34.

3.7K 252 21
                                    

Pertemuan karina dengan orang tua teddy meninggalkan kesan manis. Karina diterima dan diperlakukan dengan hangat, tidak ada kecanggungan di sana.  Dalam arah perjalanan pulang teddy mengungkapkan keinginannya untuk bertemu juga dengan orang tua karina. Segalanya tiba - tiba berjalan begitu cepat, karina sedikit kesulitan mencerna keadaan yang ia alami.

Karina termangu di meja kerjanya, memandangi layar komputer di hadapannya.

Otaknya ramai.

Bukankah sudah semestinya di umur yang tak lagi muda, mengenal satu sama lain lebih jauh dan dekat itu wajar. Tiba - tiba karina merasa gelisah.

Kriing kriing.
Kriing kriing.

Karina tersadar dari lamunannya, tangannya meraih gagang telepon yang berdering di hadapannya.

" halo dengan karina " ucap karina.

" karina, kamu disuruh menghadap ke ruangan pak rendra sekarang ." Ucap pak hanan di ujung telepon.

" baik pak " ucap karina, kemudian pak hanan menutup sambungan teleponnya.

Karina menghela nafas.

Apalagi ini ????.

Ia merapikan bajunya, kemudian beranjak dari kursinya menuju ruangan Pak rendra. Otaknya semakin ramai dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan ia hadapi. Apakah karina akan diberhentikan, atau di mutasi karena telah mengabaikan atasannya.

Tangannya mengetuk pintu kokoh dihadapannya. Kemudian ia memutar kenop pintu tersebut.

" selamat sore pak " sapa karina.

" oh karina, silahkan masuk " ucap rendra .

Karina kemudian memasuki ruangan rendra, ia berdiri di hadapan meja rendra.

" duduk karina " ujar rendra mempersilahkan, ia sedang memindai dokumen dihadapannya.

Karina kemudian duduk meletallan tubuhnya di kursi tersebut. Tangannya saling menggenggam di atas pahanya.

Rendra menutup map dokumen yang sejak tadi ia pandangi. Matanya menatap karina , ekspresinya sulit ditebak.

" maaf mengganggu waktu kamu karina." ucap rendra membuka percakapan.

Karina hanya tersenyum.

" sulit sekali untuk mengajak kamu ngobrol berdua " ucap rendra, ia tersenyum kemudian menunduk.

Karina menunggu lanjutan kalimat yang akan diucapkan rendra.

" saya sudah lama sekali memerhatikan kamu, tapi tidak ada keberanian sedikit pun untuk menyapa kamu "

Karina terkejut.

" waktu itu saya baru pulang dari london, pertama kali saya datang ke kantor ini menemui papa. Saya melihat kamu keluar dari lift,  kamu menatap saya.. " cerita rendra.

Karina mengerutkan keningnya, mencoba mengingat momen yang diceritakan rendra tadi. Tapi karina benar - benar lupa.

" kamu alasan saya, menerima tawaran papa untuk mengisi posisi ini " ucap rendra.

" maaf bapak " karina hanya sanggup mengucap maaf tanpa tahu benar kearah mana perbincangan ini berjalan.

" entah saya yang tidak berusaha atau memang kamu yang begitu sulit didekati  karina. Setiap saya ingin mencoba kamu selalu memberi jarak.." ucap rendra, wajahnya terlihat menyedihkan.

" pak rendra, mohon maaf sebelumnya." Karina menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

" saya hanya pegawai biasa dan bapak pimpinan perusahaan, bukankah itu sudah jelas ?" Ucap karina.

Siap Salah Pak ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang