_HAPPY READING_
"WOIII SEMUANYAAAAA...... BOS BRIAN ADA DI SINI GAK?" teriak Kenzo
Saat ini geng inti Black Demon, yaitu Kenzo, Vino, Cakra, Alex dan Agler sudah sampai di markas mereka
Awalnya mereka bersama Brian di perjalanan. Tetapi saat ada persimpangan jalan mereka telat membututi Brian. Alhasil mereka terpisah dengan bos nya itu
"Lah bukannya, bos Brian sama kalian?" Tanya salah satu anak geng Black Demon
"Emang Bos kemana?" Tanya Tio salah satu anak geng Black Demon
"Ah udah lah" jawab Kenzo
lalu berlalu pergi, ke arah Vino, Alex, Cakra dan Agler, yang posisinya ada di depan markas masih menunggangi motor kesayangannya
"Yeeee. Bukan nya jawab anjing" balas Tio yang melihat kepergian Kenzo
"Gimana zo?"
"Bos ada?" Tanya Alex
"Gak ada jir" jawab Kenzo
"Yah terus bos pergi kemana?" Bingung Vino
"Sebaiknya kita lanjut cari" ucap Cakra
"Cari kemana lagi bego. Kita udah muter-muter keliling kota tetep aja Bos Brian gak ada"
"Sekali lagi lo katain gue bego, abis Lo" ucap Cakra sadis
"Eeeeeeee....... Iya iya ampun bang" jawab Kenzo takut, sembari menangkupkan kedua tangannya di depan muka
"Cabut" ucap Agler
"Gler. Kayaknya kita harus saling berpencar" ucap Cakra memberikan saran
"Betul tuh kata Cakra" jawab Alex
"Oke. Gas"
Setelah mengatakan itu. Geng Black Demon berlalu pergi meninggalkan markas untuk mencari keberadaan Brian saat ini
***
Di lain sisi
"Assalamu'alaikum"
Ucap seseorang saat masuk ke dalam rumah yang besar itu. Terasa sangat sunyi. Rumah yang bernuansa putih abu itu, dan memiliki tiga lantai, beserta kolam renang, rup toop dan taman. Terasa sangatlah sunyi. Seperti tidak ada yang menghuni rumah tersebut
Seseorang itu adalah Brian. Abrisam Brian Alvaron. Memang, saat di persimpangan jalan tadi ia melewati arah kanan. Sedangkan teman-temannya mengarah ke arah kiri. Alhasil mereka terpisah dan tidak saling bertemu
Saat ini suasana hati Brian sedang sangat sakit. Ia butuh waktu untuk sendiri menenangkan dirinya
"Bunda kalau saja bunda masih ada di sini pasti......
Mata Brian mulai memanas
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Habib Albi
Teen FictionDear Habib Albi Cukup aku mencintainya dalam diam. Dan aku tidak menyalahkan takdir dari Allah karena kita berdua tidak di persatukan untuk bersama. Walaupun ada rasa yang sangat sesak di dalam dada. sepertinya, aku di takdirkan di dunia ini karena...