***
6 bulan kemudian
"AHH!!!" seru Mile kesakitan saat Nodt berhasil menjatuhkan tubuhnya dalam latihan bela diri.
"Kamu tidak fokus, Phi! Aku bisa mematahkan tulang rusukmu jika seperti ini." Omel Nodt.
"Maaf. Aku akan berusaha untuk fokus." Mile berdiri dengan bantuan satu tangannya.
Nodt menghela nafas berat. "Sepertinya percuma saja kalau kamu latihan tapi pikiranmu sedang mengkhawatirkan Apo."
Mile tidak bisa membantah ucapan Nodt. Karena dirinya memang benar mengkhawatirkan Apo yang masih belum kembali selama tiga minggu ini. Bahkan tidak ada yang mengetahui kabar dan keberadaannya.
Nodt menepuk bahu Mile. "Percayalah! Apo pasti kembali. Sekarang istirahatlah. Aku pergi dulu."
Setelah Nodt pergi, Mile merebahkan tubuhnya di atas lantai. Nafasnya terengah-engah karena latihan yang dijalaninya. Setelah lukanya pulih, Mile dan Bible mulai berlatih sembari menunggu Profesor Siwat menyelesaikan proyek yang mampu memberikan kesempatan kedua bagi mereka.
Apo.Nama itu terus muncul dalam pikiran Mile. Dia tidak berhenti mengkhawatirkan pria itu.
Mile memejamkan matanya. "Dimana kamu, Apo? Aku sangat merindukanmu."
"Aku juga merindukanmu, Phi."
Suara itu membuat Mile membuka matanya. Seketika dia melotot kaget saat wajah Apo berada di atasnya. Segera Mile bangun dan menatap Apo yang berdiri di hadapannya dengan senyuman lebar. Tak mampu menahan perasaannya lagi, Mile langsung memeluk pria itu.
"Apa ini benar-benar kamu, Apo? Kamu kembali?" tanya Mile masih tidak percaya.
Apo mengelus punggung Mile. "Ya, aku sudah kembali, Phi. Apa kamu menungguku?"
Mile melepaskan pelukannya. "Tentu saja aku menunggumu, Po. Kupikir... Kupikir aku tidak bisa melihatmu lagi. Aku sangat ketakutan."
Bibir Apo tersenyum senang. Tangannya menyentuh pipi Mile. "Maafkan aku sudah membuatmu ketakutan, Phi."
Mile menyentuh tangan Apo di pipinya. "Kumohon jangan menghilang tanpa kabar lagi, Po. Aku tidak mau kehilangan kamu."
"Pekerjaanku selalu berhadapan dengan bahaya, Phi. Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku akan berusaha keras untuk memberikan kabar." Apo tidak bisa berbohong mengenai resiko yang dihadapinya.
"Aku pikir itu cukup untukku." Mile menyunggingkan senyuman.
"Ah, ya, aku membawakan sesuatu buatmu, Phi." Apo mengangkat plastik berisi dua cup kopi.
"Akhirnya ada yang membawakan sesuatu untukku." Mile mengajak Apo untuk duduk bersamanya.
Apo memberikan satu cup... Untuk Mile beserta sedotannya. "Aku bisa melihat kamu lebih kurus daripada terakhir kali aku melihatmu, Phi. Sepertinya aku perlu membawakan kamu banyak makanan."
Mile tertawa mendengar rencana Apo. "Aku mohon jangan lakukan itu, Apo."
Apo memicingkan matanya. "Auw! Kenapa aku tidak boleh membawakan kamu banyak makanan, Phi?"
"Kalau kamu membuat berat badanku naik, Nodt akan memberikan latihan berat agar bisa menurunkan berat badanku." Mile ingat setelah lengannya pulih, Nodt langsung memberikan jadwal latihan ketat.
Apo tidak bisa menahan tawa mengingat alasan utama berat badan Mile naik saat pemulihan adalah karena dirinya. Apo membawakan makanan banyak sehingga membuat berat badan Mile naik sepuluh kilogram.
"Baiklah, Phi. Aku tidak akan membawakan terlalu banyak makanan lagi. Profesor Siwat memberitahuku kalau besok kamu akan mendapatkan lengan barumu, Phi." Apo meminum kopi miliknya.
Mile menganggukkan kepalanya. "Ya, Profesor Siwat mengingatkanku setiap hari. Aku pikir dia jauh lebih bersemangat dibandingkan denganku."
Apo terkekeh membayangkan hal itu. "Tentu saja Profesor Siwat sangat bersemangat karena proyek ini akan menjadi terobosan baru untuknya."
"Tapi aku merasa gugup. Aku takut jika aku mengacaukan proyek ini." Mile tampak murung.
Apo meraih tangan kiri Mile dan menggenggamnya. "Phi, aku yakin kamu tidak akan melakukan hal seperti itu. Profesor mengatakan jika akan terasa sangat sakit terutama karena tidak menggunakan obat bius. Tapi aku yakin kamu bisa melakukannya, Phi."
Mile menatap genggaman tangan mereka kemudian beralih pada Apo dan tersenyum. "Makasih, Apo. Aku pikir setelah kamu ada di sini aku merasa tenang."
"Aku pasti akan menemanimu, Phi. Gimana dengan Bible?" Apo belum mengetahui kabar sahabatnya Mile.
"Profesor Siwat melakukan operasi pemasangan mata bionik pada Bible seminggu yang lalu. Tapi dia masih belum membuka matanya karena mata bionik itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Jadi besok setelah pemasangan tanganku selesai, Profesor akan membuka perban di mata Bible dan akan melihat apakah mata bioniknya akan bekerja." Jelas Mile.
"Jadi besok bukan hanya hari penting untukmu saja, tapi juga untuk Bible, Phi?"
Mile menganggukan kepalanya. "Ya, aku tidak sabar menunggu besok."
Apo tersenyum pada pria itu. "Aku juga merasakan hal yang sama, Phi."
***
MILE
APO
NODT
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomanceMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...