Ayah Pram Balik lagi nih 💖✨
Selamat Menunaikan ibadah Puasa kawan kawan ❤️
Semoga di berikan kelancaran ya 💖RINDU GENDIS GAK?
Jangan lupa untuk like dan komen 💖💖
Sayang kalian ❤️-----
" Ayah kira aku endak capek?" Suara nan lemah di sudut kamar membuat Pram menelan ludah nya kelu, Tampak Aluna dengan wajah memerah dan isakan kecil keluar dari bibir nya.
"Bukan nya ngeluh, cuma yo luna capek aja, si kembar yang rewel, Zira yang ngambek gendis buat ulah masuk ke kloset buat aku iki capek" Bahu Aluna tambah gemetar seiring nafas nya yang sesak, mengingat kejadian hari ini membuat Aluna stress.
" Mbok yo punya hp itu sering sering di cek yah, ayah iku ada banyak anak"
"Kalau ngandelin sama Aluna semua ya Aluna gak sanggup yah" kesal Aluna saat Pram melangkah mendekati dirinya yang meringkuk di sudut kamar.
Baby blues satu kata yang terlintas di benak Pram saat melihat emosional istrinya, dengan langkah yang sedikit pincang dikarenakan asam urat nya kambuh Pram tetap menghampiri Aluna dan memeluk nya.
Dikecup nya kening Aluna dalam dan mengucapkan kata Maaf karena sudah sangat keterlaluan hari ini."Gendis iku sampe pingsan di dalam kloset karna warga lama bantuin dia, mamah gak bisa konsentrasi ngeliat Gendis karena kembar yang tiba-tiba rewel" ujar Aluna tak membalas pelukan Pram karena terlampau kesal. Kesal pada dirinya sendiri karena belum becus mengurus anak
" Aku iki mamah Yang endak bisa diandalkan " rutuk nya pada diri sendiri.
" Sudah?" Suara Pram terdengar setelah sekian lama mereka berjumpa, tangan besar Pram mengelus kepala hingga ke punggung Aluna lembut dan mencium dahi dan pipi Aluna bergantian
" Sebelumnya, Ayah Minta Maaf sebesarnya besarnya sama mamah. Ayah endak bermaksud gak mau ngangkat telfon mamah , situasi nya endak memungkinkan saat itu untuk ayah angkat telfon mamah, Mamah harus tau Mamah iku wanita yang kuat dan hebat, dari banyaknya laki laki di dunia ini cuma ayah yang beruntung bisa dapetin mamah.
" Kejadian tadi bukan berarti mamah endak becus, cuma anak anak aja yang sudah hiperaktif makanya ada saja kejadian, mamah tau kan kalau jadi orang tua itu tugas nya sangat berat?" Aluna mengangguk pelan memainkan kancing baju Pram.
" Ayah bangga loh sama mamah yang bisa ngurus anak 4 apalagi umur mamah masih muda" Ujar Pram mengeratkan pelukannya
" Ayah tau mamah capek sama Semuanya tapi itu udah jadi kodrat nya Perempuan yang sudah berstatus istri, Nangis boleh asalkan jangan nyerah ya sayangku "
Setelah Azan Magrib Berkumandang Para tentanga dekat Aluna datang menjenguk Gendis yang kabar nya demam karena terlalu lama didalam kloset.
" Gendis iku memang beda sama Zira, kalau dilihat lebih berani Gendis " Ujar ibu ibu yang berkumpul diruang tamu dan menguyah beberapa makanan yang telah disediakan oleh orang tua Pram.
" Zira saja masih takut sama yoyok, lh gendis malah ngajak yoyok main salon salonan di pos Ronda, mana tangan yoyok yang kuku nya panjang seperti lidi dipakai' kan kutek sama Gendis " celetuk ibu satunya geleng geleng kepala mengingat Yoyok adalah orang ODGJ yang gemar keliling kampung ya walaupun Yoyok tidak nakal namun anak anak didesa nya masih ada yang takut terkecuali Gendis.
" Aduhh anas endis endak ena ipas" Ujar Gendis mengibaskan tangannya karena angin yang keluar dari kipas tidak mengenai tubuh nya.
" Gendis endak boleh kena angin nanti masuk angin, iki saja sudah dingin loh nduk" ujar seruni menurukan kaos kutang yang dipakai Gendis" Emhh nenek, endis Anas"
" Yowes nenek kipas saja" ujar seruni mengabil daun pandan yang sudah disulap menjadi kipas tradisional dan mulai mengarah kan pada Gendis, alih alih dibilang sakit Gendis malah aktif bermain dengan teman teman sebaya yang turut datang.
" Sehat sehat yo gendis" besok besok ibu kasih permen" ujar ibu ibu yang hendak pulang karena sudah larut malam
"Oteh, endis au pelmen coklat " ujar gendis memberikan kiss bay kearah ibu ibu membuat aluna geleng geleng kepala.
" Pulang yo Pram Aluna, buk... Mari "
"Nggeh, Matur suwun "
" Ayah endis au pelmen " ujar gendis manja berada dalam gendongan Pram, Pram mengangkat alis nya satu dan mengangguk
"Besok ta beli in" ujar Pram melepas kompres di dahi Gendis, gendis tersenyum senang mengecup pipi pram sekilas.
" Malam iki tidur nya di depan tv saja ya, sudah lama endak tidur Ramai²" Ujar Seruni membetulkan letak bayi twins yang sudah tertidur pulas.
" Hem nggeh buk, nanti tak lebarin karpet yang satunya " ujar Aluna.
" Kaki mu makin bengkak iku Pram"
"Hemm, iyo buk iki asam urat ku kambuh "
"Yo Siapa suruh wong sudah dikasih tau endak usah keseringan makan pucuk ubi, masih sajaa " omel Aluna membentangkan karpet tebal milik nya di depan tv dan mengeser sedikit lemari yang berada di sudut
" Makan tanpa lalapan iku berasa endak makan, aduh ngomongin makan ayah jadi lapar" ujar Pram memegang perut buncit nya yang tertutupi kaos kutang putih dan sarung batik
" Loh padahal tadi kita serempak mangan loh Pram " ujar sang Bapak yng telah berbaring duluan di samping kembar.
" Yo kapasitas perut ku iki kapasitas besar, mangan tadi iku orak kenyang wong tentanga datang" Ujar Pram berdiri berjalan kearah dapur, niatnya akan memasak mie instan untuk mengganjal perut nya sampai besok pagi.
" di dalem kulkas masih ada di sisa orek tempe, bentar mamah panaskan" Aluna dengan cepat mengikat rambut nya dan berjalan kearah kulkas 2 pintu yang baru itu.
"Besok anak anak sama ibu saja, kita keluar ke kota besok"
" Mau ngapain?"
" Pancaran" ucap Pram singkat membuat Aluna tak kuasa menahan senyum, tumben sekali suami tua nya itu mengajak nya ke kota tanpa anak anak.
" Endak usah senyum senyum mah, iki teh ayah' nanti kemanisan"
Pukul 5:45 Menit kicauan burung mulai terdengar, dedaunan masih tampak basah akibat hujan gerimis tadi malam
"Walah katanya tidur bareng, wong iku masuk kamar " ujar seruni geleng geleng kepala melihat kamar anak dan menantu nya yang berantakan bisa dilihat Pram yang memeluk aluna erat didalam selimut sana.
" Wong kalau mau bikin anak itu mbok yo minimal pintu ditutup " Ucap nya lagi dan menutup pintu yang terbuka lebar itu kelakuan anak dan menantu nya ada ada saja.
"Jadi selama ini?" Ujar Seruni bengong dan setelah itu terkekeh-kekeh pelan dan berjalan menuju dapur
-----
Maafkan Author yang baru muncul ini😫🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Mas Duda 🔞 (End)
Espiritual" Buk....mas Pram semalam megang dada ku" bisik Aluna di telinga Rahma, Rahma yang tengah menyusun piring itu melihat ke arah Aluna. Aluna dengan wajah memalas menatap ibu nya. " Terus kenapa toh nduk??" " Yo itu pelecehan bukk" Aluna merengek Deng...