REDFLAG - 33

2.3K 177 13
                                    

REDFLAG - 33

Waktu terus berlanjut dan hubungan Sapphire dengan Raven makin intens. Gadis itu masih tinggal bersama Raven di apartemen.

Tidak sepenuhnya tinggal di apartemen Raven setiap hari. Kadang mereka ke rumah Sapphire satu atau dua hari, lalu ke apartemen Raven lagi. Seperti itu hingga tiga bulan kemudian.

Tidak ada yang berubah dari hubungan Raven dan Sapphire. Begitu juga dengan teman-teman mereka. Semua aman-aman saja. Nongkrong bersama, jalan-jalan, dan bercanda tawa.

Sejak Raven memutuskan hubungannya dengan gadis-gadis yang selama ini dia kencani diam-diam. Tidak seorang pun dari mereka yang berbuat nekat seperti tidak terima diputuskan secara sepihak.

Bahkan Luciana yang menjadi salah satu teman dekat mereka, tidak menunjukkan pemberontakan. Dia masih sama seperti sebelumnya, sepertinya hubungannya dengan kekasihnya berjalan baik.

Ngomong-ngomong, Luciana tidak pernah mau mengenalkan kekasihnya. Setiap kali bicara soal Luciana dan kekasihnya, gadis itu mengatakan seribu alasan untuk mengalihkan perhatian.

Sedangkan ketiga teman mereka yang lain, juga memiliki kekasih yang bukan anak kampus. Saling kenal tetapi tidak dekat, hanya sebatas kenal saja.

"Saph, punya Raven ada segede ini nggak?" tanya Fika mengisengi Sapphire sambil menunjukkan sosis jumbo yang telah dia gigit ujungnya.

Fika, Sapphire dan Luciana sedang jajan. Mereka hendak menyaksikan film di bioskop. Para gadis sibuk makan sedangkan para lelaki sibuk bagian pembayaran.

Setiap kali mereka jalan, Owen bersama Luciana, Fika dengan Isaac dan tentunya Raven bersama Sapphire.

"Lebih besar dari ini," jawab Sapphire cengengesan. Mengira-ngira ukuran sosis dengan milik Raven yang menjadi salah satu bagian favoritnya dari tubuh lelaki itu.

"Gede banget dong?" Fika menambahkan sambil tertawa lebar. Luciana memutar bola mata, demi apapun dia tidak tahu mengapa memiliki sahabat absurd seperti Fika.

Sudah tahu Sapphire akan menjawab semua pertanyaan absurd dengan jujur, tetapi masih saja dilanjutkan sampai akar.

"Iya, penuh banget. Apalagi pas di dalam bengkak gitu." jelas Sapphire tanpa beban.

Fika hampir akan tersedak, tetapi dia belum puas membongkar rahasia Raven dan Sapphire. Sehingga, dia tahan-tahan sambil menahan tawa.

"Enak banget dong!" gumam Fika yang diangguki sebagai persetujuan oleh Sapphire. "Kalau keluar pas banget seperti sosis ini, muncrat di dalam."

"Sampai ngalir keluar," jelas Sapphire mengoreksi.

"Hangat,"

"Iya, enak."

"Anjir!" Luciana mengumpat. Kesal dan rindu bercampur aduk, sudah lama Luciana tidak tidur dengan Raven lagi sejak Sapphire memonopoli lelaki itu.

"Terus Raven nggak bisa cuma sekali. Kalau udah istirahat bentar, minta lagi."

"Mulutnya manis banget ya?"

"Iya, manja banget. Sayang, masih kurang, mau sekali lagi," Sapphire meniru gaya bicara Raven saat mereka bermesraan.

Barulah Fika tertawa lebar setelah mendapatkan informasi penting. Segera bersembunyi di belakang Luciana untuk menyamarkan gelak tawa.

Raven lebih dulu menyelesaikan pembayaran dan membawa makanan lain. Dia mendengkus dan menutup mulut Sapphire yang cengengesan tanpa merasa bersalah mengumbar urusan ranjang mereka.

"Jadi punya Raven lebih besar dari sosis ini?" kata Fika menggoda Sapphire. "Nggak cukup sekali,"

"Emang punya cowok kakak nggak lebih besar dari sosis ini?" tanya Sapphire penasaran.

REDFLAG [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang