46. Penjelasan Naya

100 15 0
                                    

Annyeong yeorobun! Gimana nih kabarnya? Semoga hari-hari kalian selalu baik dan bahagia, ya🌹✨

Tak doain yang malam ini lagi sedih, semoga cepet hilang sedihnya dan diganti jadi bahagia. Semangat semuanya, semoga yang baca cerita ini selalu diberi kebahagiaan sama Tuhan, aamiin❤️❤️

Selamat membaca, semoga suka🌹🌹

Naya terus melirik ke arah Jendra yang duduk di depannya. Dari tadi laki-laki itu tak banyak membuka suara. Sikapnya aneh, lebih banyak diam, tidak seperti biasanya. Naya juga tidak tahu kenapa.

Jendra terus menunduk, matanya fokus membaca tiap baris kalimat di buku yang dipegangnya. Jendra sedang asyik membaca sebuah novel yang ia pinjam dari teman kelasnya.

Dahi Naya tertekuk dalam melihat sang kekasih yang asyik dengan dunianya sendiri. Naya bertanya-tanya, sejak kapan Jendra jadi suka membaca novel? Terlebih novel yang ia baca genrenya horror. Bukannya Jendra takut dengan hal-hal mistis dan hantu?

"Na?" Naya mencoba memanggil si pemilik mata terindah itu.

"Hm?" Jendra tak mengalihkan perhatiannya pada novel. Tangannya tergerak membalikkan halaman selanjutnya.

Naya menghela napas berat karena Jendra mengabaikannya.

"Kamu kenapa?" Pertanyaan yang sejak tadi Naya tahan-tahan akhirnya terlontar juga dari mulutnya.

"Aku? Kenapa?" Jendra balik bertanya, ia sempat mengangkat kepalanya sekilas sebelum kembali membaca.

"Kamu lagi ada masalah?"

Jendra menggeleng tiga kali. "Enggak."

"Terus kenapa?" Naya mulai geram pasalnya Jendra terus mengacuhkan dirinya yang bertanya. Laki-laki itu seperti tidak niat untuk menjawab.

"Gak papa. Emang aku kenapa?"

"Kamu aneh banget hari ini," ungkap Naya memandang laki-laki di hadapannya dengan lekat.

Entah mengapa sejak kemarin malam, perilaku Jendra sedikit berubah. Jendra seperti mengabaikannya. Tiap kali Naya bertanya, Jendra selalu menjawab jika ia kelelahan dan ketiduran. Namun, Naya tidak mempercayainya begitu saja. Naya kenal Jendra, Naya yakin jika ada sesuatu yang laki-laki itu sembunyikan darinya.

"Dari semalam sifat kamu berubah. Aneh. Nggak kayak biasanya," terang Naya mengungkapkan isi hatinya akan tingkah Jendra yang berbeda menurutnya.

"Biasa aja kok." Naya sontak berdecak pelan. Mengapa Jendra terus saja berbohong? Apa dia tidak menyadari jika sifatnya berbeda dari dua hari yang lalu?

"Nggak biasa, Na. Kamu lagi ada masalah? Atau kemarin abis dimarahin pelatih?" cecar Naya yang sudah terlanjur penasaran.

Satu helaan napas panjang terdengar. Jendra menegakkan kepalanya, menatap Naya dengan intens. Laki-laki itu kemudian menutup bukunya, sebenarnya Jendra tidak benar-benar membaca. Ia hanya membolak-balikkan halamannya saja dan membacanya sekali lewat. Bahkan ia sendiri tidak tahu apa yang sedang dibacanya.

Burung Kertas untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang