Request Saweria Eli-Muthe

963 78 1
                                    

Spesial request dari:

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________________

Lima belas menit sebelum tengah malem. Eli baru aja masuk mobil selesai rekaman. Hari ini jadwal dia penuh, dari pagi sampe mau pagi lagi. Badannya udah berat banget minta direbahin. Matanya juga rasanya udah lengket. Tapi waktu dia buka HP dan liat ada dua panggilan tak terjawab dari Chika, otaknya nggak bisa biarin dia tidur.

Jari-jari Eli lincah ngirim chat ke member yang udah kaya adeknya sendiri. Semenit, dua menit, nggak ada balesan. Coba telepon balik, nggak diangkat. Ngapain, yah? Bukan Chika nggak pernah telepon, sih. Tapi emang dasarnya Eli ini gampang kepikiran, ya jadi makin kepikiran ini adeknya ditelepon berkali-kali nggak diangkat. Udah tidur kali, ya?

Eli chat Gita. Mereka kan lagi deket banget tu, nempel terus kemana-mana. Barangkali tahu, ya, kan? Sama aja, ih. Nggak ada balesan. Nggak diangkat juga. Udah. Udah tidur kali. Besok pagi aja telepon lagi. Sekarang mendingan Eli juga tidur. Simpen dulu hp-nya. Yuk, merem.

Nggak bisa.

Eli buka mata lagi. Buang napas panjang. Hatinya nggak tenang. Gimana, yah?

Jari Eli balik lagi ke layar hp. Geser atas-bawah di daftar kontak. Otaknya muter nyari cara nenangin diri. Ini udah tengah malem banget. Nggak bisa telepon sembarang orang. Dan ya emang nggak sembarang orang bisa bikin Eli diem dari anxious-nya.

Muthe.

Iya. Cuma Muthe yang bisa ngomelin Eli buat nggak mikir macem-macem. Cuma manusia satu itu yang ngerti seberapa paniknya Eli.

Tapi kalo Muthe juga udah tidur gimana? Aduh. Semoga aja belom tidur...

"Kak Eli?"

Suara Muthe serak khas bangun tidur. Sial. Beneran udah tidur. Eli jadi nggak enak.

"Te, lo udah tidur, ya? Sorry.. Sor-"

"Ergh, lo ngapain belom tidur?"

Eli hela napas lagi. Dia denger suara grusah-grusuh dari ujung telepon.

"Kak Eli? Lo masih di sana kan?"

Eli kebayang muka Muthe yang pasti masih bengap. Dia jadi ketawa kecil.

"Iya, Te. Masih, kok. Sorr-"

"Ck! Udahan sorry sorry nya. Kenapa? Lo belom kelar kegiatan?"

See? Bahkan di waktu kritis gini, masih setengah sadar karena kebangun gini aja Muthe masih bisa ngomelin dia. Eli senyum lagi.

"Gue baru kelar take -"

"Buset lo ngapain sampe tengah malem?!"

"Lagaknyaa kaya lo nggak pernah aja.."

"Zzzz, ya ya ya, terus? Nggak mungkin lo telepon tengah malem cuma mau ngabarin itu kan?"

"Iyalah, lo tau nggak Chika kenapa?"

"Ha? Lah emang kenapa?"

"Ya nggak tau. Makanya gue nanya, kan. Dia tadi ada telepon gue dua kali. Tapi nggak gue angkat. Giliran gue telepon balik, dia yang nggak angkat. Gue udah telepon Gita juga. Tapi sama aja nggak diangkat. Udah tidur kali, ya..."

Eli hela napas.

"Oh... Nggak papa kok mereka. Ini bocah dua udah tidur semua, nih, di samping gue. Nggak usah overthinking. Nggak kenapa-kenapa kok mereka."

"Lah lo di kosan? Atau mereka yang ke rumah lo?"

"Gue di kosan lu. Tadi kak Chika juga telepon gue nanyain kak Gita doang terus dia dateng kesini juga nginep tuh lagi nemplok sama kak Gita."

Eli mulai relaks. Nggak salah emang telepon Muthe.

Eli ketawa kecil. Asli, badannya udah enteng banget nyender di kursi mobil ini.

"Bisa gitu, ya?"

"Bisa, lah. Udah, Lo cepetan pulang istirahat. Udah tua nggak baik begadang terus."

"Ngaca, Te."

"Lah gue mah udah tidur tadi. Kan lo yang bangunin."

Eli ketawa lagi.

"Oh iya, sorry, yahh... Kalo gitu gue otw kosan. Dan kayanya gue juga pengen kaya Chika."

"Hah?"

"Ya pengen juga nanti gue tidur nemplok sama lo."

Emang, deh, Eli nggak bisa nggak ketawa kalo ngomong sama Muthe.

"Hayah, ya udah. Lu ga lupa bawa kunci pagerkan buka sendiri ya? Udah PW banget gue kak."

Eli senyum lebar denger Muthe yang setengah ngomel.

"Yes! Bentar, gue bilang ke staff dulu."

Muthe gumam doang.

"Te?"

"Hm?"

"Jangan matiin dulu, ya."

"Ngapain lagi?"

"temenin gue, iseng juga ini tengah malem."

Sekarang Muthe yang hela napas. Tapi tetep ngeladenin Eli. Ngobrol ke sana kemari, sampe Eli udah berdiri di depan pintu. Sesuai pesen Muthe tadi, Eli buka pintu sendiri.

"Itu lo kan yang bukan pintu?"

"Iyaa..."

"Ya udah gue matiin teleponnya, ya? Pegel tangan gue."

Lagi-lagi Eli ketawa kecil. Kakinya bawa dia ke ruang tengah. Alisnya naik ngeliat pemandangan di depan dia. Chika (yang beneran nemplok ke Gita). Niat banget mereka gelar kasur di sini. Eli jadi geli sendiri, apalagi liat Muthe mendelik salting. Lucu.

-OneShoot-
Eli-Muthe.

48Universe (JKT48) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang