangga benar-benar membawa Raquel ke rumah b*rdir, tempat dimana para wanita menjajakan t*buh mereka kepada pria hidung belang.

"Tidak,bawa aku pergi dari sini..! Aku tidak mau ,ku mohon.."

Raquel merengek pada Erlangga supaya membawanya pergi dari tempat itu, tapi pria itu tak mengindahkan permintaannya.

Dia harus menjalankan perintah dari atasannya, tidak mungkin ia membantahnya.

Erlangga menyeret wanita itu masuk ke dalam ruangan yang terlihat sangat megah dan mewah.

Kreettt..

"Aku ada barang bagus untuk mu.." ucapnya pada seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat sangat cantik.

Wanita itu duduk sambil bersilang kaki dan menyesap sebatang nikotin yang terselip di jarinya.

"Boleh juga.." sahut wanita itu.

Helena, pemilik rumah b*rdir itu.Wanita yang lebih sering dipanggil dengan sebutan madam itu tersenyum menyeringai menatap Raquel dari atas sampai bawah.

Bodynya bagus seperti gitar spanyol,dada besar dan pinggul yang menantang. Sangat bagus dan cocok menjadi anaknya.

"Tidak, jangan tinggalkan aku. TIDAK...!"

"DIAM..!" bentak Helena. Teriakan wanita itu mampu membuat telinganya berdenging.

Raquel menciut nyalinya, Erlangga sudah meninggalkannya sendirian disana. Kedua bola matanya merolling ke sekeliling, melihat keadaan ruangan itu.

Helena meraih ponselnya untuk menghubungi anak buahnya yang bertugas merias para anak-anaknya yang berada di tempat itu.

Tidak lama kemudian, orang yang dipanggil oleh madam Helena masuk ke ruangan wanita paruh baya itu.

"Permisi madam.." ucapnya.

"Rias dia dengan baik.." titah madam Helena pada tukang rias itu.

•••

•••

Pagi menjelang..

Seorang gadis cantik terusik tidurnya oleh seseorang yang mengecupi kedua pipinya. Dia adalah Sasha, suaminya menghujani permukaan wajahnya dengan kecupan basah.

Gadis itu berdecak kesal sambil membuka kedua matanya "Bisa minggir tidak..!" ucapnya ketus.

Elvian tidak menjawab dan tidak juga bergerak,ia tetap berada di posisi yang sama sambil menatap wajah bantal sang istri.

"Aku bilang minggir ya minggir..!"

Sasha mendorong tubuh suaminya, hingga membuat pria itu sedikit terhenyak tapi tidak sampai jatuh.

"Apa kamu benar-benar tidak mau memaafkan aku..?" tanya Elvian menunduk lesuh.

"Hukum aku dengan hukuman lain tidak apa-apa,asal jangan menghindari ku terus-menerus seperti ini.." imbuhnya.

Sasha terdiam sejenak,nada bicara suaminya terkesan berat seperti menahan tangis. Ia pun melirik suaminya yang setia menunduk,dia melihat ada tetesan air mata yang jatuh mengenai selimut.

"Dia menangis..? Sungguh..?" tanyanya dalam hati.

Gadis itu terdiam sambil berfikir, apakah dia sudah keterlaluan pada suaminya,ia jadi ingat dengan pesan kakaknya,jika ada masalah usahakan untuk menyelesaikannya dengan kepala dingin.

Sasha mengangkat dagu sang suami hingga wajah tampan itu terangkat dan keduanya saling bertatapan.

Kedua tangan mungilnya mengusap jejak airmata sang suami yang terus meleleh.

"Maafkan aku.." ucapnya.

Elvian menggeleng sambil berkata "Kamu tidak bersalah,aku yang salah disini.."

Sasha menghambur ke pelukan sang suami,ia mendekapnya dengan erat sekali.

"Aku memaafkan mu.." bisiknya.

Elvian tersenyum lega, akhirnya sang istri tak lagi marah kepadanya.

Dia juga berjanji dalam hati, kalau ia tidak ingin membuat sang istri marah lagi. Cukup sekali ini saja.

BERSAMBUNG...

BESOK ADA KEJUTAN DARI SASHA BUAT SUAMINYA 🤸🤸,ADA YANG BISA TEBAK 😄😄

CINTA TERHALANG AGAMA (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang