Part 33

363 19 1
                                    

Pagi-pagi sekali, Hinata sudah berangkat ke kampus meninggalkan Naruto yang masih tidur. Hinata masih merasa kesal pada Naruto atas kejadian yang terjadi kemarin.

Entah kenapa, keributan yang Naruto lakukan kemarin benar-benar menggangu Hinata. Sulit untuk melupakan dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan di kepala Hinata yang tidak mendapat jawaban.

Hinata berangkat ke kampus dengan taksi yang sudah dia pesan pagi-pagi. Hinata tidak langsung ke kampus, namun berhenti di sebuah mini market yang buka 24 jam, karna sekarang masih pukul 6.30 pagi, sedangkan kuliahnya masuk pukul 9 pagi.

Hinata membeli 1 cup mie instan dan 1 botol air mineral.

Hinata menyantap mie instannya dengan segera setelah matang. Hinata sedikit melamun tentang hubungannya dengan Naruto sekarang.

"Apa karna aku belum bisa menjadi istri yang baik?" Tanya Hinata pada dirinya sendiri.

Hinata mengingat bahwa setiap kali Naruto ingin menyentuhnya, Hinata selalu memasang ekspresi takutnya yang membuat Naruto pun tidak merasa nyaman untuk menyentuhnya padahal hubungan mereka cukup baik.

Hinata mulai menyalahkan dirinya atas apa yang sedang dirinya dan Naruto jalani sekarang.

Cukup lama Hinata duduk melamun di mini market, tanpa disadari jam sudah menunjukan pukul 8 pagi dan Hinata segera bergegas untuk kembali melanjutkan perjalanan nya ke kampus.

Sesampainya di kampus, orang pertama yang Hinata lihat adalah Toneri yang sedari tadi melihat ke arahnya sambil menunggu.

Hinata mendengus kesal, membelokkan sedikit langkahnya untuk menghindari Toneri yang kini malah mengejar dan mengikuti kemana perginya Hinata.

Toneri menghampiri Hinata dan memegang tangan Hinata hingga langkahnya terhenti tanpa menoleh ke arah Toneri, Hinata hanya diam.

"Hinata, tunggu" ucap Toneri menghampiri Hinata yang masih diam tidak menjawab apapun.

Hinata melirik ke arah Naruto yang saat itu baru sampai di depan kampus dan baru saja keluar dari mobilnya. Terlintas ide gila di pikiran Hinata.

"Ada apa, Toneri?" Hinata berbalik menghadapkan dirinya pada Toneri

"Aku mau minta maaf dengan cara yang lebih baik. Aku ingin mentraktir mu makan atau apapun asalkan kau mau memaafkan ku, aku benar-benar tidak bermaksud" ucap Toneri dengan bersungguh-sungguh.

"Boleh, kebetulan aku lapar dan belum sarapan" jawab Hinata antusias. Dari ujung matanya sambil melirik cepat ke arah Naruto yang berjalan menuju ruangannya.

Hinata kesal karna ternyata Naruto tidak melirik ataupun melihatnya sama sekali. Apa Hinata tidak terlihat olehnya.

"Ayo ke kantin, kau boleh pesan apapun yang kamu mau nanti aku yang akan bayar" Toneri dengan semangat sambil menggandeng tangan Hinata dan membawanya segera ke kantin.

Hinata tidak melawan ataupun berusaha melepaskan tangannya dari Toneri, karna ada satu hal yang ingin dia lakukan. Dengan adanya Toneri, mungkin akan menjadi lebih mudah.

"Kau yakin bisa makan semuanya sampai habis?" tanya Toneri saat melihat banyak sekali makanan yang dipesan oleh Hinata bahkan hampir satu meja penuh hanya oleh makanan.

"Kenapa, kau tidak iklas ya?" tanya Hinata yang dijawab gelengan cepat oleh Toneri.

"Tidakk..tidakk..aku senang kau makan banyak, aku hanya khawatir jika nanti perut mu sakit" ucap Toneri

Hinata memakan makanannya dengan lahap, tanpa disadari di ujung ada Naruto yang sedang memesan kopi, melihat ke arahnya dan Toneri dengan tatapan tajam. Namun, kedua orang yang sedang makan itu tidak menyadarinya terutama Hinata.

Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang