Matahari pagi itu terasa hangat namun sejuk, Hinata yang sedang duduk disebuah bangku yang menghadap ke arah pemandangan gunung yang sangat indah. Hinata memejamkan matanya menghirup sebanyak mungkin udara segar pagi itu. Hari ini adalah hari kedua rekreasi kampus, yah walaupun sebenarnya Hinata rindu pada kasurnya yang nyaman dan empuk, Hinata cukup menikmati suasana sekarang.
Naruto melirik ke arah Hinata sebelum melanjutkan untuk berjalan melewati Hinata.
"Hari ini, kegiatan kita adalah mendaki bukit atau gunung atau apalah namanya itu. Rutenya dari lapangan ini, sampai ke puncaknya. Siapa yang bisa sampai lebih dulu, ada hadiah yang akan menanti di atas sana. Dosen maupun mahasiswa semuanya wajib ikut" Sasuke menjelaskan untuk kegiatan di hari kedua rekreasi.
Mahasiswa yang lain terlihat bersemangat saat mendengar kegiatan hari itu. Berbeda dengan Geng Hinata, Ino dan Temari yang tampak lemas dan tidak antusias denga kegiatan tersebut.
"Huhh..mendaki, apa tidak salah. Padahal aku malas, cuaca panas seperti ini. Apa aku pura-pura sakit saja ya biar tidak ikut" Ino duduk dengan wajah malas dan tidak antusias sama sekali
"Benar-benar membosankan" keluh Temari yang juga memasang wajah malasnya
"Sebenarnya aku juga malas, bagaimana jika bertigas izin sakit saja" Hinata dengan ide gilanya saking tidak ingin mengikuti kegiatan pagi itu.
"Iya boleh..dan kita akan dihukum. Hinata..semua dosen tau kita bertiga akrab, pura-pura sakit? izin bertiga? dosen mana yang percaya" Temari geleng-geleng kepala tidak percaya dengan ide buruk yang Himata buat. Hianta hanya terkekeh menyadari yang dikatakan Temari sangat benar.
Tidak ada pilihan lain bagi ketiga sahabat itu selain mengikuti kegiatan pagi itu walaupun tanpa jiwa semangat, ya mau bagaimana lagi.
Hinata, Ino dan Temari berjalan mendaki bersama-sama, melewati jalan yang cukup mudah dilewati.
"Ini ide siapa ya?" tanya salah satu Dosen yang bernama Iruka yang saat itu berjalan berdampingan dengan Naruto dan Sasuke
"Bukannya memang dilakukan setiap tahun ya?" tanya Sasuke sambil melirik.ke arah Iruka yang tampak sudah ngos-ngosan berjalan
Tepat di depan Geng Naruto, ada Hinata dan teman-temannya yang terlihat melangkah dengan langkah malas.
"Oii..kalian, berjalan yang benar jika ingin cepat sampai" ucap Iruka kepada Hinata, Ino dan Temari hanya dibalas cengiran oleh ketiga orang tersebut.
Naruto hanya melirik sekilas, teringat akan perkataan Hinata, Naruto mencoba untuk membenarkan bahwa mereka tidak perlu terlibat ataupun terlihat akrab saat di kampus, terlebih lagi Naruto tidak ingin membuat Hinata merasa tidak bebas.
Berbeda dengan Hinata, saat melihat Naruto berjalan dibelakangnya, Hinata merasa tidak enak dan kepikiran dengan apa yang dia katakan pada malam itu, Hinata menyesal karna sudah berani mengatakan hal tersebut pada Naruto, bagaimanapun Naruto itu adalah dosennya sendiri.
"Awww.." Hinata meringis kesakitan ketika kakinya terkilir dan jatuh dengan lutut bertumpu pada tanah. Melihat itu Ino dan Temari kaget da refleks membantu Hinata berdiri
Naruto pun ikut kaget dan terlihat raut wajah khawatir dari Naruto yang refleks menggerakkan badannya ingin menolong Hinata, tapi terhenti begitu saja. Naruto mengontrol diri untuk tidak memperlihatkan kekhawatirnya pada Hinata.
"Hinata..hati-hati. Kau jalan apa sedang melamun ?" ucap Ino yang membantu Hinata membersihkan celana Hinata yang penuh dengan debu dan dedaunan.
"Kaki ku terkilir, sakit." lirih Hinata dengan wajah meringis sambil memegangi kakinya
"Ada apa?" tanya Iruka yang datang dari arah belakang bersama Naruto dan Sasuke
"Kaki Hinata terkilir pak, sepertinya sulit untuknya melanjutkan perjalanan ke atas" jelas Temari
Mendengar itu, Naruto mendekat dan melihat kaki Hinata. "Biar saya antar ke bawah, mustahil melanjutkan perjalanan dengan kaki begini" Ucap Naruto "Nanti saya gendong" lanjutnya lagi
Mendengar itu, Ino dan Temari mengiyakan apa yang dikatakan Naruto karna mereka jelas tidak sanggup menggendong Hinata.
"Tidak, pak. Saya bisa sendiri turun ke bawah" Hinata menolak permintaan Naruto, tapi diabaikan ketika Naruto berlutut untuk membawa Hinata ke punggungnya untuk digendong. Tidak ada pilihan lain ketika Iruka, Sasuke, Ino dan Temari menatap Hinata dengan tatapan memaksa.
"Pak, saya berat" ucap Hinata sambil menaikkan badannya ke punggung Naruto
"Pak Naruto, kau bisa sendiri kan?" tanya Iruka
"Tidak apa-apa pak, bapak lanjutkan saja mengawasi mahasiswa lainnya. Hinata biar saya yang anta ke bawah" sambil melangkahkan kaki untuk turun ke bawah. Diam-diam Hinata menatap Naruto dari belakang.
"Maaf, pak. Saya mere-" ucapan Hinata terpotong ketika Naruto tiba-tiba menyela ucapannya.
"Jangan banyak bergerak, kau ini berat" ucap Naruto membuat Hinata sedikit kesal
"Kalau begitu kenapa bapak mau gendong saya, kan saya sudah bilang saya berat. Saya bisa jalan sendiri" Hinata kesal dan ingin turun dari pundak Naruto namun tidak bisa.
"Bukannya bilang terimakasih" protes Naruto pada Hinata yang sedaru tadi hanya mengoceh pada Naruto
"Terimakasih pak, maaf merepotkan" jawab Hinata malas.
"Memangnya ada ya orang yang berjalan sambil melamun" goda Naruto pada Hinata padahal Hinata sudah berusaha diam
"Saya hanya terkilir, bukan melamun. Salahkan saja batu-batu di jalan tadi"
Sepanjang jalan turun dari bukit, Hinata dan Naruto hanya saling mengoceh tidak jelas, sampai di tenda medis yang sudah disediakan oleh panitia.
"Oh, pak Naruto. Ada apa pak?" Wanita berambut panjang berwarna merah cerah itu bangkit berdiri saat melihat Naruto datang menghampiri tenda medis.
"Salah satu mahasiswa terkilir saat mendaki, tolong diperiksa" ucap Naruto sambil menurunkan Hinata ke sebuah kursi yang sudah dipersiapkan di tenda tersebut.
"Kenapa kau yang menggendong?" tanya wanita itu membuat Hinata menoleh ke arahnya
"Karin, tidak ada urusannya dengan siapa yang membawa kesini. Tolong periksa saja, dia mahasiswa ku" jelas Naruto
Hinata baru ingat dengan wanita itu, ternyata wanita itu adalah wanita yang duduk bersama Naruto saat sedang di cfae beberapa saat lalu. Hinata paham jika wanita itu berbicara kurang sopan dengan Naruto. Hinata juga baru tau, ternyata wanita itu adalah tim medis yang bertugas di kampus mereka.
"Kakinya terkilir dan hanya sedikit lecet. Dikompres air hangat saja dan ada obat pereda nyeri. Kau duduk saja" jelas Karin dan memberikan kompres air hangat di kaki Hinata dan menyodorkan beberapa obat padanya. Hinata hanya akan berbaring di tenda medis sampai kakinya lebih baik.
"Kau kenal dengannya?" tanya Karin pada Naruto yang sedang duduk di luar tenda
"Dia mahasiswa ku" jawab Naruto singkat
"Kurasa lebih dari itu" Mendengar perkataan Karin, Naruto semakin kesal
"Apa urusanmu, aku hanya mengantarkannya ke tim medis karna kakinya terkilir karna dia mahasiswa ku. Apa ada yang salah?!" Tanya Naruto sedikit membentak lalu meninggalkan Karin yang hanya bisa terdiam di depan tenda.
Sedangkan Hinata yang mendengar percakapan kedua orang itu merasa tidak enak namun tidak bisa berkata-kata apapun selain diam, tidak ingin menambah masalah baru.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
RomanceMenceritakan seorang Dosen yang dipaksa menikah dengan Wanita yang ternyata adalah Mahasiswanya sendiri. Semua menjadi rumit ketika satu kesalahan fatal terjadi diantara keduanya.