41. Kembalinya Luka Lama

57 6 0
                                    

Haloo, selamat malam minggu untuk temen2 semua!❤️

Part ini agak mengandung bawang seiris. Hati-hati mata perih wkwk😝

Selamat membaca, semoga suka💐💐

Dewa memicingkan mata saat netra hitam miliknya tanpa sengaja menangkap dua sosok manusia yang baru saja keluar dari sebuah mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa memicingkan mata saat netra hitam miliknya tanpa sengaja menangkap dua sosok manusia yang baru saja keluar dari sebuah mobil. Dewa menegakkan punggung dan menajamkan pandangannya untuk dapat melihat dengan jelas siapa dua orang tersebut.

Dewa menurunkan sedikit kaca mobil, tidak sampai setengah, jaga-jaga agar orang yang sedang dia perhatikan tidak mengetahui keberadaannya. Kedua orang itu berjalan beriringan memasuki lobby kantor Han. Salah satu perusahaan terbesar di kota ini yang juga tengah menjalani kerjasama dengan perusahaan milik keluarganya.

Pupil mata Dewa membesar kala mengetahui siapa orang yang dia lihat. Tepat seperti dugaannya, kalau mereka akan kembali ke kota ini demi menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan Han. Tapi kenapa harus bersama dia juga? Dewa tidak pernah membayangkan jika ia akan bertemu kembali dengannya.

Dewa tersenyum getir, hatinya terasa seperti dicubit. Ingatan lima tahun lalu kembali berputar di kepalanya. Dewa benci itu. Ia membenci wanita itu. Kapan ingatan tentang hal paling menyakitkan yang pernah terjadi di hidupnya akan hilang? Dewa lelah tiap kali ingatan itu terlintas tanpa kehendaknya.

Kenapa dia harus kembali lagi? Apa belum cukup dia membuat hidupnya dan adik-adiknya hancur? Luka seperti apa lagi yang akan dia berikan padanya dan adik-adiknya setelah ini?

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala Dewa sesaat mengetahui kehadiran wanita yang telah melukai dan menghancurkan hidupnya beserta adik-adiknya.

Namun, Dewa tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dewa tidak akan membiarkan siapapun menyakiti ketiga adiknya lagi. Sudah cukup penderitaan yang mereka rasakan selama ini. Dewa berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan ada lagi yang bisa mengusik keluarganya. Terutama adik-adiknya yang tak bersalah.

Dewa menghela napas berat, ia memukul dashboard mobil dengan kuat hingga rasa nyeri tiba-tiba menjalar di kedua tangannya. Akan tetapi, rasa sakit itu tak sebanding dengan luka batin yang telah wanita itu beri padanya. Luka yang tidak akan pernah sembuh sampai kapanpun.

"Mama?" Dewa bergumam. Sedetik kemudian ia tertawa miris. "Apa masih pantes dia gue panggil mama?" tanyanya bermonolog.

"Bahkan gue rasa kata itu terlalu suci buat wanita murahan kayak dia."

"Lagian mana ada seorang ibu yang tega ninggalin anak-anaknya gitu aja. Apalagi demi seorang bajingan yang dia pikir lebih baik." Gigi Dewa bergemeletuk menahan emosi yang telah lama terpendam. Ia memegang lehernya, tiba-tiba tenggorokannya terasa seperti tercekik kuat membuatnya kesulitan untuk bersuara lagi.

Sakit. Sakit sekali rasanya mengingat betapa jahatnya perlakuan wanita yang telah melahirkannya dulu. Bagaimana dia tega melakukan itu semua? Hanya demi nafsu dan ego, dia rela menghancurkan hidup semua anak-anaknya. Memberi luka dan rasa trauma yang tidak akan pernah hilang.

Burung Kertas untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang