Part 40

385 20 4
                                    

Beberapa jam berlalu, suara pintu terbuka memperlihatkan seorang dokter baru saja keluar dari ruang tindakan. Naruto bangkit menghampiri dokter tersebut dengan penuh harap.

Orangtua Hinata dan adiknya Hanabi kini juga sudah berada dirumah sakit bersama Naruto dan yang lainnya. Semuanya berharap mendapat kabar baik dari dalam sana.

"Operasinya berjalan dengan baik, selamat bayi anda lahir dengan baik dan normal. Bayi anda laki-laki." Ucap dokter tersebut Naruto merasa lega namun belum cukup lega sebelum mendengar kabar Hinata.

"Saat ini kondisi ibu sedang tidak baik, ibu Hinata banyak kehilangan darah dan harus menerima beberapa kantong darah. Saat ini pasien belum sadarkan diri, tidak bisa dijenguk dulu. Anda bisa lihat bayi anda di ruang bayi" ucap dokter tersebut

"Kenapa belum sadar, dok. Saya mau lihat istri saya sekarang" ucap Naruto mencoba untuk menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Pak..didalam sana ruang steril dan tidak sembarang orang bisa masuk. Percayakan ada kami, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri bapak. Sekarang bapak bisa menemui bayi bapak di ruang bayi, dia juga butuh ayahnya" ucap dokter tersebut kemudian berlalu pergi menunjukkan ruang bayi.

Naruto dan yang lainnya mengikuti kemana arah doker tersebut berjalan mendahului mereka. Dengan perasaan tidak karuan, Naruto harus pergi menemui bayinya karna benar apa yang dikatakan oleh dokter bahwa bayinya sekarang juga butuh dirinya.

Sesampainya di depan ruangan bayi, yang boleh masuk hanya Naruto. Sedangkan yang lainnya hanya bisa melihat dari balik kaca transparan yang memperlihatkan beberapa bayi di dalam ruangan itu.

Dokter menunjukkan bayi milik Naruto, bayi lucu yang sedang pulas tertidur itu harus minum susu formula karna ibunya sekarang tidak bisa memberikan ASI padanya.

Naruto menggendong bayi itu, menatap lembut ke arah bayi yang kini ada sal gendongannya. Bayi itu hanya menggeliat saat digendong oleh Naruto. Pipi merah bayi itu membuat Naruto menangis.

Menangis karna mengingat perjuangan Hinata selama masa kehamilan dan sekarang harus menjalani perawatan intensif setelah melahirkan anak mereka membuat Naruto sedih karna merasa tidak bisa membantu apa-apa untuk istrinya.

Naruto memegang jari-jari kecil bayi itu yang kemudian tangan Naruto digenggam erat oleh anaknya, membuat Naruto semakin terharu.

Naruto merasa lega karna anaknya lahir dengan normal dan selamat, tapi disisi lain, hati Naruto sedang tidak baik-baik saja. Pikirannya hanya tertuju pada istrinya ditambah lagi dia sekarang tidak bisa menemui istrinya sama sekali, tidak bisa berada di samping Hinata saat masa sulit Hinata.

Bergantian kini Kushina yang masuk ke dalam ruang perawatan bayi. Ia menggendong cucunya, menatap haru karna cucu nya sangat mirip dengan Naruto. Dari bentuk wajah hingga warna rambut pun semua milik Naruto.

"Andai Minato masih disini, dia akan senang melihat cucunya sangat mirip dengan Naruto, karna mewarisi warna rambut kakeknya" ucap Kushina mengelus lembut pipi bayi itu.

Disisi lain, Naruto beranjak ke depan ruangan perawatan Hinata. Tidak hentinya berdoa dan memohon agar Hinata bisa segera pulih dari tidurnya.

"Aku dengar ceritanya dari Sakura, bahwa Hinata belum siuman. Karna itu aku kesini" ucap Sasuke yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak Naruto.

"Berdoa saja, semua akan baik-baik. Hinata akan pulih seperti sedia kala. Kau harus tetap sehat supaya saat Hinata bangun nanti, kau punya tenaga yang cukup untuk merawatnya dan bayi kalian" Sasuke terus memberikan semangat pada Naruto yang tampak tidak bernyawa dengan tatapan kosong itu.

"Aku hanya butuh waktu" jawab Naruto. Karna biasanya aku selalu diurus oleh Hinata, jadi saat begini aku jadi tidak tau apa yang harus ku lakukan" lanjutnya lagi.

"Jika kamu sakit, siapa nanti yang akan mengurus bayi mu. Selain butuh ibunya, bayi juga butuh ayahnya" ucap Sasuke.

Naruto diam sejenak memikirkan perkataan Sasuke yang ada benarnya juga. Saat ini, dia lah orang satu-satunya yang bayinya butuhkan.
.
.
2 hari berlalu namun belum ada kabar baik dari Hinata. Kini Naruto sudah diperbolehkan untuk masuk ke ruang perawatan Hinata. Dengan keranjang bayi di samping ranjang Hinata.

"Boruto..namamu Boruto. Karna kau sangat mirip denganku. Kasian ibumu, tidak ada satupun darinya yang mirip denganmu" ucap Naruto sambil mengambil bayinya dari keranjang itu

Naruto menimang bayinya itu sambil berharap bahwa Hinata akan segera sadar dan bisa melihat putra kecil mereka. Setiap saat Naruto mengajak Hinata bicara walaupun tidak ada jawaban.

"Dulu saat masih mahasiswa, ibu mu cerewet sekali. Sering bicara dan marah tidak jelas. Ibumu juga sangat mudah cemburu. Jangan-jangan nanti ibumu hanya akan menuruni sifat-sifat itu padamu" ucap Naruto terus mengajak bayinya bicara.

"Nak..kau belum mandi, Boruto biar ibu yang gendong, kau harus mandi dan makan" ucap Kushina yang sekarang sudah datang bersama Ino dan Temari untuk menjenguk Hinata dan bayinya.

"Nanti saja Bu" jawab Naruto. Namun Kushina terus bersikeras agar Naruto mau mandi dan segera makan, akhirnya Naruto pergi pulang ke rumah untuk mandi dan makan.

"Yaampunn, lucu sekali kamu. Benar-benar seperti pak Naruto ya" ucap Ino yang terlihat gemas saat melihat Boruto yang tertidur pulas di gendongan Kushina.

"Kau lihat, dari rambut sampai bentuk wajah pun benar-benar mirip pak Naruto. Mungkin nanti dia akan kebagian sifat-sifat aneh Hinata saja" ucap Temari yang juga tak kalah gemas saat melihat Boruto.

"Hey..Hinata, kata dokter kondisimu sudah stabil tapi kau masih belum mau bangun, aku yakin kau akan protes saat melihat bayimu nanti" Ino berusaha mencairkan suasana, jauh didalam lubuk hatinya dia sangat sedih melihat kondisi sahabat nya itu.

Kushina hanya tersenyum dan sedikit tertawa mendengar perkataan dua orang sahabat Hinata itu yang setiap hari tidak pernah lupa menjenguk Hinata. Bahkan bisa datang 3 kali sehari hanya untuk memastikan kondisi Hinata.

Meskipun begitu, Hinata juga belum memperlihatkan kemajuan. Setelah diperiksa oleh dokter, semua kondisinya stabil tapi Hinata masih belum mau bangun.

Setelah beberapa saat, Naruto datang. Membawa buah-buahan dan makanan. Naruto tidak mau berlama-lama meninggalkan Hinata di rumah sakit walaupun ada Kushina dan teman Hinata yang menunggu disana.

Karna Naruto tidak mau melewatkan momen bila Hinata kembali bangun nanti pikirnya.

Naruto juga sangat telaten mengurus bayinya bahkan menyiapkan susu dan mengganti pampers bayinya terlihat sudah sangat mahir. Bagaimana tidak, setelah bayi mereka lahir, Naruto lah yang pertama kali mengurusnya hingga sekarang.
.
.
TBC
Ada yang masih menunggu kelanjutan cerita ini. Episode selanjutnya, mau ditamatin aja kali ya..
Jangan lupa vote dan komen guys 🙏🥰

Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang