Malaaammm semuaaa! Aku update lagi nih hehe🤭
Bantu aku koreksi typo, ya soalnya kadang udah direvisi berkali-kali tapi masih ada ajaaa typo yang menjengkelkan ini wkwkSelamat membaca, semoga suka🌹🌹
Naya reflek menutup mulutnya saat tawanya hampir pecah melihat penampilan Jendra yang berantakan dan cemong di wajah. Jendra terlihat merengut sambil memajukan bibirnya. Laki-laki itu dengan kasar mengelap bekas noda di wajahnya akibat membersihkan gudang lama yang penuh debu.
Bibir tipis nan pink itu tak kunjung berhenti mengoceh mengeluarkan kekesalannya kepada pak Sabar yang sudah membuat dirinya menjadi seperti ini.
"Gak usah ketawa!" sungut Jendra melirik tajam Naya yang sedari tadi terkikik-kikik sendiri.
"Dih, siapa juga yang ketawa," kilah Naya cepat. Rasanya ia ingin tertawa kencang melihat keadaan Jendra yang seperti gembel.
"Gara-gara pak Sabar muka aku jadi cemong kayak gini," keluh Jendra seraya mengusak rambutnya yang kotor.
"Salah siapa bolos jam pelajaran," balas Naya menyindir sembari mendaratkan bokongnya di bangku panjang depan kelas Jendra.
Jendra berdecak sambil menghentakkan kakinya ke lantai.
"Ke toilet dulu sana, bersihin muka kamu yang jelek itu," titah Naya pada Jendra yang masih terlihat kesal. Keringat terus mengucur di dahi laki-laki itu. Bahkan seragam yang ia kenakan pun sudah basah di bagian punggung.
Jendra mengernyit, apa katanya tadi? Jelek? Apa dirinya jadi sejelek itu setelah membersihkan gudang?
"Kamu ngatain aku jelek?" tuding Jendra, rasa kesalnya makin bertambah gara-gara perkataan Naya.
Naya menghela napas pendek, menatap Jendra dengan sorot malas. "Aku gak bilang gitu." Naya berkilah.
"Tapi tadi kamu bilang—"
"Ihh! Udah sana ke toilet!" Naya menyela seraya mendorong Jendra untuk segera pergi membersihkan dirinya yang nampak menyedihkan.
Jendra mendesah panjang. Ia segera membuka seragamnya, menyisakan kaos putih pendek yang juga basah karena keringat. Jendra kemudian memberikan seragam itu kepada Naya. "Pegangin dulu, aku mau ke toilet," pintanya.
Naya tak langsung menerima baju itu, ia hanya memandang Jendra dengan raut wajah datar.
"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Terpesona ya sama ketampanan pacarmu ini?" ucap Jendra memainkan kedua alisnya, menggoda.
Sudut bibir Naya berkedut geli mendengar perkataan kekasihnya. Ia lalu meraih seragam Jendra sambil menutup hidungnya seolah-olah benda yang dipegangnya itu menjijikan.
Hal itu langsung membuat Jendra menggeram kesal. Ia melempar tatapan tak terima pada Naya. "Gak usah jijik gitu! Nanti juga kalo kita udah nikah kamu yang bakal nyuciin baju aku!" omelnya tidak terima saat Naya memegang bajunya dengan cara yang terlihat tidak niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burung Kertas untuk Naya
Teen FictionKatanya, kalau kita berhasil membuat 1000 burung kertas, satu keinginan kita akan terwujud. Namun, apakah itu juga berlaku untuk Jendra? Jendra ingin membuat satu permohonan kepada Tuhan. Jendra ingin Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk membahag...