Request Saweria Oniel-Gracia

499 49 0
                                    

Spesial request dari:

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________________

"Woah lihat, Kak Shani dan Gracia pake gantungan kunci yang sama!"

"Oh? Iya juga, kenapa aku baru sadar ya?"

"Manisnya~ mentang-mentang kalian pasangan favorit di sekolah, sampe semua barangnya sama persis. Gemes!"

Langkah kaki Oniel sontak terhenti karena ucapan beberapa siswa di kelas 12-A. Maniknya yang kelam melirik ke arah 'topik perbincangan', terpaku di sana dengan sorot mata yang dingin. Tepat di dalam kelas 12-A, tampak Shani sedang mengusap gemas surai Gracia, sementara si mungil merona lucu dengan bibir mengerucut.

'Pasangan yang serasi', itulah yang orang-orang katakan mengenai Shani dan Gracia.

Oniel tahu pasti bahwa Shani dan Gracia tak memiliki hubungan seperti itu, mereka hanya bersahabat karena rumah yang berdekatan dan keduanya terus berada di kelas yang sama sejak TK. Namun orang-orang seolah tak mau tahu kebenarannya, malah melanjutkan kalimat godaan pada Shani dan Gracia layaknya rutinitas normal. Di mana pun dan kapan pun.

"Ci, kenapa kalian nggak pacaran aja? Kita semua dukung lho!"

Shani tertawa mendengar usul konyol Azizi. "Zoy, mana mungkin aku pacaran sama adik aku sendiri sih?"

"Dih, kepedean ya anda?!" Gracia mencubit perut Shani, membuat si jangkung meringis. Sementara teman-teman mereka kembali menggoda keduanya.

Ini adalah pemandangan yang menyebalkan bagi Oniel. Sejujurnya, ia tak menyukainya. Oniel cemburu, teramat cemburu malahan, melihat kedekatan Shani dan Gracia. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Oniel hanya bisa menjauh, mengabaikan apa yang membuat hatinya terasa begitu sakit.

Pada kenyataannya, Shani dan Gracia akan terus bersama dan perasaan Oniel pada Gracia hanyalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Menghela napas lelah, Oniel pun memutuskan untuk melanjutkan langkahnya menuju kelasnya di 12-D. Dialihkannya pandangannya ke depan, menutup telinganya dengan headset, dan memutar keras-keras lagu yang selalu menemaninya di saat-saat menyebalkan seperti ini.

----

Jam istirahat adalah jam yang paling Oniel benci. Ia selalu lupa bawa makanan dari rumah dan berjalan ke kantin adalah ide yang buruk karena Shani dan Gracia selalu pergi ke sana bersama-sama. Alhasil, Oniel akan berakhir dengan tidur di dalam kelas atau menghabiskan jam istirahat dengan membaca komik di perpustakaan.

Kali ini, seperti biasa, Oniel pergi ke perpustakaan dengan mengambil jalan pintas melalui tangga darurat sekolah. Ia sudah sedikit lagi untuk keluar dari sana, tapi kemudian tak sengaja mendengar suara Gracia dan Shani di balik pintu.

"Ayolah Ge, kita pergi bareng! Teman-teman yang lain juga pasti ingin kamu ikut. Ya? Ya?"

"Kan aku bilang aku nggak mau, Shan. Aku ada urusan lain sepulang sekolah."

"Pfft! Paling-paling kamu mau lakuin hal kaya biasa itu kan?" Intonasi Shani terdengar menggoda Gracia. Samar-samar Oniel menangkap Gracia yang sedikit tergagap di sana.

"A–aku nggak! kamu jangan sok tahu ya!"

"Eyy aku bukannya sok tahu, Shania Gracia." Suara Shani memelan, seperti sedang berbisik. "Aku tahu."

Berikutnya yang Oniel dengar adalah gelak tawa Shani yang perlahan menjauh. Namun tidak dengan Gracia. Gerutunya yang lirih masih ada di balik pintu itu.

"Resek. kamu pikir gara-gara siapa rasa ini jadi muncul? Dasar nggak peka."

Sesuatu tiba-tiba mengoyak hati Oniel. Tangannya mengepal sempurna dan darahnya mendidih sampai ia bisa merasakan jantungnya menghentak kencang di dalam sana.

'Perasaan', katanya.

Dari intonasinya saja Oniel bisa membayangkan ekspresi macam apa yang Gracia tunjukkan saat ini dan kepada siapa ucapan itu Gracia berikan. Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Shani.

"Sial." Rahang Oniel mengeras. Ia tak bisa berpikir jernih lagi. Rasa sesak ini begitu menyiksanya.

CKLEK.

Satu yang Oniel tangkap ketika membuka pintu tangga darurat sekolah, adalah raut terkejut Gracia. perempuan mungil itu tergagap di tempatnya, bola matanya pun bergerak gelisah.

"O–Oniel? kamu ngapain di sini?"

Mengabaikan pertanyaan itu, Oniel langsung saja menarik Gracia ke dalam. Ia himpit tubuh mungil itu ke dinding, menahan kedua tangannya, dan menatap maniknya dalam jarak yang cukup dekat.

"O–Oniel, a–ada apa?"

Lagi, Oniel tak menghiraukan pertanyaan Gracia. Yang dilakukannya justru memenjarakan Gracia dalam pandangan intens, tak peduli sekali pun wajah si mungil perlahan merona. Oniel sendiri sebenarnya tak paham. Perasaannya begitu tak terkendali kini, ia terlampau cemburu pada Shani, dan satu-satunya yang ia inginkan adalah membuat Gracia menatapnya—hanya dirinya. Berharap dengan begitu Gracia bisa menyadari perasaannya selama ini.

"Niel?—"

"Aku cemburu."

"Apa?"

Detik berikutnya yang terjadi adalah Gracia membolakan matanya saat bibir tebal Oniel menyapu permukaan bibir tipisnya. Dan itu bukan sekedar kecupan, melainkan ciuman manis yang intens. Setiap lumatannya terasa lembut, membuat detakan jantung Gracia meningkat per detiknya.

Ciuman itu memang hanya berlangsung beberapa detik, namun entah kenapa, terasa begitu lama bagi Gracia. perempuan mungil itu tak membalas atau menolaknya, ia terlalu terkejut. Yang bisa dilakukannya hanyalah berpegangan erat pada lengan Oniel agar kaki-kakinya yang terasa meleleh tak ambruk.

Ketika Oniel memutuskan ciuman itu, Gracia perlahan menautkan pandangannya pada manik mata si jangkung. Dengan napas memburu dan pipi merona sempurna, sorot matanya berkata 'kenapa kamu melakukan itu?'. Namun bukannya sebuah jawaban yang Gracia dapatkan, Oniel justru meninggalkannya di sana begitu saja, tanpa sepatah kata.

Lalu, Gracia sendiri? Ia melongo tak percaya di tempatnya. Hatinya berdenyut tak karuan.


-OneShoot-
Oniel-Gracia.

48Universe (JKT48) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang