Mile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Job langsung memeluk Bas saat tubuh mereka terhempas dan menabrak dinding. Nodt melakukan hal yang sama pada Barcode. Membiarkan dirinya menjadi tameng untuk laki-laki itu. Sementara itu Tong terpental dari kursinya menabrak dinding kaca jendela lebar sebelum jatuh di lantai lorong. Sedangkan Bible, tubuhnya terhempas menabrak dinding. Bahkan smartphone di tangannya pun terlepas dari tangannya.
“Shit!!!” umpat Bas mengerang kesakitan. Meskipun Job melindunginya, tapi tetap saja ada beberapa bagian tubuhnya yang terluka. Terutama bagian tangan kirinya.
Saat Bas menoleh ke tangan kirinya, dia bisa melihat pecahan kaca berukuran sedang menancap dalam ke lengannya.
“FUCK!” umpat Bas kembali setelah mengetahui alasan rasa sakitnya.
Bas meraih pecahan kaca itu dengan tangan kanannya. Dia menarik nafas panjang sebelum akhirnya membulatkan tekad untuk mencabut pecahan kaca itu. Saat pecahan kaca itu perlahan mulai dicabut, Bas merintih kesakitan. Beruntung tidak lama kemudian pecahan kaca itu tercabut. Kemudian Bas membuang pecahan kaca itu hingga terdengar suara gemelinting.
“Shit! Siapa yang berani mengebom tempat ini?” kesal Bas.
Kemudian dia mengingat kekasihnya. Dia segera menegakkan tubuhnya dan berbalik.
“JOB!!!” seru Bas saat melihat kekasihnya tergeletak tak sadarkan diri dengan darah membasahi kepalanya.
Saat Bas hendak menyentuh kekasihnya, tiba-tiba saja ada yang menendang tangannya sampai membuat Bas terhuyung ke belakang. Bas menoleh untuk melihat siapa yang sudah mengganggunya.
“Kamu?” terkejut Bas saat melihat Mio berada tak jauh darinya.
“Kita bertemu lagi.” Kemudian perhatian Mio tertuju pada Job yang masih tidak sadarkan diri. Lalu dia mengarahkan pistol ke arah Job. “Sepertinya pekerjaan melenyapkan anggota tim Z satu ini jauh lebih mudah.”
Namun sebelum Mio menarik pelatuk pistolnya, Bas sudah terlebh dahulu menendang tangan laki-laki itu dengan keras sehingga pistol di tangan Mio terlempar sampai ke sudut ruangan.
“Tidak mudah kalau masih ada aku.” Ucap Bas dengan senyuman sinis.
Mio tersenyum sinis. “Kalau begitu aku harus melenyapkanmu lebih dahulu.”
Mio mengambil dua buah belati yang tersimpan di sarung yang diikat di pinggangnya. Setelah sebulan yang lalu Bas sudah pernah menghadapi Mio, sehingga dia tahu jika Mio sering menggunakan sepasang pisau belati sebagai senjata andalannya.
Bas tersenyum sinis. “Itupun kalau kamu bisa.”
Bas mengambil dua tongkat kecil sebesar genggaman tangannya. Mio tampak bingung melihat senjata yang dikeluarkan oleh pria itu.
“Apa kamu tidak salah senjata? Kamu yakin bisa melawanku dengan dua tongkat mini begitu?” Mio meremehkan senjata Bas.
Sementara itu Bas kembali tersenyum sinis. “Siapa bilang ini tongkat mini?”
Bas menekan salah satu tombol paling atas lalu tiba-tiba dari ujung tongkat itu muncul tongkat yang lebih panjang dengan arah yang berlawanan sehingga membentuk tongkat tonfa.
“Aku tidak akan membiarkanmu memenangkan pertarungan ini.” Ucap Bas memutar-mutar tongkat itu lalu berhenti tepat saat bagian tongkat yang lebih panjang berada di samping lengannya.
“Ayo kita lihat!” Mio berlari ke arah Bas dan melayangkan pisaunya.
Namun pisau itu tertahan oleh tongkat tonfa yang melindungi llengan Bas. Tongkat itu bukan hanya digunakan sebagai senjata saja, tapi bisa juga digunakan sebagai shield. Bas mendorong tangan Mio kemudian mendorong keras ujung tongkat yang pendek tepat ke arah perut laki-laki itu sampai ke perut Mio membuat laki-laki itu mengerang dan terhuyung ke belakang.
“Bagaimana dengan senjata terbaruku? Apa kamu menyukainya?” Bas memamerkan senjata di kedua tangannya. Setelah nyaris kalah dari Mio sebulan yang lalu dia dan Profesor Siwat segera merancang senjata yang bisa digunakan untuk melawan Mio.
Mio tersenyum sinis. “Apakah begitu menakutkannya melawanku? Sampai kamu harus membuat senjata baru untuk bisa melawanku.”
Bas menggelengkan kepalanya. “Tidak, buat apa aku takut sama kamu. Aku hanya merasa jengkel karena kamu melukai kulit indahku.”
Setelah itu Bas berlari ke arah Mio untuk melayangkan serangannya. Tapi Mio berhasil menepisnya. Dia juga melayangkan serangan meskipun mengenai tongkat itu. Lalu Mio menyadari jika Bas lemah menggunakan tangan kirinya karena sedang terluka. Karena itu saat sedang menepus tangan kanan Bas, Mio menggoreskan pisau belatinya mengenai paha kiri Bas.
“FUCK!!!” umpat Bas yang terhuyung ke belakang.
Mio tersenyum sinis. “Masih percaya diri kalau kamu bisa mengalahkan aku?”
“Hanya satu goresan, jadi jangan sombong.” Bas mendengus kesal.
Mereka kembali saling menyerang. Namun Mio mengunci kedua tongkat Bas. Tak menyerah, Bas melompat ke atas meja sehingga berada di belakang tubuh Mio.
“Rasakan ini!” Bas menekan tombol kedua.
Tiba-tiba saja tubuh Mio gemetar karena serangan listrik yang berasal dari tongkat Bas. Sembari menahan rasa sakit karena sengatan listrik itu, Mio pun menusuk kaki kanan Bas dengan pisau belati. Baru kemudian menarik tangan Bas dan menjatuhkannya ke lantai.
Bas merintih sakit. Sementara itu Mio melangkah mundur menjauhi Bas untuk memulihkan dirinya sejenak. Sengatan listrik itu membuat tubuhnya menjadi lebih lemas.
Bas pun kembali berdiri. Dia terkekeh melihat Mio yang tampak terengah-engah. “Bagaimana dengan senjata baruku? Ini bukan tongkat biasa.”
Bas teringat jika Profesor S yang menyarankan untuk memasukkan tegangan listrik di tongkat itu sebagai fitur tambahannya. Awalnya Bas berpikir fitur itu berguna sampai dia melihatnya sendiri.
Mio kembali menyerang terlebih dahulu. Kali ini gerakan laki-laki itu jauh lebih cepat. Bahkan Bas kewalahan menangkisnya. Karena itulah Mio berhasil menggoreskan pisau belati di kaki, tangan, bahkan pipi Bas. Tak mampu menahan luka lagi, akhirnya Bas menendang tubuh Mio sehingga laki-laki itu terhuyung ke belakang dan menabrak meja.
“LITTLE BRAT!!!” kesal Bas melihat darah keluar dari luka-luka gores di tubuhnya.
Mio tersenyum senang. “Gimana dengan hadiah luka yang kuberikan? Apakah kamu menyukainya?”
Bas mendengus sinis. “Sepertinya aku harus mencoba fitur terakhir dari tongkat ini.”
Bas mengarahkan tongkatnya seperti pistol ke arah Mio. Namun sebelum Bas menekan tombol, tiba-tiba seseorang menembakkan pistol tepat mengenai bahu kanan Bas.
“Tidak usah bermain lagi, Sayang. Tugas kita hanya melenyapkan mereka.” Dengan satu tangan Bump memeluk pinggang Mio dan mengarahkan pistolnya ke kepala Bas.
Apakah ini akan menjadi akhir hidup bagi Bas?
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.