Part 27

310 20 4
                                    

Pagi ini Naruto bersiap untuk berangkat ke kampus setelah beberapa hari izin tidak masuk bekerja untuk mengurus ibunya.

Naruto juga belum pulang kerumahnya sama sekali, hanya menginap di rumah Ibunya selama tidak bekerja, bahkan sekarang pun masih berangkat bekerja dari rumah ibunya.

Naruto pikir akan sulit tinggal dirumahnya bersama Hinata jika Hinata tidak ada disitu. Walaupun keduanya tidur berpisah, tapi tetap saja kenangan Hinata sudah melekat dirumah itu.

Begitupun sejak tahu bahwa Karin menyelinap masuk kerumahnya, Naruto menjadi malas untuk pulang apalagi harus bertemu dengan Karin.

"Selamat pagi, Pak. Lama tidak bertemu" sapa Sasuke yang pagi itu juga sudah terlihat di kampus.

"Iya pak, jadi tidak enak merepotkan pak Sasuke karna harus menggantikan saya mengajar di kelas" jawab Naruto

"Tidak masalah, pak. Suatu saat nanti juga pasti saya butuh bantuan bapak" ucap Sasuka menepuk bahu Naruto dan pamit pergi untuk segera mengajar.

Pagi ini, Naruto kembali mengajar di kelasnya Hinata.

Sebenarnya hubungan keduanya masih belum baik, bahkan Hinata mengatakan bahwa dirinya tidak percaya pada Naruto, Hinata butuh bukti yang lebih akurat untuk berani percaya pada Naruto.

"Selamat pagi" sapa Naruto saat memasuki kelas yang sedari tadi sudah hening saat dirinya masuk. Mahasiswa tampak memperhatikan Naruto. "Pembelajaran kita sampai dimana, maaf saya lupa karna lama tidak turun ke kampus" lanjutnya.

Selama beberapa jam Naruto menerangkan dan menjelaskan materi yang ia paparkan, sekali-kali dirinya melirik ke arah Hinata yang tampak fokus menulis apa yang Naruto jelaskan saat didepan.

Naruto masih saja memikirkan cara untuk membujuk Hinata kembali padanya. Naruto ingin membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan semua yang Hinata dengar saat itu adalah kesalahpahaman saja.

Saat kelas Naruto selesai, semua orang keluar dari ruangan untuk beristirahat. Naruto bergegas kembali ke ruangannya karena merasa sangat pusing saat itu.

Terdengar suara ketukan pintu diruangan Naruto.

"Naruto.." panggil Karin yang saat itu sudah masuk kedalam ruangan Naruto tanpa permisi, melihat itu Naruto menjadi tambah pusing.

"Ada apa lagi?" tanya Naruto mala

"Apa kau mau menemaniku ke dokter, aku ingin cek kehamilan" tanya Karin

"Sekarang salah siapa? Kau hamil dan terus memintaku untuk mengakui bahwa itu anakku, meminta ku bertanggung jawab, kenapa tidak kau cari saja lelaki yang menghamilimu, minta dia untuk tanggung jawab, apa susahnya" jelas Naruto kesal pada Karin karna terus menerus mencoba umba membujuk Naruto.

"Ini bukan hal yang sepele, Naruto" ucap Karin

"Kalau tau begitu, kenapa malah tidur dengan laki-laki lain!" bentak Naruto. "Apa karna kau tau aku sangat mencintaimu dan tetap memaafkanmu, begitu. Maaf, aku buka laki-laki bodoh" Lanjutnya.

"Lalu aku harus bagaimana sekarang, jika kau tak ingin membantu, aku harus bagaimama, Naruto. Aku tidak tau harus kemana dan dengan siapa?" tangin Karin kini pecah memenuhi ruangan kerja Naruto.

Naruto yakin Karin kini juga sangat kesusahan sendiri, Naruto ingin saja hanya sekedar membantu, tapi Naruto sadar itu akan membuat hubungannya dengan Hinata berjarak lagi karna menimbulkan kesalahpahaman lagi.

"Kau bisa pergi sendiri, aku tidak bisa mengantarmu. Aku ada urusan mendadak" ucap Naruto lalu pergi dari ruangannya meninggalkan Karin yang masih saja menangis.

Karin menghapus air matanya dan tersenyum miris. "Lihat, apa kau akan pergi lagi jika kulakukan hal yang kau tak suka" ucap Karin.
.
.
"Hinatanya ada?" tanya Naruto pada Hanabi yang saat itu membuka pintu rumah keluarga Hiashi

"Ada, kak. Masuk dulu, biar ku panggilkan. Kebetulan didalam ada ibu" ucap Hanabi mempersilahkan Naruto untuk masuk.

"Selamat malam, bu" sapa Naruto pada ibu Hinata

"Malam, Naruto. Lama tidak bertemu"

"Iya, bu" jawab Naruto canggung. Bagaimana tidak canggung, Naruto bahkan merasa takut berhadapan dengan ibu Hinata setelah kejadian yang membuat Hinata pergi dari rumah.

"Kau ingin bertemu Hinata?" tanya ibu Hinata

"Iya, Bu. Saya mau menjemput Hinata pulang" jawab Naruto

"Hinata ada didalam. Pesan ibu, apapun masalah kalian, selesaikan dengan baik dan hati yang tenang. Pertengkaran dan kesalahpahaman itu pasti selalu ada, tergantung kita menanggapinya seperti apa. Jadi, ibu harap, jika memang masih ingin bersama selesaikan dengan baik, tapi jika memang ingin berpisah, selesaikan juga dengan baik, baik dengan orangtua maupun keluarga" pesan Ibu Hinata panjang lebar pada Naruto

"Baik bu, saya juga berniat menyelesaikan masalah ini dan menjemput Hinata pulang" jawab Naruto

"Tunggu dulu ya, nak. Ibu panggilkan Hinata" pamit Ibu Hinata untuk memanggil Hinata

"Ada apa?" tanya Hinata membuat Naruto sedikit terkejut dengan nada biacara Hinata yang terkesan jutek. "Maksudku, kau Hanabi. Ada apa masih disini, mau menguping?" tanya Hinata malas melihat Hanabi yang tetap berdiri di sebelah Hinata. Hanabi akhirnya pergi ke dalam meninggalkan keduanya diruang tamu.

"Ayo pulang" ajak Naruto pada Hinata

"Pulang kemana, ini aku sudah pulang kerumah" jawab Hinata

"Pulang kerumah kita" jawab Naruto sendu mendekatkan dirinya pada Hinata dan menyandarkan kepalanya dipundak Hinata.

Hinata sedikit terkejut namun tidak mencoba menghindar atau menepis Naruto.

"Tidak mau, ada Karin disana" jawab Hinata ketus

"Dia sudah tidak ada, tadi aku sudah telpon ART. Aku sudah melarangnya membukakan pintu untuk Karin. Sekarang, ayo pulang" ajak Naruto terus membujuk Hinata untuk pulang.

"Tidak ingin pulang sekarang, wajah wanita itu masih teringat saat duduk di sofa tempat ternyaman bagiku dan dia makan cemilan-cemilanku" ucap Hinata dengan nada sedikit merajuk.

"Berarti kita tidur disini saja" ucap Naruto dan dibalas anggukan oleh Hinata

Naruto sedikit terkejut dengan reaksi Hinata.

"Kau sudah tidak marah?" tanya Naruto memastikan

"Setelah ku pikir, apa salahnya mempercayai mu sekali ini. Jika memang itu bukan anakmu" jawab Hinata

"Iya..itu memang bukan anakku" ucap Naruto kini memeluk pinggang Hinata. "Ayo kekamar, aku ngantuk" ajak Naruto dengan cepat menarik tangan Hinata seolah-olah itu adalah rumah mereka sendiri.

Hinata sedikit tersipu namun tidak ingin memperlihatkan bahwa dirinya senang akan sikap Naruto.

Sebelumnya, Hinata dinasehati oleh ibunya. Sama seperti Nasehat yang diberikan ibu Hinata pada Naruto. Setelah beberapa kali diyakinkan oleh Naruto, Hinata mencoba untuk meyakinkan diri untuk percaya pada Naruto.
.
.
TBC..
Maaf baru update, ternyata akhir-akhir ini sibuk juga 😥

Maaf baru update, ternyata akhir-akhir ini sibuk juga 😥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang