Request Saweria Lulu-Raisha

1K 90 2
                                    

Spesial request dari:

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___________________________________________

Sorak sorai masih terdengar heboh di luar sana, tapi bagi perempuan bersurai hitam yang bibirnya sengaja dibuat sibuk, ada yang lebih berisik di sini.

"Ah-!" Pekikan kecil dari seseorang yang lebih tinggi dari Lulu terdengar dan terlihatlah cengiran lebar dari sang pelaku.

Katakanlah- ada perempuan dalam balutan seragam polisi ketat berwarna hitam lengkap dengan topinya tengah menunduk sambil meletakkan punggung tangan di depan bibir. Wajah perempuan itu dihiasi semburat merah dengan peluh yang mengalir di masing-masing pelipis. Iris sang perempuan sesekali akan melebar, ketika kecupan-kecupan itu turun di area leher dan pundaknya.

Lulu tersenyum di atas kulit seputih susu yang begitu mengundang candu. Salah satu tangannya menelusuri lambat sebelum menyusup sedikit untuk menaikkan fabrik yang tidak menutupi- sampai setengahnya -tungkai mulus sang kekasih. Satu tangannya lagi bertengger di balik lutut, menahan pergerakan sang perempuan sekaligus memastikan afeksinya diterima.

"so sexy sayanggg. Mau lanjut?" adalah kalimat pertama yang ia lontarkan setelah untuk beberapa saat mereka berada di posisi sekarang. Ia melirik ke atas, menanti jawaban. Namun, yang didapatnya hanyalah anggukan singkat tanpa jawaban verbal.

Lulu bisa mendengar dengan jelas tarikan napas pendek-pendek perempuan itu di ruangan berisi deretan lemari. Ruangan yang, bisa dikatakan, mungkin saja dimasuki member lain sewaktu-waktu.

"Apa orang-orang nggak bakal nyariin kita kak?"

Salah satu alisnya menukik ke atas mendengar pertanyaan tersebut. Ketahuan oleh orang-orang selagi berduaan dengan sang kekasih adalah hal terakhir yang terpikirkan olehnya sekarang. Justru lucu, karena Raisha yang menurutnya jarang mencemaskan hal-hal remeh, tampak sedikit ragu di momen seperti ini.

"Kenapa?" Bibirnya kembali menjatuhkan kecupan sedikit lebih ke area dada. Ada dorongan untuk melucutkan keseluruhan seragam perempuan itu dan membaringkannya di atas lantai yang dingin. Tapi, dirinya tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat. Akan tiba waktunya ia memberikan bentuk apresiasi yang jauh lebih pantas. "Kamu takut kita bakal ketauan sayang?"

Yang ditanya hanya menggigit bibir. Pemandangan itu justru membuatnya semakin ingin menggoda si lawan bicara. Ia mendongak dan tersenyum penuh arti, menangkap raut keterkejutan perempuan itu, lalu kembali menunduk dan bergumam, "Tenang aja. Mereka lagi sibuk foto-foto ganti bajunya masih nanti. Oh my God, kamu sexy banget Rai. Sengaja ya outfitnya begitu?"

Lulu tak perlu mendengar protes perempuan itu, atau kalaupun Raisha benar-benar akan menahannya, ia hanya perlu mendiamkan lewat cara-cara yang disukai sang kekasih. Bibirnya lantas menelusuri kulit selembut beludru di hadapannya, merasakan getar tungkai perempuan itu saat ia tiba-tiba menggigit kecil lehernya. Tawa kecil lolos dari mulutnya, yang mana malah mengundang gerutu kesal dari si pemilik suara di atasnya.

Tapi, misinya belum selesai sampai di sana. Ia mengambil napas dalam-dalam, menarik lutut Raisha agar sedikit maju sehingga bibirnya bisa dengan mudah memberi puja di atas kulit yang ia tahu begitu sensitif. Terdengar tarikan napas tajam saat tangannya yang ada di bagian belakang paha perempuan itu mencengkeram lebih kuat. Aksinya pun dibalas lewat tarikan kecil di surainya, otomatis membuatnya mengangkat kepala.

Saat Raisha berbicara, suaranya terdengar parau dan begitu diliputi kefrustrasian.

"Antara lepasin tangan kamu dari pahaku terus kita pergi dari sini, atau lepasin bajuku sekarang juga," Raisha mengerling kesal, "pilih salah satu Kak."

"Bossy." senyumnya terkulum manakala akhirnya Lulu memutuskan untuk berdiri dan menarik bagian belakang kepala Raisha demi mempertemukan bibir mereka. Kecupan dalam ia berikan, dan setelah puas membuat perempuan itu terengah-engah kehabisan napas, Lulu menampilkan mimik pura-pura berpikir.

"Hmm, kalau gitu aku pilih..."

"I swear to God - kalau kamu malah milih kita ikutan nongkrong sama JMT habis ini, aku bakalan ngambek selama seminggu," ancam Raisha, sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Cuma seminggu?" balasnya ringan, penuh tantang.

"Sayangggg-"

Lulu tak membiarkan Raisha melanjutkan kata-kata- memilih merengkuh perempuan itu dan menyampaikan intesinya lewat remasan kuat dibeberapa area sang empunya. Didengarnya Raisha terkesiap selagi refleks memegangi bahunya dengan erat.

"Bodoh kalo aku pilih nongkrong dibanding kamu." bisik Lulu, sebelum menggigit telinga perempuan itu. Raisha menggeliat, namun didengarnya perempuan itu terkekeh senang.

Maka hal berikutnya yang mereka lakukan adalah membuka pintu ruangan lebar-lebar, dan tanpa memedulikan tatapan bingung orang-orang, sembari mengambil tas serta beberapa barang lalu berlari keluar gedung secepat mungkin untuk menuntaskan apa yang tadi mereka lakukan.

-OneShoot-
Lulu-Raisha.

48Universe (JKT48) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang