Part 32

405 19 2
                                    

Naruto, Hinata dan asisten rumah tangga mereka hari ini pergi untuk berbelanja di supermarket, membeli beberapa bahan makanan yang Naruto dan Hinata suka.

Seperti biasanya, Hinata selalu kalap melihat cemilan-cemilan yang disusun rapi di rak. Naruto mempersilahkan Hinata untuk mengambil cemilan sepuasnya, karna Naruto tau Hinata suka cemilan.

"Aku dan bu Sia mau ke tempat sayuran dulu, mau ikut?" tanya Hinata sambil mendorong keranjang menuju tempat untuk membeli sayuran.

"Aku mau lihat beberapa sabun cuci wajah dulu disini, nanti aku menyusul" jawab Naruto yang kini sibuk dengan banyak sekali sabun wajah karna meningat sabun wajanya dirumah sudah habis.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, sontak Naruto langsung menoleh kearah orang tersebut dan sedikit kaget saat tau orang itu.

Naruto hanya diam, menatap tajam ke arah lelaki tersebut, menunggu lelaki itu yang membuka suara terlebih dahulu.

"Kau, Naruto ya. Tidak sulit mengenalimu, padahal waktu itu kita baru bertemu sekali" ucap Hidan tersenyum

"Ada apa?" tanya Naruto singkat

"Maaf karna sudah membuat hubunganmu dan Karin bermasalah, tapi sepertinya kali ini kau benar-benar marah ya" ucap Hindan dengan nada sedikit mengejek. "Buktinya, kau tidak mau lagi menerima si Karin itu" Hidan tertawa

"Apa maumu?" tanya Naruto tidak mengerti

"Seharusnya kau urus saja wanita jalang itu, katakan padanya untuk berhenti menggangguku, aku yakin disitu ada benih mu juga, bahkan benih lelaki lain juga. Jangan munafik kawan" ucap Hidan membuat Naruto kesal.

"Berhenti bicara omong kosong" ucap Naruto lalu ingin beranjak pergi dari Hadapan Hidan

"Jangan munafik kawan, dia terus menggangguku dan keluarga ku, bagaimana jika keluarga ku tau tentang hubungan kami, haha padahal aku dengannya hanya sebatas bersenang-sena-"

Bughhhhh...

Sebuah pukulan keras mengenai wajah Hidan, sehingga menbuat pria itu terhuyung dan jatuh ke lantai, Hidan menatap tajam ke arah Naruto lalu dengan kesal bangkit berdiri ingin membalas pukulas Naruto, namun dengan cepat Naruto menghindar.

Beberapa orang yang lewat dan berbelanja disitu menjauh karna takut terkena pukulan dari kedua pria yang sekarang benar-benar dilanda emosi.

Hinata berlari ke arah Naruto ingin melerai perkelahian keduanya. Naruto sedikit terkejut saat tiba-tiba merasakan tangannya ditarik dan yang menarik tangannya tidak lain adalah istrinya sendiri yang memandangnya dengan tatapan cemas.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hinata khawatir

"Kenapa diam, kenapa tidak menjawab pertanyaan istrimu" ucap Hidan membuka suara

"Kau istrinya kan? Dia marah dan tidak terima karna aku menghina Karin, karna itu dia memukulku" lanjut Hidan dengan senyum liciknya

Naruto melayangkan tatapan tajam pada Hidan, membuat Hidan semakin tertawa karna Naruto tidak bisa melawan lagi.

"Apa yang kau harapkan dari laki-laki itu, laki-laki yang masih mencintai mantan kekasihnya" ucap Hidan. Naruto kesal ingin melayangkan satu tinju lagi di wajah Hidan namun tangannya ditahan oleh Hinata.

Hinata menarik tangan Naruto menuju mobil dan segera keluar dari tempat belanja. Alhasil, yang membawa semua barang belanjaan mereka adalah ART. Padahal masih banyak yang ingin Hinata beli, namun gagal karna keributan yang ditimbulkan oleh Naruto saat itu.

"Kau ini kenapa, itu tempat umum apa tidak malu berkelahi seperti itu. Jika ada yang mengenalmu bagaimana, apa mau nanti orang-orang tau bahwa kau adalah dosen yang suka berkelahi" Omel Hinata kesal dengan kelakuan Naruto hari ini

"Kau masih kesal mendengar orang menghina Karin? Kau sampai memukulnya juga dan membuat keributan di tempat umum? Sampai harus sebegitunya ya?" tanya Hinata semakin kesal saat tau alasan kenapa Naruto memukul pria itu.

Naruto hanya diam tidak bisa bahkan tidak berani menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh Hinata padanya. Keduanya kembali hening saat ART masuk ke dalam mobil setelah membereskan barang belanjaan mereka dan kembali pulang ke rumah dalam keadaan sama-sama hening.
.
.
Hinata yang tampak kesal berjalan dengan hentakan kaki yang sengaja di buat-buat. Melihat itu, Naruto mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari cara agar bisa membujuk Hinata yang sekarang tampak sedang marah.

Naruto takut jika harus menjelaskan semuanya sekarang, takut jika nanti dia akan salah bicara dan membuat Hinata lebih marah padanya.

Naruto mengikuti Hinata yang berjalan ke kamar, saat membuka pintu kamar dilihatnya Hinata sedang berbaring di tempat tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya.

Naruto mendekat dan mencoba menarik selimut dari wajah Hinata namun ditahan dengan kuat oleh Hinata.

"Aku bisa jelaskan, tapi dengarkan dulu dan bicara dengan baik" ucap Naruto mencoba untuk membujuk Hinata agar bicara dengan baik padanya.

Hinata membuka selimut yang menutupi wajahnya dan menatap ke arah Naruto seolah menunggu penjelasan dari Naruto.

"Aku memang marah, aku juga tidak tau kenapa aku begitu marah, tapi aku tidak suka jika aku disangkut pautkan dengan masalah yang mereka alami" jelas Naruto mencoba untuk memilih kata-kata yang tepat.

"Memangnya dia siapa?" tanya Hinata dengan wajah cemberut

"Dia..dia adalah ayah dari anak yang di kandung Karin" jawab Naruto membuat Hinata terkejut

"Dia bilang padaku untuk terus mengurus Karin supaya istri dan keluarganya tidak tau bahwa dia sudah menghamili perempuan lain, dengan kata lain dia menyuruhku untuk bertanggung jawab menggantikan dia, jelas aku tidak mau dan merasa tersinggung" jelas Naruto

"Bukannya kau tersinggung karna dia menghina Karin didepanmu?" tanya Hinata lagi mencoba untuk menggali lebih dalam

"Ya..aku juga marah karna, dia tidak pantas bicara seperti itu pada orang yang mengandung anaknya sendiri" jelas Naruto dengan nada tegas.

Mendengar itu, Hinata hanya menunduk mencoba memahami penjelasan dari Naruto.

"Itu terjadi karna kau memang masih peduli dan masih mencemaskan dia kan?"

"Tidak..bukan seperti itu. Aku hanya..hanya tidak suka ada orang yang bicaranya tidak sopan didepanku" bantah Naruto

"Benar..kau memang masih mencintainya. Dari sorot matamu saja kau sudah berbohong" Hinata kembali berbaring dan menutup seluruh wajahnya menggunakan selimut.

Naruto akhirnya bingung dengan kelakuan istrinya sekarang. Beberapa kali Naruto memeluknya namun selalu ditepis oleh Hinata. Naruto sudah kewalahan menjelaskan kepada Hinata namun sepertinya Hinata tidak terlalu percaya dengan penjelasan itu.

"Aku bersungguh-sungguh. Aku bukan seperti yang kamu pikirkan. Maaf karna sudah membuat keributan, aku hanya refleks karna dia mulai bicara yang tidak masuk akal, aku menamparnya supaya dia bisa diam, tapi ternyata dia malah bicara yang aneh-aneh lagi padamu." Jelas Naruto sambil tetap memcoba untuk memeluk Hinata.

Hinata hanya terus menggeleng dan sulit untuk dibujuk oleh suaminya itu.

Entah kenapa Hinata merasa sangat kesal setelah tau Naruto berkelahi karena Karin lagi, Hinata kira hubungan keduanya sudah benar-benar selesai. Namun nyatanya malah mendengar nama Karin lagi dan lagi.
.
.
TBC
Maaf guys jdi jarang update akhir-akhir ini. Semoga kalian masih tetap mau baca ya 🥰

 Semoga kalian masih tetap mau baca ya 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang