Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita fiksi!
___________________________________________
Part 2
Dua tahun menjalani hubungan berisi empat manusia, Gita kira hidupnya sudah sempurna. Namun kekasihnya tidak berpikir demikian. Terbukti dengan hal-hal baik masih kembali datang dalam kehidupan Gita seperti hadiah yang tak berkesudahan.
Suatu sore di akhir minggu, Gracia membuat pancake lembut yang ditemani ice matcha. Ia terlihat tidak sabaran untuk menceritakan sesuatu. Gita dapat melihat dari langkahnya yang hampir diselingi lompatan⸺Shani tidak berhenti menciuminya saat berpapasan sampai Gracia mengerang terganggu dan Chika tidak berhenti menatapnya penuh cinta, membuat Gracia berdecak malas sambil tersipu.
Sore yang sempurna.
"Aku ketemu seseorang. Dan dia⸺oh dear, My Loves⸺cantik bangeet!" ujarnya antusias sembari menyuapi Chika satu sendok pancake dengan potongan kecil stroberi. Kedua bola matanya berkilauan dan ia beberapa kali bertepuk tangan.
Menggemaskan sekali.
"okay?" Gita mengulurkan tangannya dan Gracia dengan senang hati menyambutnya kemudian duduk di pangkuannya. Aktivitas menyuapi Chikanya kini tergantikan oleh Shani.
Gracia bercerita ada satu pelanggan di kedainya yang bernama Zee. Seorang mahasiswa magister jurusan psikologi dengan gaya sedikit tomboy. Hidungnya mancung, bibir penuh dan telinganya diberi tindik. Rahangnya tajam, rambutnya hitam sebahu, kakinya panjang. Gita sempat melihat ada kilatan menggebu dalam tatapan Gracia.
Terkadang Zee datang sendiri ke kedai Gracia di jam makan siang. Di saat lainnya, ia datang dengan kedua teman lainnya yang juga berpenampilan menawan. Namun di tiap kesempatan, perempuan itu tidak pernah melewatkan harinya untuk merona ketika ketahuan mencuri pandang ke arah Gracia berkali-kali dari mejanya.
Namun pada suatu hari, Zee melakukan penolakan, bahkan sebelum Gracia sempat menyapanya. Katanya, ia tidak mau mendekati seseorang yang sudah memiliki pasangan⸺tatapannya terarah pada perpotongan leher Gracia, tempat tanda kissmark Gita berada. Lalu Zee berpamitan sambil membungkuk meminta maaf dan berjalan cepat meninggalkan Gracia yang masih tercenung.
Hal itu cukup membuat Gracia frustrasi.
Kegundahan Gracia tercium oleh Chika. Saat keduanya sedang cuddle berdua, Chika sukses membujuknya mengaku bahwa ia memang sedang sedikit naksir dengan pelanggannya. Chika yang penasaran pun turun tangan untuk berkenalan dengan perempuan yang membuat kekasihnya bersemu setiap menceritakannya. Dan benar saja. Zee, perempuan yang lebih muda darinya itu memang terbukti sangat menarik perhatian. Chika berakhir pulang ke rumah dengan perasaan naksir yang sama dengan yang Gracia punya. Mungkin Chika saja yang ge-er, tapi ia merasa Zee pun terlihat tertarik padanya. Mengetahui ini, tentu Gracia semakin kegirangan.
"Aku udah ketemu sama dia. Zee emang ... luar biasa. Sekilas keliatan ia adalah orang yang cuek dan masa bodo. Namun ketika disapa, kamu bisa melihat senyum manis dan suaranya yang lembut. Dan ya, kaki jenjangnya itu ... memang sesuatu," tambah Chika malu-malu.
Melihatnya, Gracia seketika berpindah tempat duduk ke pangkuan Chika. Gita menggelengkan kepalanya seraya terkekeh dan bergumam 'Pelan-pelan, sayang' karena langkah Gracia hampir tersangkut kakinya sendiri.
perempuan itu kemudian mencium Chika disertai gigitan gemas di akhir sambil berkali-kali menggeram My cutie bear! yang dibalas Chika dengan Says you, The cutest bear. Membuat Gita dan Shani ingin menggigiti pinggiran piring keramik dalam genggaman karena gemas melihat interaksi kedua kekasih mereka.
Setelahnya, Gracia⸺dengan sangat manis⸺meminta tolong pada kedua kekasihnya untuk membantu berbicara pada Zee. Tujuannya untuk menanyakan kemungkinan perempuan keren dan cuek itu mau bergabung dengan keluarga Gita dan tinggal dalam satu atap. Shani menatap Gita, pandangannya memohon karena ia tidak bisa menolak keinginan Gre-nya yang manis⸺ditambah Chika yang ikut berkata Please? dengan puppy eyesnya. Jika sudah begitu, tentu saja Gita tidak punya alasan untuk menolak. Sebagai pemimpin keluarga dan kekasih yang bertanggung jawab, memenuhi semua kebutuhan kesayangannya adalah tujuan hidupnya sekarang.
Tidak ada yang lain.
Gita tidak lupa bagaimana Gracia memekik girang dan tidak berhenti mengecupi wajahnya ketika ia mengiakan permintaan kekasihnya yang satu itu. Mereka segera merencanakan waktu yang tepat untuk bertemu dengan Zee. Gracia dengan bersemangat bertanya pada Zee di telepon⸺ia berterima kasih pada kemampuan komunikasi Chika untuk meminta nomor ponsel Zee di kali pertama jumpa⸺mengenai kapan waktunya luang untuk bertemu dengan kekasihnya. Kecepatan Zee membalas pesan Gracia tidak lepas dari perhatian Gita.
Malam itu, keempatnya berakhir uhuk bersama di sofa karena terlalu excited.
Mereka menentukan waktu pertemuan di pertengahan minggu pada jam makan siang. Karena jadwal kantor Gita termasuk yang paling padat di antara mereka, maka Shanilah yang akan datang menemui Zee. Sebelumnya, Gita menyempatkan diri menelepon Zee untuk meminta maaf akan ketidakhadirannya pada pertemuan pertama mereka. Ia juga menjaga komunikasi dengan gadis itu sebelum pertemuannya dengan Shani untuk menyatakan keseriusannya walau ia tidak dapat menemuinya di kali pertama.
Tidak semua orang memiliki soulmate lebih dari satu pada saat itu. Tidak aneh, tetapi belum umum. Jadi, Gita merasa perlu memberi penjelasan pada Zee, bahwa ia sama sekali tidak keberatan jika kekasihnya memiliki ketertarikan pada seseorang di luar dari relationship mereka. Kebahagiaan kekasihnya adalah kebahagiaannya juga. Bagi Gita, kalimat itu bukan hanya slogan hidup atau omong kosong semata.
Beberapa kali ia melakukan panggilan telepon, video, dan tentu saja saling bertukar pesan dengan Zee dalam sehari. Kadang bersama dengan kekasihnya yang lain, kadang sendirian. Beberapa kali juga Zee memperkenalkan Gita dengan melibatkan Marsha dan Ashel dalam obrolan mereka. Marsha dan Ashel gadis cantik⸺yang juga adalah teman satu apartemen Zee. Gita menangkapnya demikian walau terkadang ia merasa ketiganya lebih dari itu. Ia tidak bertanya lebih jauh jika Zee memilih untuk tidak menjelaskannya. Ia yakin Zee punya alasannya sendiri.
Selama kurang lebih satu minggu dari proses perkenalan tersebut, Gita mau tak mau mulai memiliki rasa ingin melindungi pada perempuan yang lebih muda darinya ini. Baik Shani, Gracia, dan Chika menyadari hal tersebut. Keempatnya semakin tidak sabar untuk mengajak Zee masuk ke dalam hubungan mereka, walau rasa takut ditolak masih sedikit menghantui mereka.