Kembali asing, Naruto dan Hinata tidak bertegur sapa sama sekali beberapa hari setelah kejadian malam itu. Naruto yang kembali ke pengaturan awal dan Hinata yang juga enggan membicarakan hal itu pada Naruto.
Dikampus pun Naruto jadi lebih sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama Karin yang setiap hari mendatanginya karena merasa sudah diterima oleh Naruto yang kini tidak marah jika Karin bersamanya. Walaupun sering di abaikan oleh Naruto.
"Kira-kira, apa hal yang bisa membuat laki-laki marah?" tanya Hinata pada Ino yang sedang makan bersama dikantin
"Siapa yang marah, kak Toneri?" tebak Ino dengan cepat saat mendengar pertanyaan Hinata.
"Bukan..bukan Kak Toneri..aku hanya bertanya" jawab Hinata
"Banyak..seperti diselingkuhi, diabaikan dan tidak dianggap..itu hanya beberapa, masih banyak lagi. Memangnya siapa yang marah?" Ino penasaran dengan orang yang dimaksud Hinata
"Tidak..bukan siapa-siapa" jawab Hinata dengan cepat. "Sudah ya, aku mau ke toilet sebentar" Hinata berusaha menghindar dari pertanyaan-pertanyan Ino.
Saat sedang di toilet, Hinata bertemu dengan Karin yang sedang mencuci tangannya di wastafel depan cermin.
"Hinata.." panggil Karin, merasa di panggil Hinata menoleh ke arah cermin dan melihat Karin di pantulan cermin toilet.
"Ada apa bu?" tanya Hinata
"Maaf karna sudah menuduhmu menggoda Pak Naruto, ku kira kalian punya hubungan spesial, tapi ternyata saya yang terlalu berpikir berlebihan" Jelas Karin sambil mengeringkan tangannya dengan tissu, sesekali melirik ke arah Hinata dari cermin
Hinata yang bingung dengan perkataan Karin hanya diam dengan senyum canggung.
"Lagi pula, tipe Naruto adalah wanita dewasa dalam hal apapun, karna Naruto bukan tipe orang yang senang jika pemikiran satu sama lainnya berlawanan. Naruto juga tidak suka dengan wanita yang sangat jauh lebih muda darinya. Dan kamu juga hanya sebatas mahasiswanya, jadi apa yang harus saya takutkan" Jelas Karin yang membuat Hinata sedikit muak dengan perkataan Karin.
"Iya bu" jawab Hinata singkat.
"Saya juga tidak perlu khawatir, memang banyak mahasiswi yang mencoba mendekati pak Naruto, tapi kalian tau kan hubungan kami berdua seperti apa." Hinata yang tampak bosan dengan cerita Karin ingin cepat2 masuk ke dalam bilik toilet.
"Iya bu, jangan khawatir. Kami semua tentu tau hubungan ibu dan pak Naruto. Saya permisi, mau buang air kecil bu" pamit Hinata
Di dalam bilik toilet, Hinata berdecak kesal dengan pembicaraannya dengan Karin. Tidak habis-habisnya membicarakan Naruto, padahal Hinata jelas tau apa yang terjadi di antara keduanya. Tapi Hinata masih tetap kepikiran dengan yang dibicarakan oleh Karin.
.
.
"Lama sekali, kamu buang air kecil atau buang air batu?" tanya Ino yang kesal karna ditinggal di Kantin sendirian."Tadi aku menghayal dulu di toilet" jawab Hinata yang mebuat Ino makin kesal.
Sesampainya Hinata dirumah, dia melihat Naruto yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menatapnya.
"Ada yang ingin saya bicarakan" ucap Naruto terlihat serius dengan ucapannya. Mendengar itu, Hinata mendekat ke arahnya dan ikut duduk di sofa dengan jarak yang jauh dari Naruto.
"Ada apa Pak?" tanya Hinata sedikit takut
"Menurutmu apa?" tanya Naruto balik pada Hinata. Hinata hanya kikuk tidak tau harun menjawab apa. "Bagaimana rasanya beberapa hari ini, apa kau senang tidak ada yang mengaturmu atau menegurmu?" lanjut Naruto memberi pertanyaan lagi pada Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
RomanceMenceritakan seorang Dosen yang dipaksa menikah dengan Wanita yang ternyata adalah Mahasiswanya sendiri. Semua menjadi rumit ketika satu kesalahan fatal terjadi diantara keduanya.