_HAPPY READING_
"Maafin gue Brian"
"Maafin gue sudah nyakitin hati Lo!"
"Hiks hiks" Isak Brian
Brian tidak menjawab perkataan Beyza, Brian tambah terisak
"Lo jahat Za!!!"
"Lo jahat!!!" ucap Brian masih terisak
"Iya gue jahat. Karena gak bisa balas cinta dari Lo" jawab Beyza
Seketika juga Brian memeluk tubuh Beyza dengan sangat erat
"Sakit Za. Sakit!!!...."
"Kenapa Lo gak bisa buka hati untuk gue masuk"
"Gue sayang sama Lo za. Gue juga cinta sama Lo" ucap Brian
Beyza tidak menjawabnya. Tetapi Beyza mulai menenangkan Brian. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya isakan Brian sudah tidak terdengar lagi. Beyza menangkupkan kedua tangannya ke wajah Brian supaya Brian mau menatapnya
"Jangan nangis lagi ya" ucap Beyza dengan menghapus bercak air mata Brian
"Hiks hiks" Brian masih dalam keadaan sesenggukan
"Sekarang kita ke kamar inap kamu ya Brian"
"Gak" jawab Brian dengan menggelengkan kepalanya
"Nanti kamu bisa tambah sakit kalau kamu di sini" khawatir Beyza
"Gue sakit gak ada yang perduli juga sama gue" jawab Brian
"Mungkin itu menurut Lo Brian. Ayah Lo, teman-teman Lo pasti bakal khawatir dengan kondisi Lo yang kayak gini"
"Buat apa artinya mereka, kalau orang yang gue sayang juga gak pernah khawatir dan peduli dengan kondisi gue!"
"Kalau gue gak peduli sama Lo, ngapain gue bela-belain ke sini buat nemuin Lo, dan buatin Lo makanan segala!" Ucap Beyza dengan mengacak-acak rambut hitam Brian
"Makanan?" Tanya Brian bingung
"Gue buat sup ayam buat Lo. Makanya tadi gue pergi dari kamar inap Lo"
"Tapi sama aja Za, lo gak peduli sama gue"
"Huh" Beyza menghela nafas berat
"Perlu bukti apa supaya Lo percaya gue itu peduli sama Lo?"
"Gue gak perlu bukti" jawab Brian
"Terus?"
"Gue cuman butuh perhatian Lo za. Gue cuman mau Lo selalu ada di samping gue"
"Kan udah gue bilang, gue akan selalu ada di samping Lo"
"Lo gak ada buat gue Za"
"Kalau gue gak ada buat Lo, ngapain gue ke sini?"
"Brian, asal Lo tau, Lo itu cowok pertama yang pernah gue pedulikan di kehidupan gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Habib Albi
Fiksi RemajaDear Habib Albi Cukup aku mencintainya dalam diam. Dan aku tidak menyalahkan takdir dari Allah karena kita berdua tidak di persatukan untuk bersama. Walaupun ada rasa yang sangat sesak di dalam dada. sepertinya, aku di takdirkan di dunia ini karena...