***
"HUH? KODE NUKLIR?" suara Bas yang terkejut terdengar begitu keras.
Apo yang mendengar sembari mengendarai motornya langsung mengumpat. "Sialan kamu, Bas! Kita semua pakai earphone. Kalau kamu berteriak telinga kami bisa berdarah."
Alih-alih merasa bersalah, Bas hanya terkekeh. "Kamu berlebihan, Apo. Pria sekuat baja seperti kamu mana mungkin berdarah dengan begitu mudah."
"Tapi bagaimana bisa Menteri Pertahanan Thailand memiliki kode nuklir? Apa kita punya senjata seperti itu?" tanya Job mengabaikan persoalan reaksi Bas.
Kali ini Nodt yang bersuara. "Sebenarnya pemerintah Thailand memiliki proyek rahasia pembuatan nuklir pertama di negara ini. Tapi proyek itu bersifat sangat rahasia. Aku pikir ada seseorang yang memberikan informasi ini pada Oxynus."
"Maksudmu ada salah satu oknum pemerintah yang berkhianat dan berpihak pada Oxynus?" tanya Job kembali.
Nodt yang sudah kembali ke mobilnya bersama dengan Barcode menganggukkan kepalanya. "Aku pikir begitu. Sebaiknya kita menangkap dua orang itu untuk bisa mengetahui lebih jauh rencana Oxynus.”
Bibir Apo melengkung lebar. “Kalau begitu saatnya kita bermain.”
Bas pun menanggapi ucapan Apo. “YUHUUUU!!! Mari kita bermain.”
Job yang duduk di samping Bas hanya bisa menggelengkan kepalanya. Meski begitu, Job tetap suka dengan permainan yang akan mereka lakukan.
“Bagaimana kalau kita bermain sarang laba-laba?” tawar Nodt sembari mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi melewati kendaraan-kendaraan yang melintasi jalanan.
“SETUJU!!!” seru mereka bersama.
“Barcode, cari rute yang cocok untuk memerangkap musuh!” perintah Nodt.
“SIAP, PHI!” Barcode pun terdengar bersemangat. Segera anak muda itu berkutat dengan laptop kecil di tangannya.
“Aku menemukan tempatnya. Tidak terlalu jauh dari sini.” Barcode menunjukkan sebuah perempatan yang cocok untuk digunakan untuk melancarkan permainan sarang laba-laba mereka.
Dengan satu tangannya Nodt mengusap puncak kepala Barcode. “Kerja bagus, Kid. Bas, Job, kalian belok kanan menuju perpustakaan Nasional. Dan Apo, giring dia menuju ke sana. Kita tangkap kedua tikus itu.”
“SIAP!!!” seru Apo, Bas dan juga Job.
Setelah itu Bas berbelok ke kanan sesuai dengan arahan Nodt. Sementara itu Apo tetap mengikuti kedua laki-laki itu. Apo bisa melihat Ta hendak membelokkan motornya ke arah kanannya. Namun Apo mengarahkan pistolnya dan menembak tiang lampu yang ada di ujung jalan. Benturan yang keras antara peluru dan tiang besi itu membuat Ta secara reflek mengerakkan motornya menjauh dari belokan itu.
“Sialan! Copper, lakukan sesuatu yang berguna untuk menyingkirkan pengganggu itu.” Perintah Ta.
Tanpa mengatakan apapun, Copper mengarahkan pistolnya ke arah Apo. Dia menembakkan satu peluru. Sayangnya dengan gesit Apo berhasil menghindar sehingga peluru itu menancap ke tempat sampah besar. Detik berikutnya peluru itu meledak sama seperti saat Copper meledakkan pintu mobil Menteri Pertahanan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomanceMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...