***
Job menarik Bas dan membungkuk tatkala Tong melemparkan sepatunya dengan penuh amarah. Sayangnya sepatu itu melayang sampai menabrak dinding dengan suara keras.
“Gara-gara kalian, kita kehilangan Jet Bundit. Bagaimana bisa kalian bekerja sambil bermain seperti itu, HUH?” omel Tong dengan nafas terengah-engah.
“Ini semua salahku karena terbawa suasana saat sedang menjalankan misi. Maafkan saya, Khun.” Job menanggung tanggung jawab atas kesalahan yang mereka lakukan.
“Dasar Bocah sialan!” Tong melepaskan sepatunya yang lain dan hendak memukul Job.
Beruntung Bas dan Nodt berusaha menahannya.
“Sabar, Khun.” Nodt berusaha menenangkan pria itu.
“Jangan mukul Job, Khun. Aku juga salah. Kamu bisa pukul aku.” Ucap Bas melindungi kekasihnya.
Job menggelengkan kepalanya. “Jangan percaya padanya, Khun. Jangan pukul Bas.”
Giliran Bas yang menyangkal ucapan Job. Membuat Tong dan Nodt harus bergantian menatap Job dan Bas karena pasangan itu saling membela.
Tidak mau dibuat pusing oleh tingkah mereka, Tong pun menjatuhkan sepatunya dan langsung memukul kepala Job dan Bas bersamaan. “Berhenti saling menyalahkan diri sendiri. Tetap saja masalah ini adalah kesalahan kalian. Kalian berdua harus mendapatkan hukuman.”
“Baik, Khun!” jawab Job dan Bas bersamaan.
Tong menoleh ke arah Nodt dan memberikan kode pada pria itu untuk mengambilkan sepatu miliknya. Nodt pun melakukan apa yang diperintahkan oleh pria itu. Setelah mengambilnya, Nodt menatanya bersama pasangan sepatu itu. Tong pun langsung mengenakannya.
“Nodt, berikan hukuman yang berat untuk mereka berdua. Aku tidak mau mendengar lagi kejadian seperti ini terjadi. Kalian mengerti?” tanya Tong.
Bukan hanya Job dan Bas saja yang menganggukkan kepalanya. Nodt pun melakukan hal yang sama.
Merasa tenaganya terkuras setelah marah-marah, Tong memilih untuk duduk. Dia mengambil gelas air putih dan meminumnya sebagian.
“Di mana Barcode? Aku perlu tahu informasi darinya.” tanya Tong.
“Dia bersembunyi di toilet, Khun. Dia takut melihatmu mengamuk.” Nodt ingat Barcode langsung berlari ke toilet setelah Tong datang. Karena dia sudah menduga kalau Tong akan meletuskan gunung amarahnya.
“Panggil dia sekarang juga!” perintah Tong.
Nodt menganggukkan kepalanya. “Baik, Khun.”
Segera Nodt berjalan keluar dari ruangan itu menuju toilet. Dia berjalan menyusuri lorong. Tampak beberapa orang berlalu lalang untuk mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba langkah Nodt terhenti meskipun belum sampai di toilet. Dia menoleh ke samping untuk melihat ke arah ruangan laboratorium. Tadi dari sudut matanya, Nodt melihat ada seseorang yang mencurigakan berpakaian hitam. Tapi saat dia melihatnya lebih jelas justru tidak ada siapapun selain karyawan yang sudah dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomanceMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...