Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___________________________________________
Jessi membuka pintu kamar hotel yang di ketuk Lulu, “boleh pinjam hair dryer nggak?” ijinnya sambil jarinya memutar sekitar kepala; menunjuk rambut setengah basah. Memakai setelan tidur berwarna biru dengan rambut yang belum kering sepenuhnya.
“Punya Flora, di atas meja cari aja. Gue mau ke sebelah dulu. Anaknya lagi mandi.” Ucapan Jessi memelan seiring dia meninggalkan kamar. Pintu tertutup, Lulu berjalan menuju meja yang dimaksud. Ia duduki kursi yang berada di depan meja tersebut. Ia menoleh ke kamar mandi yang berisik dengan suara gemericik air, menarik nafas kemudian kembali beralih meraih pengering rambut. Cukup efektif untuk membunuh waktu menunggu Flora mandi.
Rambutnya sudah kering sempurna ketika pintu kamar mandi terbuka, tidak ada keterkejutan di wajah Flora mendapati Lulu di kamarnya dan menggunakan barang miliknya. Lulu yang menyadari Flora telah selesai mandi kemudian berdiri, dia hanya menggerakkan sedikit kepalanya dan Flora mengerti bahwa Ia harus duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Lulu. Pengering rambut di tangannya kini berpindah tugas mengeringkan rambut Flora. Lulu dengan lihai menggarap rambut Flora. Tidak ada dialog, hanya sesekali mereka beradu tatap lewat kaca di depan mereka. Keheningan tetap bertahan bahkan hingga rambut Flora mengering.
Sementara Lulu mengembalikan handuk ke kamar mandi, Flora merebahkan dirinya di tempat tidur kemudian menepuk kasur disebelahnya; meminta Lulu untuk mendekat.
Lulu naik ke ranjang dengan lucu, punggungnya menempel pas dengan dada Flora. Kepalanya rebah di atas lengan si pemilik dada, tangannya entah dari kapan sudah rileks di atas perut dalam kondisi bertaut dengan milik Flora. Biarpun mungil entah kenapa Flora lebih suka menjadi "big spoon" saat cuddle bersama Lulu. Butuh sekitar setengah jam untuk Lulu membuka suara, “nggak suka.”
“Hm?” Flora merespon sembari menghirup aroma strawberry dari rambut kekasihnya.
“ngga suka kamu kayak tadi.”
Yang diajak bicara tersenyum,semakin menenggelamkan hidungnya dalam aroma strawberry.
“ngga suka kamu diemin.”
Cup. Sebuah kecupan mendarat di pipi Lulu, “aku ngga diemin kamu, Sayang. Kamu kan lagi sama temen-temen kamu. Jadiiii, aku kasih kamu waktu main sama mereka dulu? Masa mau sama aku terus?”
Lulu mencium tangan mereka yang bertaut. Menahannya tetap disana untuk beberapa detik. “jangan gitu lagi.”
Sebagai respon atas tingkah kekasihnya yang gemas, Flora menangkup si kekasih dalam pelukan hangat. Namun rupanya Lulu tidak puas, Ia berbalik dan meminta jawaban, “jawab aku! Ih?? Jangan senyum-senyum gitu? Flora!”
Flora sedikit menggeser tubuh Lulu agar makin masuk dalam dekapannya, “iya iyaa, ngga gitu lagi. Kamu jangan lucu lucu makanya? Aku mau jawab jadi ngga bisa?”
Perasaan lega tergambar dari ekspresi Lulu, ia kemudian melepas semua cerita yang ditahan sebelumnya. Ia ceritakan satu per satu tentang teman-temannya yang sudah lama tidak bertemu. Lalu Flora? Flora sibuk mengagumi setiap jengkal apa yang dimiliki Lulu. Mungkin kalau bisa bicara, rambut dan pipi Lulu muak akan sentuhan jari-jari Flora. Lulu tetap mengoceh dan Flora tetap mengusap pipinya lembut. “Kamu kenapa sih tiap hari makin lucu? Ngga ada seharipun lucunya berkurang?”
“IH AKU LAGI CERITA?!”
“Aku dengerin kok, kamu kasih pertanyaan tentang apa yang kamu ceritain tadi, pasti aku tau jawabannya.” Bukannya memberi pertanyaan, Lulu justru meraih kedua pipi Flora untuk dihadiahi kecupan manis. “Ngga mau ngasih pertanyaan, maunya kasih cium aja.”
Keduanya sempat beradu pandang sebelum tenggelam dalam ciuman manis lembut penuh kasih sayang.
“Aku mau bobo sini ya?” Flora menutup diri mereka dengan selimut sebagai jawaban iya untuk pertanyaan Lulu.
----
“Kan gue udah bilang lu tidur aja di Adel? Lulu bakal nginep di kamar lu. Ngga percaya sih lu.” Olla menertawakan Jessi yang mengetuk pintu kamarnya; menumpang tidur.
“Yakali gue tidur bertiga gitu di Adel Ashel? Sama sama bertiga ya gue pilih balik ke kamar. Gue pikir Lulu cuma pengen tidur dipeluk flora.” “emang mereka anu-anu kah?” “Mulut lu!” “HAHAHAH terus?” “Pas gue buka pintu mereka lagi ciuman, kan gue jadi ngga enak ya mau nyempil” “Yaudah tidur lu sana.” “Gue ngga dikelonin kayak Lulu nih?” “Ngomong lu Jes, gue hantam ya.” “IYA IYA BERCANDA. GALAK BANGET.”