***
“Aku…” Apo bingung menjawabnya.
Namun sebelum Apo menemukan alasan terlihat Ryan sudah pingsan kembali. Apo mendengus tak percaya melihatnya. Kemudian Apo menepuk kepala Ryan.
“Dasar bocah sialan! Bikin kaget saja.” Apo bisa menghela nafas berat.
“Memang aku yang sudah aku lakukan, Phi?” tanya Barcode bingung.
“Bukan kamu, Nong. Aku bicara sama bocah sialan ini.” Apo melepaskan tangan Ryan yang masih menggenggam pergelangan tangannya. “Apa sudah selesai, Nong?”
“Sudah, Phi. Aku sudah meretas semuanya.”
“Baguslah. Kalau begitu tugasku sudah selesai. Bagaimana dengan, Bas?” tanya Apo meletakkan ponsel Ryan di atas ranjang.
“Aku pikir kamu pulang lebih dulu saja, Phi.” Barcode terkekeh geli.
“Apa mereka melakukannya lagi?” tebak Apo yang sudah memahami kebiasaan Job dan Bas.
Barcode menghela nafas berat. “Aku pikir begitu, Phi. Mereka memutuskan sambungan komunikasi.”
Apo menghela nafas berat. “Dasar mereka! Baiklah kalau begitu aku akan kembali dulu. Tolong periksa ponsel bocah sialan ini, Nong. Mungkin saja kita menemukan petunjuk.”
“Siap, Phi!”
Apo menatap Ryan yang masih pingsan. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar itu. Apo berjalan menyusuri lorong. Dia bisa melihat seseorang berjalan dari arah yang berlawanan. Apo awalnya tidak mempedulikan orang itu. Tapi saat jarak mereka begitu dekat, Apo merasa wajah laki-laki itu begitu familiar. Sampai akhirnya laki-laki itu melewatinya dan berjalan menjauh.
“SHIT!!!” umpat Apo langsung membalikkan tubuhnya dan mengejar laki-laki itu.
Apo bisa melihat laki-laki itu pun berlari menghindari kejaran Apo.
“Ada apa, Phi?” tanya Barcode mendengar umpatan Apo.
“Barcode, pake cara apapun untuk menghubungi Job dan Bas. Aku baru saja melihat Jet Bundit dan sekarang aku sedang mengejarnya."
“HEH? Jet Bundit muncul? Baik, Phi. Aku punya satu cara menghubungi mereka.” Barcode tampak tersenyum senang karena sudah lama dia ingin melakukan cara ini.
***
Bas menendang tubuh Tack hingga tergeletak di atas lantai.
“Dasar Gajah! Berat sekali!” Bas menghela nafas berat.
Terdengar suara ketukan di pintu kamar hotel itu. Bas berjalan menghampiri pintu itu dan membukanya. Bibirnya menyunggingkan senyuman saat melihat sang kekasih sudah berdiri di hadapannya.
“Aku sudah menduga kamu bakal mengikutiku.” Ucap Bas menarik tangan kekasihnya sehingga Job melangkah masuk mengikutinya.
Tatapan Job pun tertuju pada Tack yang berbaring di atas lantai. “Kamu tidak membunuhnya ‘kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomanceMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...