REDFLAG - 29

2.6K 177 7
                                    

REDFLAG - 29

Sapphire sedang duduk gelisah, sekali-kali pandangannya tertuju ke sebuah ruangan yang tertutup pintu cat putih. Dia dan kedua bayi kembar Mauren sedang bermain. Hanya mereka bertiga saja karena yang lain sudah pulang.

Hari sudah gelap. Ganendra melarang tamu-tamunya pulang sekaligus. Mengajak Raven bicara sedangkan Sapphire tidak diperkenankan ikut.

Rose dan Robert sedang beristirahat di kamar. Begitu juga dengan Mauren, namun sesekali dia keluar untuk mengecek anak-anak yang tidak ada rasa lelah telah bermain seharian.

"Star sama Scarlett mau sama Daddy nggak? Yuk ajak Daddy main," hasut Sapphire pada kedua bayi itu.

"Daddy?" Scarlett balik tanya sambil memutar badannya sehingga telungkup dan kepala terangkat.

"Iya," jawab Sapphire membenarkan. Gadis itu berbaring terlentang di atas karpet permadani. Star berbaring di sisi kirinya sambil makan camilan.

"Mau Daddy?" Star tertarik.

"Heum, panggilin Daddy di ruangan itu." jelas Sapphire. "Ajak Daddy main,"

Hampir dua jam di ruangan itu, Raven tidak ada tanda-tanda akan keluar. Sapphire khawatir bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Terutama dengan hubungan mereka yang beberapa waktu lalu merenggang.

"Daddy ...," Scarlett dan Star berlari menuju pintu dan menggendor-gendornya.

Sapphire sedikit panik, dia khawatir bila Ganendra marah telah diganggu.

Kericuhan itu menarik perhatian Mauren. Wanita itu datang dan menghentikan kedua putrinya.

"Daddy lagi ngobrol sama uncle, Sayang," jelas Mauren dengan lembut dan keibuan.

"Daddy," pinta Star sambil mendongak.

"Mau main sama Daddy," lanjut Scarlett.

Sapphire merasa bersalah, dia mengatup bibirnya rapat-rapat. Lalu pintu yang tadi digedor-gedor oleh kedua bayi itu terbuka.

"Daddy!" panggil Scarlett senang.

"Daddy ...," rengek Star sambil melebarkan kedua tangannya.

Lelaki itu menggendong kedua putrinya. Mengecup lembut dan mereka berempat pergi setelah lelaki tersebut menutup pintu.

Terlebih dahulu mengurus kedua putrinya sebelum melanjutkan urusannya dengan Raven.

Sapphire buru-buru masuk ke ruangan tersebut untuk menemui Raven. Dia memekik dan setengah berlari, menghampiri Raven yang sedang menyeka darah dari sudut bibirnya.

"Sayang, kamu diapain?" tanya Sapphire serak dan sedih. Membingkai wajah Raven dan lelaki itu meringis kesakitan.

"Nggak apa-apa," jawab Raven menenangkannya.

"Kamu babak belur!" desak Sapphire mulai menangis.

Raven diam saja sambil memijit pangkal hidung untuk menjernihkan penglihatannya.

"Kita pulang aja yuk?"

Suara pintu tertutup mengalihkan perhatian Sapphire sedangkan kekasihnya tidak bereaksi. Gadis itu menoleh dan Ganendra masuk dengan ekspresi dingin.

"Om, tolong Raven jangan di apa-apain," pinta Sapphire memohon.

"Sapphire keluar sebentar," kata Ganendra setelah duduk di sofa seberang Sapphire dan Raven.

"Nggak mau," tolak Sapphire menggelengkan kepalanya. Dia berusaha melindungi Raven dari lelaki berdarah dingin itu.

Ganendra diam beberapa saat sambil memandang keduanya. Sapphire semakin ketakutan, dia khawatir bila selanjutnya hubungan mereka tidak direstui.

REDFLAG [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang