Leo perlahan membuka matanya. Dia meringis saat merasakan sakit diseluruh tubuhnya. Bocah kecil itu menegakkan tubuhnya dan melihat sekelilingnya begitu kacau. Tapi hal pertama yang ingin dicari adalah ibunya.
“MAMA!” seru Leo saat melihat Ongsa tergeletak di lantai tak jauh darinya.
Segera Leo menghampiri ibunya. Tapi langkahnya terhenti saat melihat ada yang aneh dengan sang ibu. Terlihat mata Ongsa terbuka, tapi sayangnya wanita itu sudah tidak bernyawa. Pasalnya nyaris setengah tubuh sang ibu perlahan lenyap.
“MAMA!” Leo pun terus memanggil sang ibu dan menangis.
Tanpa disadari oleh bocah laki-laki itu, tiba-tiba puing besar plafon di atas yang perlahan dimakan bakteri Rhodococcus Opacus jatuh ke arah Leo. Namun saat puing itu nyari mengenai bocah laki-laki itu, ada dua orang yang menahan puing itu dengan menggunakan tangannya. Apo segera menarik bocah laki-laki itu sehingga Mile dan Nodt yang menahan puing itu bisa menjatuhkannya ke lantai.
Apo berjongkok dan mengamati bocah laki-laki. “Apa kamu gak papa, Nong?” tanya Apo.
“MAMA!!!” Leo tidak menjawab pertanyaan itu dan terus memanggil ibunya.
“Di mana Mama-mu?” tanya Apo.
Leo pun menunjuk ke jasad ibunya. “MAMA!!!”
Apo dan anggota tim Z yang lain menoleh ke arah yang ditunjuk oleh bocah laki-laki itu. Seketika mereka melotot kaget melihatnya. Apo segera memalingkan mata Leo dari sang ibu. Bagaimana bisa seorang anak kecil melihat pemandangan yang mengerikan itu.
“Nong, maafkan Phi harus bilang ini. Tapi Mama kamu tidak bisa diselamatkan lagi.” Apo terpaksa harus jujur pada bocah laki-laki itu.
Seketika Leo menangis. Apo yang ikut sedih melihatnya langsung memeluk bocah laki-laki itu.
Tiba-tiba terdengar kembali puing plafon yang jatuh sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam.
“Apa yang harus kita lakukan dengan kawanan bakteri sialan itu?” tanya Bible.
“Kita harus membakarnya.” Ucap Nodt.
Mile melotot kaget. “Apa kamu gila? Bagaimana bisa kita membakar mall ini begitu saja?”
Nodt menghela nafas berat. “Tapi ini satu-satunya memberantas bakteri itu. Aku sudah melakukannya saat di kediaman Bundit dan berhasil. Profesor Siwat bilang sekuat apapun bakteri itu, dia tetaplah bakteri yang tidak bisa bertahan hidup di suhu yang panas.”
Apo menggendong Leo yang sudah merasa sedikit tenang. “Kita tidak punya pilihan lain. Jika membakar gedung ini bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa, maka kita harus melakukannya.”
“Tapi bagaimana dengan orang-orang di bawah yang kemungkinan masih terjebak?” tanya Bible.
“Kita hanya bisa berdoa kebakaran ini tidak akan berpengaruh pada lantai di bawah kita.”
“SIAL!” umpat Bible.
“Kita cari sesuatu yang bisa kita gunakan untuk membakar mereka. Dan Bible, hubungi Barcode dan kasih tahu rencana mereka. Sehingga para polisi yang mengevakuasi tempat ini bisa bersiap-siap menghadapi hal buruk yang terjadi.” Perintah Nodt.
“Baiklah!” Bible menganggukkan kepalanya dan segera melakukan apa yang dikatakan oleh Nodt.
Sementara yang lain mencari benda yang bisa mereka gunakan untuk membakar. Mereka mencari berbagai benda yang ada di dalam toko. Mereka bahkan mengambil beberapa barang yang memiliki kandungan kimia yang mudah terbakar.
“Aku pikir ini bisa digunakan.” Mile menghampiri Nodt yang baru saja mengambil pemantik kompor.
“Kita coba dengan benda ini.” Nodt menunjuk ke pemantik kompor di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human, But Cyborg (MileApo)
RomanceMile dalam perjalanan menuju Chiangmai menggunakan kereta bersama tunangan, Cherry, dan sahabatnya, Bible, saat sebuah serangan menimpa mereka. Rupanya itu adalah serangan teroris Oxynus yang menggunakan bakteri pemakan segala bernama Rhodococcus Op...