_HAPPY READING_
"Lo pasti bisa bos" ucap Vino dengan menepuk pelan pundak Brian
"Iya Lo pasti bisa ngelewatin ini semuanya bos" sambung Alex. Juga ikut menepuk pundak Brian
"Kita akan selalu ada buat bos" ucap Vino
Brian pun hanya tersenyum kecil mendengar perkataan dari teman-temannya itu
"Thanks ya"
"Maaf ya bos. Waktu kemarin-kemarin kita gak ada buat bos. Dan yang ada buat bos hanya Beyza" ucap Alex
"Gak papa"
"Kita janji bos. Mulai detik ini dan saat ini. Gue, Alex, Kenzo, Agler dan Cakra. Akan selalu ada di samping bos"
"Menemani bos di masa sulit nya" sambung Vino
"Thanks ya kalian memang sahabat gue, yang terbaik" ucap Brian dengan memeluk tubuh Alex dan Vino
Alex dan Vino juga membalas pelukan dari Brian
Sedangkan di lain sisi
Tring
Terdengar notifikasi dari handphone Cakra
Sesegera mungkin Cakra melihat dan membaca nya. Tertera nama Agler di Sanah
"Assalamualaikum Ra Lo dimana?"
"Waalaikumussalam. Gue di ruang 12 farasha"
(Kupu-kupu)
"Ya udah gue ke tempat Lo"
Setelah mengatakan itu Agler langsung memasukan handphone kedalam sakunya. Lalu Agler berlalu pergi menuju ruangan 12 farasha
Saat Agler sudah di ambang pintu ruang 12 farasha
"AAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"
Agler langsung menutup gendang telinga erat-erat
"Siapa yang teriak sekencang ini?" Gerutu Agler
"ZO LO BISA DIAM KAGAK"
"LAMA-KELAMAAN GENDANG TELINGA GUE BISA PECAH"
"GUE TAKUT NJIRRRRRRR!!!!!!"
"TAKUT YA TAKUT. TAPI JANGAN TERIAK-TERIAK MULU. SAKIT TELINGA GUEEEEEE!!!!!" marah Cakra
Agler yang mendengar itu dari ambang pintu Sanah, Tidak jadi masuk. Karena takut gendang telinga pecah
Lalu Agler pun mencari tempat yang tidak berisik. Setelah itu Agler menelepon Cakra
TRINGGGGGG
Terdengar deringan ponsel dari Cakra
Segera mungkin Cakra pun mengangkat nya
"Assalamualaikum Ra"
"Waalaikumussalam Riz. Ada apa?"
"Lo udah sampai"
"Gue udah sampe. Tapi....
"Tapi apa?"
"Gue gak jadi ke ruang 12 farasha"
"Kenapa Riz?"
"Lo jaga Kenzo aja. Biar gue yang urus Beyza"
"Tapi Riz....
"Gue percaya sama Lo Ra"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Habib Albi
Teen FictionDear Habib Albi Cukup aku mencintainya dalam diam. Dan aku tidak menyalahkan takdir dari Allah karena kita berdua tidak di persatukan untuk bersama. Walaupun ada rasa yang sangat sesak di dalam dada. sepertinya, aku di takdirkan di dunia ini karena...