Happy Birthday Gits!

888 90 6
                                    

"Selamat ulang tahun, sayang!”

Gita sungguh terkejut dibuatnya.

Bagaimana tidak, sesaat ia masuk ke dalam kamar Hotelnya selama diluar kota, ia langsung disuguhi pemandangan balon warna-warni dan tulisan 'HBD SAYANG' yang tertempel indah di dinding. Tidak hanya itu, Shani kemudian muncul membawa kue warna biru sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

“Tiup dulu.”

Menuruti Shani, Gita lantas memejamkan mata dan memanjatkan doa. Sambil meniup lilin, satu pertanyaan terus berputar di dalam pikirannya. Kapan gadis itu mempersiapkan ini semua?

“Hehehe, aku tadi bohong bilangnya ada shooting, padahal seharian ini aku ngehias kamar dan beli kue.” Seakan mampu membaca pikiran Gita, Shani memberi penjelasan sambil terkekeh. Hal itu membuat Gita akhirnya paham mengapa gadis itu bertingkah sangat terburu-buru pagi tadi.

Gita mendengus geli dan mencolek hidung Shani gemas. “Udah mulai berani bohong ya sama aku.”

“Bohongnya cuma hari ini kok!” sungut Shani. “Demi bisa ngasih kejutan ulang tahun kamu.”

Gita tidak kuasa menahan tawanya ketika melihat ekspresi Shani. Kalau saja Shani itu adalah kue, maka Gita pasti sudah melahap pipi gadis itu sampai habis. Pipi tembam Shani tampak manis, apalagi kalau menggembung lucu seperti ini.

“Iya, iya. Aku paham kok,” ujar Gita sambil mengacak rambut Shani gemas. “Makasih ya sayang.”

Sebuah senyuman sontak muncul di bibir Shani. “Kamu suka gak?”

Gita mengangguk pasti. “Suka dong!”

“Maaf ya tadi pagi aku cuma ngucapin selamat ulang tahun lewat telepon. Terus aku juga nolak tawaran kamu buat lunch bareng sebelum theater dan bohong kalau ada kegiatan,” ucap Shani pelan. Dari ekspresinya, Shani benar-benar terlihat tidak ingin membuat Gita sedih dan kecewa.

“It's okay, sayang. Aku paham kok.”

Shani tersenyum mendengarnya. Acara hari ini sudah dipersiapkannya sejak mendarat di Jogja, mulai dari memesan kue ulang tahun dengan warna kesukaan Gita, membeli balon dan hiasan, hingga mendekor kamar hotel sendiri. Semua itu ia lakukan semata-mata karena ingin memberikan hal yang spesial untuk Gita di hari ulang tahunnya.

“Kadonya nyusul ya, sayang. Aku telat kemarin mesennya, jadi barangnya masih di jalan deh.”

“Yah, padahal aku udah berharap banget bakal dapet kado dari kamu hari ini.” Gita berpura-pura sedih.

Usahanya berhasil. Kini Shani tampak merasa bersalah.

“Maaf sayang…”

Gita mati-matian menahan tawanya melihat ekspresi Shani yang sedih bercampur panik. “Kalo gitu, kasih aku apa aja deh untuk hari ini. Apapun aku terima. Mumpung masih hari H.”

Shani tampak berpikir.

Sesaat kemudian, sebuah ide muncul di pikirannya. Awalnya ia tampak ragu, namun perlahan ia menangkup pipi Gita dengan kedua tangannya. Meski sedikit kaget, Gita tetap membiarkan dan menunggu apa yang akan dilakukan Shani selanjutnya.

Dengan gerakan yang sedikit kaku, Shani mulai mendekatkan wajahnya dan mencapai puncak bibir Gita. Pertemuan kedua bibir itu dibuka dengan kecupan-kecupan ringan. Terkesan pelan dan berantakan, namun menuntut. Gita masih diam dan membiarkan Shani memimpin ciuman mereka.

Perlahan, keduanya menutup mata dan mulai menikmati setiap kecupan yang tercipta. Gita bisa merasakan seutas senyum terbit di bibir Shani, membuat ia refleks ikut tersenyum.

Sedikit berani, Shani mulai menyesap bibir bawah Gita dengan perlahan. Gita bisa merasakan perisa Cherry yang ia yakini berasal dari lipstik yang Shani pakai, rasa favoritnya di antara sekian banyak rasa lipstik milik gadis itu.

Gita merengkuh pinggang Shani dan disambut dengan kedua tangan Shani yang kini telah berpindah dan melingkar di lehernya. Keduanya makin haus dan semakin memperdalam ciuman mereka. Kini Gita mulai ikut menyesap dan menikmati setiap sudut bibir sang kekasih, membuat atmosfer di sekeliling mereka perlahan meningkat.

It's actually not their first time, tapi bagi Gita dan Shani, segalanya terasa seperti saat pertama. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang berbarengan dengan kembang api yang meletup di dalam perut.

Meledak-ledak, namun menyenangkan.

Shani menepuk dada Gita dengan pelan. Mengerti akan tindakan Shani, dengan sedikit berat hati, Gita pun perlahan mulai melepas tautan mereka. Tanpa melepas kontak mata dengan Gita, Shani segera menghirup udara sebanyak yang ia bisa. Dadanya kembang kempis, ia terlihat begitu kekurangan asupan oksigen.

Gita tersenyum hangat menatap Shani dan mengecup pelan bibir sang kekasih, memberikan penutup di sesi ciuman manis yang baru saja mereka nikmati.

Rona merah mulai muncul di pipi Shani, ia tersipu malu. Ia lantas mengubur kepalanya di ceruk leher Gita dan langsung disambut dengan dekapan erat di pinggangnya. Gita lagi-lagi tertawa bahagia.

“Makasih sayang. Kadonya manis banget. Aku suka. I love you so much."

"I love you too sayang."





-OneShoot-

48Universe (JKT48) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang