_HAPPY READING_
"Za Lo ngapain buka kancing baju gue?" Ucap Brian terkejut
"Katanya sakit ya gue periksa sini" jawab Beyza
"Ya...ya ta..ta....tapi kan.....gak usah buka baju gue juga" gugup Brian
Wajah Brian saat ini merah padam karena kelakuan Beyza
"Wajah Lo merah" ucap Beyza
Lalu Beyza mengernyitkan dahinya di balik burqa nya, sembari menatap Brian
"Kenapa Lo?" Tanya Brian bingung melihat sikap Beyza yang seperti itu
"Jangan jangan Lo........
Beyza menggantung kan ucapan nya"Jangan jangan apa?" Bingung Brian
"Jangan jangan Lo mikir mesum ya" ucap Beyza sinis
"Mesum"
"Dih enak aja"
"Lo kali yang mikir kek gitu" jawab Brian tidak terima dirinya dikatai mesum oleh Beyza
"Enak aja. Lo yang mesum bilang nya gue yang mikir kek gitu" jawab Beyza sama-sama tidak terima dikatai oleh Brian
"Ya habis Lo ngapain sih buka baju gue?"
"Ya kata Lo sakit" jawab Beyza kesal
"Ya sakit sih sakit"
"Sakit apa emang?" Tanya Beyza kesal
"Sakit hati lah" jawab Brian
"Sakit hati?" Bingung Beyza
"Sakit hati liat kedekatan Lo sama Hafizh" sambung Brian
"Ya gak papa kali. Hafizh kan calon suami gue" ucap Beyza dengan sedikit menggoda Brian dengan kalimat 'calon suami'
Seketika wajah Brian berubah menjadi masam. saat ini wajahnya sedang di tekuk sebal
"Ohhhhhh calon suami" ucap Brian sinis dengan bibirnya sedikit di miringkan
"Ya iyalah calon suami. Emang siapa lagi?" Tanya Beyza tambah membuat Brian kesal
"Pergi sanah Lo za" usir Brian
Saat ini tangan Brian sedang di tangkup kan di depan dada nya sembari memalingkan wajahnya ke arah lain
"Ada yang cemburu" goda Beyza
"Siapa yang cemburu?" jawab Brian jutek
"Ya udah gue pergi" ucap Beyza lalu berlalu pergi dari hadapan Brian
Tetapi
Belum sempat Beyza sampai di depan pintu, tangan nya sudah di tarik oleh seseorang. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Brian. Brian menarik tangan Beyza, lalu memojokkan Beyza ke arah ding ding
Dan Brian mengunci pergerakan Beyza dengan kedua tangannya. Beyza sedikit terkejut dengan sikap Brian saat ini
"Brian lepasin gue" ucap Beyza dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Habib Albi
Fiksi RemajaDear Habib Albi Cukup aku mencintainya dalam diam. Dan aku tidak menyalahkan takdir dari Allah karena kita berdua tidak di persatukan untuk bersama. Walaupun ada rasa yang sangat sesak di dalam dada. sepertinya, aku di takdirkan di dunia ini karena...