***
Us mengeluarkan smartphone nya dan menelpon atasannya. Dia berjalan mondar-mandir dengan sangat gusar menantikan jawaban dari Pong.
“Bagaimana, Us? Apakah kamu menemukan sesuatu?” tanya Pong langsung saat menjawab panggilan itu.
“Melebihi apa yang kita perkirakan, Kapten.” Us bahkan masih menampilkan ekspresi terkejut dengan apa yang dilihatnya.
“Apa yang kamu temukan di sana, Us? Apakah mereka memiliki nuklir lagi?” tebak Pong.
“Lebih buruk dari itu, Kapten. Mereka memiliki banyak misil yang sudah dilengkapi dengan tabung aneh. Aku sudah mengirimkannya fotonya padamu, Kapten.”
“Jatuhkan ponselmu!” perintah itu membuat tubuh Us menegang.
“Us? Us, apa kamu mendengarku?” tanya Pong di ujung telpon.
“CEPAT JATUHKAN KUBILANG!” seseorang yang berada di belakang Us menempelkan ujung pistol ke belakang kepalanya.
Akhirnya mau tidak mau Us menjatuhkan smartphonenya, tapi dengan gerakan cepat, Us menangkapnya dengan tangan yang lain. Kemudian Us berbalik menepis tangan pria di belakangnya sebelum akhirnya menendangnya.
Tampak Ta terhuyung ke belakang. Namun laki-laki itu mampu menjaga keseimbangan dengan baik sehingga tidak terjatuh.
“Siapa kamu?” tanya Ta dengan nada dingin.
“Kita tidak sedang berada dalam blind date. Jadi aku tidak perlu memberitahumu siapa aku.” Us tersenyum sinis.
Ta tersenyum sinis. “Kalau begitu aku akan membunuhmu, Tikus penyusup.”
“Kalau kamu bisa.” Us juga tersenyum sinis.
Di tempat lain, Pong yang sudah menyusup ke dalam gedung penelitian di daerah Ratchathewi tampak menatap ponselnya. Tampak sambungan telpon dengan Us terputus.
“SIAL!!!!” umpat Pong.
Kapten itu menelpon Us kembali. Sayangnya tidak diangkat. Kemudian dia teringat dengan ucapan Us yang memberitahu jika dia mengirimkan foto. Dia membuka foto itu.
“SHIT!!! Ini bukan hanya akan menjadi serangan dalam negeri, tapi juga akan menjadi serangan dunia. Segera Pong mengirimkan foto-foto itu kepada Tong lalu menghubungi Jenderal itu.
“Aku harap ini informasi penting, Pong. Aku sedang sibuk sekarang.” Tong sedang bersembunyi di balik meja bersama Barcode untuk menghindari hujan tembakan.
“Ini memang sangat penting, Jenderal. Salah satu anak buah saya menyelidiki rumah ilegal milik keluarga Bundit. Dia menemukan banyak misil dengan tabung mencurigakan. Saya sudah mengirimkan fotonya pada Anda.” Pong memberikan penjelasan.
Tanpa mematikan sambungan telpon, Tong mengecek foto yang dikirimkan oleh Pong. Kemudian dia menoleh ke arah Barcode.
“Nong, apa kamu tahu soal tabung ini?” Tong menunjukkan foto itu pada Barcode.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomansaMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...